Part 32

4.8K 340 15
                                    

Shami akhirnya dilarikan ke rumah sakit yang sama dimana chika dirawat setelah tak sadarkan diri akibat dicambuk oleh papa Shani. Dan sekarang shami masih terbaring lemah, bahkan belum sadarkan diri sejak sejam yang lalu.

Desy dan viny bersama anak-anaknya langsung datang ke rumah sakit ketika bi minah mengabari mereka.

"Shan, gimana keadaan shami? Dia baik-baik aja kan?"

"Belum ci, shami masih belum sadar" Jawab Shani yang ada di pelukan gracia

"Ini gimana ceritanya sih shan? Kenapa shami sampe dicambuk gitu sama bokap lo?" Tanya desy yang menatap penuh tanya ke Shani

"Ceritanya panjang ci, aku gak bisa cerita ini di depan anak-anak kamu" Kata Shani sambil menatap kedua putri viny dan desy

Keduanya yang mengerti maksud Shani langsung menyuruh ayana untuk mengajak yupi pergi sebenar.

Setelah keduanya pergi, baru lah Shani menceritakannya kejadian tadi pada desy dan viny. Yang membuat kedua nya begitu shock mendengar nya.

"Apa? Jadi selama ini shami suka sama cio?"

"Iya ci"

Desy menatap tak percaya ke Shani

"Gila shan, ini bener-bener gila" Pusing desy

"Aku juga gak habis pikir ci, kenapa mereka seperti itu" Tangis Shani

"Kalo kaya gini caranya, gak ada pilihan lain selain memisahkan mereka shan"

"Tapi ci... "

"Shan, desy benar kalo kamu harus memisahkan shami dengan cio. Cukup kita yang seperti ini, jangan anak-anak kita" Kata viny menambahkan

"Tapi kak, aku gak bisa jauh dari cio ataupun shami"

"Shan, kamu hanya beda jarak sama mereka. Bukan beda dunia, jadi udah gak ada tapi-tapian"

Shani pun langsung menatap gracia yang ada di sampingnya saat ini.

"Ok, kalo gitu aku akan kembalikan cio ke gracia" Ucap Shani sambil menatap gracia

"Ci, kamu serius?"

"Hmm, aku serius"

Viny dan desy saling pandang, lalu kedua nya pun mengangguk setuju.

"Setuju, memang ada baik nya cio kembali pada gracia. Supaya mereka gak terus-menerus bertemu setiap hari. Kalo perlu kamu pindahkan sekolah cio dan chika" Saran viny

"Tapi tunggu dulu deh, om Deva pasti gak akan setuju sama keputusan kita ini. Tapi nanti gue bakal bantu ngomong ke bokap lo shan. Supaya dia setuju sama ide kita ini"

"Iya terserah cici aja, aku ikut"

"Ok, kalo gitu nanti gue ke rumah"

Ayana yang diam-diam menguping sambil menutup telinga yupi pun shock mendengar nya.

Jadi selama ini shami suka cio, bukan suka sama gue? Terus maksud dia perkosa gue waktu itu apa? Apa karena shami cemburu gue suka cio, dan dia marah. Batin ayana yang masih berdiri di tempatnya bersama yupi

Sementara di rumah papa Shani sekarang masih terlihat berantakan meski bi minah dan beberapa anak buah nya sedang membersihkan nya.

"Togas, mana kunci kamar cio?"

"Oh ini boss"

"Kalo gitu saya tinggal ke kamar cio dulu"

"Baik boss"

Kini papa Shani sedang berjalan menuju ke kamar cio yang dimana cio sedang menangis di dekat lemari sambil memeluk kedua lututnya.

"Cio" Panggil papa Shani yang sudah membuka pintu kamar cucu bungsu nya itu

Melihat keberadaan cio di dekat lemari, ia pun mendekati cio yang tengah menangis. Lalu duduk bersila di depan cio yang sedang menangis.

"Maafin opah ya" Itu lah kata-kata yang sejak tadi ingin papa Shani katakan ke cio. Dan cio pun tau maksud kata maaf yang sang opah katakan pada nya

"Cio mau pulang ke mama?" Tanya papa Shani dan cio mengangguk

"Cio mau ikut mama, opah"

"Mau ikut mama?"

"Hmm" Angguk cio

"Berarti nanti cio ninggalin Opah dan lupain Opah dong" Ucap papa Shani sambil mengeluarkan air mata

"Enggak, cio gak akan ninggalin Opah. Karena dihati cio akan selalu ada Opah. Dan cio juga gak akan lupain Opah, mami dan kak sham. Cio akan selalu sayang sama kalian, tapi plis ijinin cio ikut mama"

Sepertinya aku memang harus memberikan cio ke gracia, dan ini demi kebaikan shami juga. Tapi bagaiamana kalau kekhawatiran shami ke cio yang akan mendonorkan jantungnya untuk chika? Aku harus bagaimana Tuhan? Aku tidak ingin kehilangan penerus ku ini, dia adalah pewaris yang bisa aku andalkan untuk meneruskan karir perusahaanku. Batin papa Shani

"Opah, cio boleh kan ikut mami?" Tanya cio sekali lagi, dan tanpa cio duga sang Opah mengangguk

"Iya boleh, cio boleh ikut mama" Jawabnya, membuat cio tersenyum senang mendengar nya

"Makasih ya Opah makasih" Dipeluk nya papa Shani oleh cio

"Iya sayang"

Sham, maafkan Opah. Batin papa Shani

Shami sendiri yang sudah sadarkan diri langsung mencari keberadaan cio sambil menangis.

"Cio mana mi? Cio mana?"

"Sayang, cio ada di rumah sama Opah"

"Bohong, kalian gak bawa pergi cio dari aku kan? Gak kan mi?"

Shani pun langsung menatap satu persatu ke arah gracia, viny dan desy

"Gak kok sayang, cio beneran lagi ada di rumah sama Opah. Tadi kamu kan ingat kalo dia lagi di kurung sama Opah di dalam kamar"

"Tapi shami mimpi cio pergi mi"

"Sayang, itu cuma mimpi"

Shami yang tak sengaja bertemu pandang dengan gracia menatap wanita itu penuh amarah.

"Jangan coba-coba ambil cio dari aku tante! Dan yang seharus nya mendonorkan jantung untuk chika itu tante sendiri, bukan cio!" Marah shami pada gracia

Shani memberi kode desy dan viny untuk membawa gracia keluar dari kamar rawat shami.

"Tante gracia mau kemana? Tante jangan pergi dan jangan bawa adik aku! Tante gracia arrrggghhh!" Drang shami saat ia yang berusaha bangun tapi merasakan sakit di punggung nya

Shit!. Umpat shami dalam hati

Sayang, kenapa harus kaya gini sih. Kenapa kamu harus punya perasaan salah itu ke cio. Batin Shani yang menatap shami sedih



⏩⏩⏩

Jangan lupa sholat jumat nya gaes

Kawin Kontrak [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang