Part 23

5.9K 476 13
                                    

Tanpa perlu berfikir lagi, shani langsung mendekati gracia dan memeluk erat wanita yang sudah bertahun-tahun tidak shani ketahui kabar nya lagi. Dan sekarang wanita itu sudah ada dalam pelukannya.

"Cici" Tangis gracia

"Ge, aku kangen"

Keduanya saling menangis, membuat ketiga remaja itu menatap heran pada kedua nya.

"Mami kamu kenal sama mama ku kak?"

"Entahlah, seperti nya mereka teman lama"

Cio mengangguk setuju dengan ucapan shami, sepertinya mereka memang teman lama yang tidak bertemu bertahun-tahun.

"Tapi kalo cio liat-liat kok mama kamu mirip sama..... " Belum selesai cio mengatakannya, shami dan chika sama-sama menatap ke arah cio

"Sama elo!" Tunjuk shami ke cio

Cio menatap kaget shami yang menunjuk ke arahnya, lalu meraba wajahnya sendiri.

"Lah iya ya, kok mama kamu mirip sama aku sih Chik?" Bingung cio

Gracia dan shani yang masih saling berpelukan kini melepas pelukan mereka ketika mendengar keributan dari ketiga nya.

"Kamu kenapa cio?" Tanya shani pada cio yang masih memegang wajahnya sendiri

"Mami bisa jelasin ke cio, kenapa wajah tante itu mirip sama cio?"

Shani yang di tanya seperti itu seakan paham dengan yang dimaksud cio.

"Mami jawab!"

"Cio sayang, sebenarnya... "

Drrtt... Drrtt...

"Sebentar ada telfon" Kata shani pada cio

Sementara shani mengangkat telfon yang masuk di handphone nya. Cio sendiri sibuk memperhatikan wajah gracia yang sangat amat mirip dengannya.

"Pantes aja waktu aku liat kak cio, aku kaya liat mama ku. Aku pikir ya biasa aja orang mirip, tapi yang ini mirip banget" Kata chika ke shami

"Terus kamu mikirnya mereka apa? Ibu sama anak gitu?"

Chika menggelengkan kepala "entahlah"

"Tapi kalo menurut aku sih enggak mungkin, karena cio itu adik kembar aku. Ya walaupun kita kembar tapi beda" Kata shami

Shani yang sudah kembali setelah menerima telfon, tiba-tiba saja langsung mengajak cio dan shami pulang. Karena ada sesuatu yang penting yang membuat mereka harus pulang sekarang juga.

"Ge, aku minta no telfon kamu" Kata shani sebelum pergi sambil memberikan handphone nya pada gracia

Gracia yang sempat bingung apakah ia harus memberikan nomor nya pada shani atau tidak. Akhirnya mengerikan nomor telfon miliknya di handphone shani.

"Yaudah kalo gitu aku pulang dulu ya ge. Chika, cepat sembuh ya sayang. Tante, shami dan cio pulang dulu" Pamit shani pada keduanya

"Iya tante, makasih ya. Hati-hati dijalan kalian"

Sekarang shani dan kedua putranya sudah pergi meninggalkan rumah sakit tempat chika dirawat. Dan kini mereka sedang dalam perjalanan pulang ke rumah.

Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, cio terlihat diam saja sambil menatap keluar jendela. Membuat shani sadar dengan sikap cio yang seperti itu.

Ini pasti ada hubungannya sama kejadian di rumah sakit tadi. Cio pasti masih penasaran kenapa wajahnya sangat mirip dengan gracia. Batin shani.

Setengah jam menempuh perjalanan, akhirnya mobil yang dikemudikan shani sudah terparkir rapih di tempatnya. Cio lebih dulu turun dan masuk ke dalam, lalu disusul oleh shami dan juga shani.

Sesampainya di dalam, ketiga bertemu dengan papa shani yang sudah menatap tidak bersahabat dengan shani.

"Shami, cio, kalian masuk ke dalam kamar" Perintah sang opah

"Iya opah"

Keduanya kini sudah pergi dan hanya menyisakan shani bersama sang papa di ruang tamu.

"Pa, tadi katanya sakit? Kok ini malah liatin aku kaya gitu sih?"

Bukannya mendapat jawaban, shani malah di bawa masuk ke dalam ruang kerja sang papa.

"Pa, kenapa sih?"

"Kamu yang kenapa? Kenapa kamu ajak cio dan shami bertemu dengan gracia hah?!"

Shani menatap bingung sang papa, dari mana sang papa tau kalau tadi dia bertemu dengan gracia.

"Papa kok tau kalo tadi aku... "

"Desy yang memberitahukan papa kalo kamu bertemu dengan gracia di rumah sakit bersama cio dan juga shami"

"Tapi pa pertemuan aku sama gracia itu gak disengaja. Aku gak tau kalo mama nya chika, teman sekolah shami dan cio adalah gracia" Jelas shani

"Papa tidak peduli mau itu hanya kebetulan atau apapun, yang jelas jangan sampai cio tau siapa gracia dan siapa dia sebenarnya. Kamu paham shani Indira natio!"

Shani mengangguk

"Paham pa"

Setelah itu papa shani keluar dari ruang kerja nya, dan meninggalkan shani yang masih berdiri di tempatnya saat ini.

Cio yang sudah berada di dalam kamarnya, sekarang tengah berdiri di depan kaca besar yang memantulkan seluruh tubuh cio.

"Kenapa mama nya chika mirip cio ya? Apa cio bukan.... Ah gak boleh mikir yang aneh-aneh. Cio anak mami, dan cio adik kembar nya koko shami. Mungkin cuma kebetulan aja cio mirip sama mama nya chika. Iya, pasti cuma kebetulan aja" Cio mencoba meyakinkan dirinya dan menepis pikiran-pikiran aneh yang mulai menghantui cio saat ini

Shani yang tak sengaja mengintip cio tentu saja mendengar apa yang cio katakan barusan.

Cio, kalo kamu tau yang sebenarnya. Apa kamu akan benci mami, opah dan shami? Maafkan mami sayang. Batin shani



⏩⏩⏩

Gak yakin nih greshan bersatu 😌

Kawin Kontrak [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang