part 12

661 14 0
                                    




Asslamu'alaikum reader, selamat membaca.

Jangan lupa vote sebelum membaca ya!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading














--------------Lanjutan-----------

Maulanda

Rasanya suntuk banget liburan hanya duduk di balkon rumah, orang tua pada sibuk sama urusan kantor sedangkan anaknya hanya menyendiri di rumah.
Setiap harinya hanya mandangin jalanan yang dipenuhi oleh pengendara yang bepergian entah kemana.

Gua berfikir bahwa setelah lulus sekolah gua bisa lebih bebas dari tekanan orang tua tapi ternyata malah gua di tekan harus ngelanjut study di London. Arrrgh gini amat si hidup gua.

Rasanya sangat nggak mungkin bisa ngelanjut study di London sedangkan nilai gua yang pas-pasan, dan juga gua malas ninggalin kota Jakarta, rasanya nyaman di Jakarta di bandingkan tempat lainnya.

✏✏✏✏

Gua capek dirumah sendirian akhirnya gua mutusin untuk pergi ke caffe sekedar untuk menengin fikiran gua.

Gua sudah sampai di caffe itu, caffe itu terlihat sedang ramai sekali tidak seperti biasanya, padahal hari ini adalah hari kamis dan masih pukul 10.00 jam kerja dan belum waktunya istirahat. Karena gua heran gua segera masuk ke caffe itu.

Gua lihat semua tempat sudah penuh. Sedangkan di depan ada yang sedang pameran karyanya. Tanpa sengaja gua ngeliat Indi sedang duduk sendirian sembari tersenyum ngeliatin yang sedang pameran. Entah apa bagus orang yang pameran itu.

Gua nyamperin Indi

“eeh bro, apa kabar lho?” gua kangetin Indi
“astagfirullah, kaget tau” Indi
“eh lho sendirian sini, kok handpone lho jarang aktif  sekarang, tumben?”
“sendirian? Nggak kok. Gue sama adek gue, tuh dia lagi pameran karya di depan”
“maksud lho?” tanya Maulanda bingung
“yaa, itu maksudnya gue sama adek angkat gue Sandra” Indi
“jadi bener teroris itu Sandra yang sering kita bully” Maulanda
“kalo iya memangnya kenapa? Ingat ya adek gue bukan teroris seperti yang lho kata!”  tunjuk indi ke muka Maluanda
“kok lho berubah gini ndi, nggak nyangka gua sama lho” Maulanda
“gue nggak berubah, kalian yang ngerubah gue paham nggak lho”

Mendengarkan itu Maulanda hanya diam tanpa kata sedikitpun. Maulanda melihat Indi meneteskan air matanya. Belum pernah Maulanda maupun temannya yang lain melihat Indi meneteskan air matanya sedikitpun baru kali ini Maulanda melihat Indi meneteskan air mata


✏✏✏✏

Sandra

Hari ini aku pameran karya terbaruku di sebuah caffe. Aku di temani sama kak Indi. pertama kalinya aku di temani sama kakakku untuk pameran, biasanya sendirian kalo nggak sama teman dari pesantren.

Pada saat aku sedang memasarkan karyaku kepada orang-orang tak sengaja aku melihat kakak aku sepertinya sedang debat dengan orang yang sepertinya tidak asing di mataku. Karena aku lagi pameran aku tetap melanjutkan pameranku.
Sekarang aku udah selesai pameran, aku melihat kakakku nangis, sedangkan laki-laki itu hanya menatap kakakku yang sulit di artikan. Aku nyamperin kakakku yang sedang nangis dalam diam, aku mendekati kakakku sembari memeluknya dan bertanya “kakak kenapa nangis?” tanyaku tanpa mempedulikan orang itu

Istriku Ustadzah  (TERBIT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang