Part 34

4.6K 324 20
                                    


Sudah lima hari sejak kepulangannya dari rumah sakit, shami hanya duduk di sisi ranjang sambil menatap kosong ke arah balkon kamar yang terbuka. Wajah tampannya yang dulu menjadi idola di sekolah, kini terlihat sangat pucat. Bahkan berat badan shami menurun drastis. Tubuh kekarnya pun tidak lagi terlihat istimewa.

Shani yang melihat kondisi shami semakin memburuk itu pun menangis setiap waktu. Ingin rasanya ia kembali melihat senyum dan canda tawa shami seperti sebelumnya.

"Sham, makan dulu ya sayang"

"Sham gak laper mi" Selalu seperti itu yang Shami katakan pada shani

"Tapi sayang, kamu belum makan apa-apa dari kemarin. Kamu cuma minum air putih aja. Jadi sekarang kamu makan ya, sedikit aja" Tangan shani yang sudah menyodorkan shami sendok ditepis pelan

"Ok kalo kamu gak mau makan, terus kamu mau nya apa hmm?"

Shami yang ditanya seperti itu langsung menatap shani di sampingnya.

"Cio, aku mau dia mi" Jawab shami, yang tentu saja shani tidak bisa langsung mengabulkannya

"Sayang, mami bikinin kamu susu aja ya"

"Mi-" Ditahannya tangan shani oleh shami saat ia ingin beranjak dari duduknya

Setelah itu shami menatap penuh mohon pada shani yang ada di sampingnya.

"Sekali ini aja temuin shami sama cio, setelah itu shami janji akan jauhin cio"

"Tapi sham..."

"Please mi!" Mohon shami yang sekarang bersujud di kaki shani

Jujur sham, mami sedih liat kamu seperti ini. Mami juga ingin mempertemukan kamu sama cio. Tapi opah, dia gak akan biarkan itu terjadi. Batin shani

"Sham, liat mami" Diangkat nya wajah shami oleh shani

"Mami akan bicarakan hal ini ke opah, semoga opah mengijinkan ya sayang"

"Beneran mi?"

"Iya"

"Makasih ya mi" Dipeluk nya shani oleh shami

"Iya sayang sama-sama, tapi sekarang kamu makan ya"

Shami mengangguk, lalu mulai menerima suapan demi suapan dari shani.

Semoga papa mengijinkan shami bertemu dengan cio. Batin shani

**

"Pa, bisa kita bicara sebentar?"

"Bisa, kamu duduk dulu aja papa mau kirim e-mail dulu ke Rachel"

Shani mengangguk, lalu duduk di kursi yang ada di depan meja kerja sang papa.

Tak lama shani menunggu, akhirnya sang papa selesai dengan pekerjaan nya.

"Jadi apa yang mau kamu bicarakan sama papa, hmm?" Tanya papa shani sambil menatap shani di depannya

"Ini tentang shami pa" Jawab shani

"Shami? Ada apa lagi sama anak itu? Apa dia melakukan sesuatu?"

Shani menggeleng

"Dia sama sekali tidak melalukan apa-apa pa, tapi dia minta ke shani untuk mempertemukan dia dengan cio" Ucap shani yang langsung mendapat tatapan tajam dari sang papa

"Terus apa jawaban mu ke shami?

"Shani belum jawab apa-apa, dan shani kesini untuk memohon ijin ke papa"

"Maksud kamu memohon ijin untuk mempertemukan shami dengan cio?"

Shani mengangguk

"Hah, gak akan shan. Papa gak akan mempertemukan dia dengan cio, sampai kapanpun gak akan" Kata papa shani sambil mengepalkan tangannya

"Tapi pa, shami janji ke shani kalo ini terkahir kali nya buat dia ketemu cio"

"Lalu apa kamu percaya begitu saja dengan omongannya?"

Shani mengangguk

"Ya, shani percaya. Aku ibu nya pa, dan aku yakin dia akan menepati janji nya. Please pa, shani mohon!" Kini shani melakukan apa yang tadi shami lakukan kepada nya.

"Bangun shan, jangan kamu lakukan ini hanya untuk anak itu"

"Enggak, shani gak akan bangun sebelum papa ijinin shami bertemu dengan cio!" Shani terus bersujud di kaki sang papa

Shami yang melihat hal itu langsung masuk ke dalam ruang kerja sang opah.

"Mami" Panggil shami

"Sham"

"Mami gak perlu lakuin itu, biar aku yang mohon sama opah. Opah tolong ijinin sham bertemu sama cio, sekali ini aja dan untuk yang terakhir kali nya. Sham janji opah setelah itu Sham akan jauhin cio" Mohon shami yang ikut berlutut seperti yang shani lakukan

"Bangun!" Diangkatnya tubuh shami oleh sang opah, lalu ditatap nya shami dengan tatapan tegas dari pria yang dulu sering memarahi shami jika membuat cio menangis

"Apa omongan kamu bisa dipegang?"

"Hmm" Jawab shami dengan anggukan kepala

"Baik, kalau begitu besok pagi opah akan antarkan kamu bertemu dengan cio. Tapi ingat sham dengan janji mu, kalau sampai kamu melanggarnya. Opah tidak akan segan-segan berbuat lebih dari yang kemarin"

"Iya, opah bisa pegang janji sham"

Setelah itu papa shani menyuruh shani membawa shami ke kamar nya.

Semoga saja anak itu bisa menepati janji nya. Batin papa shani



⏩⏩⏩

Yak bentar lagi END
Mau bikin vindes aja

Kawin Kontrak [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang