Part 28

4.9K 372 5
                                    

Beberapa hari sebelumnya...


"Ko, ke kantor opah yuk!"

"Ngapain?"

"Main aja, mau ketemu mami"

"Pulang aja lah, gue cape mau tidur siang"

"Ish, sebentar aja ko"

"Huhhh.. Yaudah deh iya"

Shami akhirnya menuruti permintaan adik kembarnya itu, dan sekitar menempuh perjalanan 15 menit dari rumah chika. Akhirnya mereka sampai di kantor sang opah, dan keduanya langsung menuju ke ruangan sang opah.

"Papa berhak atas cio, karena gracia sudah menukarnya dengan biaya pengobatan adiknya yang sakit waktu itu. Jadi papa gak akan biarkan kamu memberikan cio pada gracia atau bahkan buat kamu bisa bersatu sama gracia. Karena itu semua gak akan terjadi shani!"

"Papa jahat!"

"Terserah kamu mau berkali-kali bilang papa jahat. Kan yang memulai ini semua kamu sendiri. Kamu bohongin papa tentang pernikahan kontrak kalian itu. Jadi jangan salahkan papa kalo sekarang papa gak akan kasih kesempatan apapun buat kamu untuk berhubungan dengan gracia, mengerti!"

Shami dan cio yang masih berada di depan ruangan sang opah mendengar suara tangisan dari dalam sana, yang kedua nya yakini itu adalah suara tangisan sang mami.

"Dengar shani, jangan kamu bahas masalah ini lagi. Karena papa sudah menguburnya rapat-rapat. Cukup kamu tau siapa cio sebenarnya, tapi tidak perlu kamu berusaha memberikan dia pada gracia ibu kandungnya. Karena papa tidak akan membiarkan mereka, atau bahkan kamu berhubungan lagi dengan gracia"

Shami yang berada di samping cio langsung menatap adik kembarnya itu. Dan tatapan mereka pun bertemu dengan tatapan yang sama-sama terkejut setelah mendengar apa yang baru saja mereka dengar.

"Ko, j-jadi cio... "

"Lebih baik sekarang kita pulang sebelum opah sama mami liat kita disini" Ditariknya cio yang berusaha menahan tangis dari kantor sang opah

Setelah masuk ke dalam mobil, baru lah tangis cio pecah dan shami langsung membawa cio ke dalam pelukannya.

"Kita pulang ya" Kata shami dan cio mengangguk

Sesampainya di rumah cio sudah tidak lagi menangis, tapi cio jadi pendiam. Bahkan makan siang nya pun cio lewatkan hanya untuk mengurung diri di kamar. Hal itu tentu saja mengundang ke khawatiran shami pada sang adik.

Jadi gue sama dia bukan anak kembar, dan itu kenapa gue sama dia beda. Batin shami yang memperhatikan cio dari luar kamar

Flashback off

"Mulut koko bau amis" Kata cio setelah shami melepaskan pagutannya pada bibir cio

"Ya maaf, tadi kan gue  makan ikan hehe"

"Yaudah ah cio mau cuci mulut dulu" Cio bangun dari duduk nya menuju kamar mandi. Dan shami mengikutinya dari belakang, membuat cio heran

"Ngapain koko ikutin cio?"

"Mau liat lo cuci mulut" Jawab shami yang masih berdiri di belakang cio

"Lebay, cio cuma mau cuci mulut aja diliatin" Cio mulai mencuci mulutnya, dan shami yang berada di belakang cio tiba-tiba saja melingkarkan tangannya ke perut cio. Membuat cio kaget dengan perlakuan shami

"Koko ih lepas!"

"Gak mau" Tolak shami yang semakin mengeratkan pelukannya pada cio

Shani yang kebetulan masih berada disana segera masuk ke dalam kamar cio. Karena shani tidak ingin ada sesuatu yang lebih dari sekedar ciuman dilakukan oleh shami dan cio.

Kawin Kontrak [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang