Senja kala itu, tepat 8 tahun yang lalu aku membiarkan Aruna terduduk lemas di trotoar yang dingin. Aku bertekad untuk pergi dari Aruna, karena kurasa aku tak lagi mencintainya. Aku sedang jatuh cinta dengan teman satu fakultasku. Gadis secantik bunga melati, lisannya lembut, perilakunya hangat dan senyumnya mampu membuatku terbang ke langit ketujuh. Dia gadis idamanku, dia lulusan pondok ternama. Ilmu agamanya kuat dan dia punya dunia yang sama denganku. Tidak seperti Aruna. Ketika itu, kita memang jarang bertemu Aruna sibuk dengan segala macam kegiatan kampus, menulis dan kader jurnalistiknya. Aku juga sibuk dengan segala penelitianku di kampus. Sedangkan aku dengan gadis ini, menjadi dekat kami satu tim penelitian. Kami sering berbincang bukan hanya ketika bertemu tapi juga via chat. Dia gadis yang ramah namun sopan. Bahkan saking sukanya dengan gadis ini, aku sering mengabaikan chat dari Aruna.
Hingga akhirnya, aku berani melamar gadis itu di depan kedua orang tuanya. Ketika itu usiaku tak lebih dari 20 tahun. Tapi kata dia lebih baik segera menikah daripada terbawa nafsu. Namun, aku menyadari ada yang janggal. Dan ternyata itu Aruna, dia masih dengan statusnya sebagai kekasihku. Hingga sore itu, aku meneleponnya.
Tut tut tut
"Hei, Assalamualaikum Jelek" katanya dengan riang.
"Waalaikumsalam, kamu lagi apa?" Tanyaku berbasa-basi.
"Baru aja pulang dari kampus, tumben banget ni telfon ada apa?" Tanyanya.
"Ayo kita ketemu, tunggu aku ya. Aku berangkat ke kampusmu" ucapku.
"Siaaaaaap jeleeek, aku tunggu ya" jawabnya dengan sangat riang. Dan hal ini yang membuatku tak tega. Namun, aku tak mau menyakitinya semakin dalam.
Jujur, aku sering menyakiti dia. Bukan hanya sekali ini aku jatuh cinta dan dekat dengan wanita lain. Dulu ketika masih SMA pun aku juga sering seperti ini. Kalian boleh menyebutku brengsek, aku pantas mendapatkan predikat itu. Ketika kujemput dia dengan motor kesayanganku. Seperti biasa dia akan mengelus motor kesayanganku dengan berkata 'Hai motornya si Jelek, Tuan Putri mau naik lo' sungguh menggemaskan jika diingat.