10

6.9K 707 102
                                    

Jika Tuhan memberi kita satu kesempatan untuk hidup seribu tahun, aku akan dengan setia menunggu hatimu terbuka untukku 

"Jadi, dia di LA?"

Sepuntung rokok tersemat di kedua belah bibirnya. Pria itu dengan tenang menghisap nikotin itu, tanpa peduli paru-parunya akan memberontak atas aksi nekatnya. Bibirnya membentuk lengkungan ke atas. Hatinya yang telah lama hampa kini mulai bergejolak. Ada harapan yang tersemat di sana walau tak sedikit ada secuil rasa sesak.

"Mana yang kau bilang bahagia, Na Jaemin?"

Kabar Jaemin rela suaminya menikah lagi telah sampai di telinganya. Hatinya panas. Bergemuruh. Emosinya siap meluap. Tanpa sadar, pria itu membuang asal rokok yang sejak tadi menemaninya menikmati senja di kota Seoul. Selama bertahun-tahun ia dipaksa berkorban, merelakan cinta pertamanya demi sosok sahabat. Lee Jeno. Sahabatnya semasa masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.

"Kenyataannya kau hidup menderita, Na." Air matanya lolos, membasahi kedua pipinya. "Kenapa kau harus menjadi manusia sebodoh ini?"

Ia merutuk kesetiaan Jaemin pada Jeno. Namun ia juga begitu iri pada Jeno yang mampu membuat Jaemin tak berkutik.

"Aku berharap kau mampu menjaga Nana-ku, Jen. Jangan biarkan dia terluka."

Saat itu, dengan hati yang lapang, ia berhenti mengejar cinta Jaemin. Berharap Jeno mampu menjaga cinta pertamanya dengan baik. Namun kini hatinya hanya terselimuti amarah. Merasa pengorbanannya merelakan Jaemin selama ini sia-sia.

"Mungkin memang ini kehendak Tuhan untuk mempertemukan kita kembali, Na."

💚

Jaemin menatap seseorang yang tengah mendekapnya dengan erat. Tubuh kurusnya sepenuhnya berada dalam pelukan Jeno. Seharusnya Jaemin merasa tenang dan nyaman. Namun semua tak lagi sama.

Jaemin merasakan sesak yang terus memasung hatinya. Bayangan di saat Jeno memgucapkan janji suci selain bersamanya terus mengacaukan pikirannya.

"Jen..."

Jaemin memanggil lembut sang suami yang masih terlelap. Tangannya mengguncang bahu Jeno. Namun saat suara lirih Jeno menyapa pendengarannya, Jaemin terpekur.

"Yeji, aku masih mengantuk."

Tangan Jaemin terkulai lemas. Bibir pucatnya bergetar lirih. Dadanya mulai sesak, tapi pria itu masih berusaha kuat meredam rasa sakitnya.

Dengan tangan bergetar, Jaemin melepas pelukan Jeno. Pria itu lalu melangkah pelan menuju kamar mandi. Membawa luka baru yang tercipta dari bibir sang suami.

"Setiap satu goresan ini tercipta untukmu, Jen."

Lagi. Jaemin kembali menoreh sebuah goresan di lengannya hingga menciptakan cairan merah kental keluar dari luka itu. Bersama dengan guyuran air, Lee Jaemin kembali menangis.



TBC

Mampus klean. Silakan mengumpat :v

 Silakan mengumpat :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Give Me Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang