01

12.3K 937 41
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Siapa cinta pertamamu?

Jika seseorang bertanya pada Jaemin, siapa cinta pertamanya, maka dengan lantang ia akan menjawab; Of course, Lee Jeno.

Tak akan ada yang mampu menolak pesona seorang Lee Jeno. Pria berdarah Korea-Amerika itu mempunyai daya tarik tersendiri bagi wanita maupun pria cantik berstatus submissive lainnya. Termasuk Jaemin yang beruntung mendapatkan pria itu.

Mereka menjadi pasangan yang terlihat serasi. Bahkan tak jarang pujian terlontar untuk dua sejoli itu.

'Kau serius, Jen?'

Hingga suatu hari, di hari pertama salju turun, Jaemin mendapat kejutan istimewa. Jeno dengan gentle -nya melamarnya di sebuah kafe yang sudah ia sewa khusus malam itu. Jeno kala itu berlutut di hadapannya. Mengulurkan sebuah kotak merah beludru berisi cincin perak yang tampak elegan.

'Aku tak mau berlianku terlalu lama menunggu. Dan aku ingin segera memilikimu seutuhnya, Na.'

'Kau mau 'kan, menjadi istriku? Menemaniku hingga menua nanti?'

Hati siapa pun pasti akan bergejolak bahagia ketika mendapat lamaran romantis dari kekasihnya. Tanpa terkecuali Na Jaemin yang tanpa ragu menerima pinangan pria Lee itu.

Air mata Jaemin lolos kala mengingat moment itu. Perasaannya campur aduk. Ia tak mampu mendeskripsikan perasaannya. Terlalu sulit.

"Sayang? Kau menangis?"

Sebuah sapuan lembut menyentuh kedua pipinya. Sosok tampan yang berbaring di sampingnya tampak khawatir. Dalam sedetik, Jaemin mampu mengulas senyum. Pria itu menggeleng pelan, lantas kedua tangannya melingkar manis di pinggang prianya.

"Tidak apa-apa, Sayang. Aku hanya sedang mengenang masa lalu indah kita." Kepalanya mendongak.

Ditatapnya wajah Jeno yang begitu teduh. Tampak tampan meski matanya masih sayu. Ada sebuah perasaan yang kembali singgah di hatinya, dan Jaemin sangat membencinya.

"Ah ... maaf, Sayang," Jaemin gelagapan, "Oh ya, satu jam lagi kan kau harus pergi. Cepatlah mandi!"

Jeno menepuk keningnya. Terlalu larut dalam kebahagiaannya bersama Jaemin hingga melupakan segalanya.

Pria itu mengecup sekilas kening pasangan hidupnya, sebelum bergegas ke kamar mandi. Bahkan Jeno hampir saja terjungkal jika saja ia tak bertumpu pada ujung meja.

Jaemin terkekeh pelan. Setelah sosok Jeno hilang di balik pintu kamar mandi, senyum yang sejak tadi menghiasi wajahnya pudar. Tergantikan oleh raut penuh luka yang selalu hadir selama ini.

"Apa aku masih bisa terus berada dalam rengkuhanmu, Jen?"

Tbc

Give Me Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang