04

6.9K 715 36
                                    

Dulu, Jaemin selalu betah berada di tempat ini bersama Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dulu, Jaemin selalu betah berada di tempat ini bersama Jeno. Taman buatan di belakang rumah mereka menjadi saksi bahwa dunia punya pasangan serasi.

Dulu, tempat ini penuh canda tawa. Kata manis selalu terdengar merdu di telinga Jaemin. Tak ada kata bosan apalagi muak di benak Jaemin saat Jeno melemparinya dengan rayuan mautnya. Bahkan semakin lama, Jaemin semakin candu.

Namun semua hanya tinggal kenangan bagi Jaemin. Tempat yang dikelilingi dengan berbagai bunga ini terasa sunyi. Hanya terdengar bunyi kicauan burung. Jaemin merasa sesak, apalagi otaknya tak henti merangkai kejadian manisnya bersama Jeno.

"Terkadang, aku menyesal terlahir sebagai pria."

Jaemin bergumam lirih. Matanya berpendar. Merekam jelas setiap moment yang tercipta kala 'badai' itu belum datang. Kala kebahagiaan masih berada dalam genggamannya.

"Tapi kau selalu berhasil membuang rasa penyesalanku, Jen."

'Cinta tak memandang, apakah kau pria ataupun wanita. Cinta itu hadir kala dua hati saling terikat. Dan kau tahu kan, kalau hatiku selalu akan terikat bersamamu?'

Seseorang datang mendekat. Suara langkah kaki terdengar di telinga Jaemin. Beberapa detik Jaemin berharap Jeno lah yang datang, lalu memeluknya dengan penuh cinta. Namun harapan itu hanya akan menjadi semu belakan. Sosok pria bertubuh jangkung dengan kacamata membingkai matanya-lah yang berjalan ke arah Jaemin.

"Menangislah, Na. Jangan kau pendam. Ingat, aku akan selalu menjadi sandaranmu saat dunia berhasil menjatuhkanmu."

Pria itu mendaratkan dirinya di samping Jaemin. Tanpa persetujuan, ia meraih tubuh kurus itu agar bersandar di bahunya.

Keduanya diam. Jaemin masih bungkam. Hingga beberapa waktu menikmati kesunyian, Mark --pria yang menjadi sandaran-- merasakan bahunya basah. Tak ada kata yang keluar dari bibirnya. Mark masih memberi waktu Jaemin meluapkan perasaan sesaknya, karena ia tahu, kalimat penenang saja tak ampuh meredakan rasa sakitnya.

"Dia melupakanku, Kak."

"Cintanya padaku mungkin sudah hilang."

"Aku gagal mempertahankan cintanya untukku."

"Sesak sekali, Kak."

Mark tak tahu, seberapa sesak yang Jaemin rasakan. Hanya dengan mendengar keluh kesahnya saja sudah membuat hati Mark ikut perih. Tak tahan, Mark melingkarkan kedua lengannya di tubuh Jaemin, memerangkapnya dalam pelukan hangat. Berharap tindakan kecilnya mampu membuat hati adik kecilnya lega. Namun yang terjadi, isakan Jaemin terdengar semakin menyayat di hati Mark.

"Aku ingin diperhatikan seperti wanita itu, Kak."

TBC :v

TBC :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Give Me Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang