Part 16 (SELESAI)

10K 660 22
                                    

"Shani" Panggil sang papa pada shani yang baru saja ingin keluar dari rumah untuk menemui gracia sekaligus mengantarkan surat perceraian mereka

"Ya pa, ada apa?"

"Kamu mau bertemu dengan gracia kan?"

"Iya pa, kenapa emang nya?"

"Papa temenin ya?" Tawar nya, tapi shani menolak

"Gak usah pa, aku bisa pergi sendiri kok" Kata shani

"Tapi sayang... "

"Pa, aku tau papa khawatir sama perasaan aku sekarang. Tapi papa tenang aja, aku gak akan kenapa-napa kok. Dan aku pastikan nanti pulang dalam keadaan baik-baik aja tanpa mata yang sembab, ok!"

Papa shani tidak menjawab, tapi ia membawa shani ke dalam pelukannya.

"Oke, kamu hati-hati di jalan ya sayang"

"Iya pa, yaudah kalo gitu aku berangkat ya"

Papa shani mengangguk, lalu ia menatap kepergian shani dari teras rumah nya.

"Bye sayang"

"Byee!" Balas shani sambil melambaikan tangan

Mobil yang dikemudikan shani kini sudah pergi meninggalkan rumahnya. Dan papa shani tentu saja tidak melepaskan shani dengan pergi begitu saja. Tapi papa shani langsung menyuruh anak buah nya untuk menjaga shani. Setelah itu papa shani kembali masuk untuk melihat kedua cucunya yang sedang berada di kamar bersama desy dan viny.

Sementara shani selama diperjalanan menemui gracia, ia mencoba meyakinkan diri kalau dia bisa menerima semua ini. Dia bisa hidup tanpa gracia, perempuan yang tidak akan pernah membalas cinta nya.

"Aku pasti bisa tanpa kamu gracia, aku pasti bisa!" Gumam shani seperti itu berkali-kali sepanjang jalan

20 menit shani menempuh perjalanan, akhirnya ia sampai di tempat tujuan. Dimana gracia sudah menunggu nya di sebuah taman yang ada di pusat kota.

"Hay" Sapa shani pada gracia diiringi senyumnya

"Hay, duduk ci"

Shani pun duduk di sebelah gracia, sambil memangku map yang isi nya surat perceraian mereka yang sudah ditanda tangani oleh shani.

"Langsung aja ya ge, ini surat perceraiannya. Aku sudah menandatangi nya sesuai yang kamu minta"

"Oh, ok ci" Diambilnya map itu oleh gracia dengan tangan yang entah kenapa tiba-tiba gemetar. Seperti ada sesuatu yang menyuruh gracia untuk jangan mengambil map tersebut

"Kamu kenapa ge?" Tanya shani saat melihat ada yang aneh pada gracia

Gracia pun menepis sesuatu yang menganggu pikirannya itu sambil menggelengkan kepala ke arah shani.

"Gak, aku gpp" Jawab gracia yang akhirnya map itu sudah ada di tangannya

Shani tersenyum

"Kalau gitu aku langsung pulang ya, sekali lagi makasih" Kata shani yang sudah bangun dari duduk nya

"Tunggu dulu ci!"

Belum ada selangkah shani berjalan, gracia menahan pergelangan tangan shani.

"Ada apa lagi ge? Apa ada yang kurang?"

"Bukan" Jawab gracia yang sekarang sudah bangun dari duduknya dan saling berhadapan dengan shani

"Terus, apa?"

"Aku mau minta satu permintaan sama kamu sebelum kita pergi dari sini, boleh?"

Shani mengangguk

"Boleh, apa itu?" Tanya shani

Gracia tidak menjawab, tapi ia semakin mengikis jaraknya dengan shani. Setelah itu....

Cup!

Gracia mengecup bibir shani, menempelkan nya disana dengan lembut. Shani yang merasakan kecupan hangat dari bibir gracia rasanya ingin merobohkan pertahanannya sejak awal untuk tidak terbawa perasaan lagi dengan gracia.

Ya Tuhan, lembut sekali bibirnya. Manis, hangat, dan ini pertama kali nya aku melakukan ini dengan seseorang. Dan gracia adalah orang pertama yang mencuri ciuman pertamaku. Batin shani yang memang selama ia berpacaran dengan viny pun belum pernah melakukan kissing, baik itu di bibir, pipi, atau bahkan kening sekalipun

Merasa puas dengan ciumannya, gracia pun melepaskan bibirnya dari bibir shani.

"Makasih ci, makasih sekali lagi untuk semua kebaikan yang kamu dan papa kamu kasih ke keluarga aku. Maaf kalau aku tidak bisa membalasnya, dan justru terlalu sering mengecewakan kamu" Gracia melepaskan pelukannya pada shani, lalu menatap ke dalam kedua bola mata shani yang indah

"Aku sayang kamu ci, sampai bertemu dilain waktu"

Setelah mengucapkan kata perpisahan itu, gracia pun langsung pergi dari hadapan shani. Membuat shani yang masih berdiri di tempatnya terdiam terpaku mendengar ucapan gracia tadi.

Dia sayang aku? Sayang apa yang dimaksud gracia? Apa sayang sebagai kakak, atau lebih dari itu? Huhh....entahlah, bingung aku. Batin shani yang sekarang juga sudah pergi meninggalkan taman bersama kenangannya dengan gracia tadi

Sementara gracia yang sudah dalam perjalanan pulang bersama laki-laki yang katanya sangat dicintainya itu terus memikirkan ciumannya dengan shani tadi. Ciuman yang gracia berikan di bibir shani. Entah kenapa gracia merasakan jantungnya berdebar-debar saat bibir mereka saling bertemu.

Kenapa aku ingin merasakan ciuman itu lagi dengan ci shani. Kenapa bibir ci shani sangat memabukan? Astaga gracia, ingat kalian sama-sama perempuan. Dan kamu juga sudah ada Brandon, kalian secepatnya harus menikah. Jangan sampai kesalahan yang kemarin terulang lagi. Batin gracia sambil memohon ampun pada Tuhan

Dan pada akhirnya shani dengan gracia pun bercerai.



SELESAI


⏩⏩⏩

Terimakasih🙏

Kawin Kontrak [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang