Jika dia tak mampu menjagamu, biarlah aku yang akan menggantikanmu. Biar kuberi satu sayapmu yang telah rapuh dengan milikku
Jaemin melangkahkan kedua tungkainya di sepanjang deretan pertokoan. Kebutuhan rumah tangga sudah mulai menipis, dan pria itu tak mungkin membagi tugas ini dengan Yeji. Wanita itu tengah mengandung anak dari suaminya. Ia tak akan sekejam itu menyuruhnya melakukan pekerjaan berat. Seperti yang terjadi kemarin lusa. Jaemin yang kewalahan mengerjakan pekerjaan rumah meminta Yeji membantunya menyiram tanaman.
"Siapa yang menyuruhmu mengerjakan pekerjaan rumah, Yeji?"
Yeji menghentikan aktivitas menyiram tanaman, lantas menatap Jeno. Wanita 24 tahun itu mengembuskan napas pelan. Suaranya yang lembut menyapa gendang telinga sang suami.
"Kak Jaemin, Jen. Tapi--"
"Kau tak boleh melakukan aktivitas berat dan dia menyuruhmu mengerjakan pekerjaan rumah?"
Belum sempat Yeji menyelesaikan ucapannya, Jeno memotongnya dengan nada dingin. Pria itu melangkahkan kakinya dengan cepat. Netranya menangkap sosok Jaemin yang tengah sibuk menjemur pakaian.
"Lee Jaemin!" teriaknya seraya menarik kasar bahu Jaemin.
Jeno terdiam sejenak. Namun tatapannya menusuk ke dalam mata Jaemin. Memiliki seorang anak adalah impian Jeno, jadi wajar baginya untuk melindungi Yeji.
"Kau tahu kan kalau Yeji hamil anakku? Kenapa kau menyuruhnya membantumu melakukan pekerjaan rumah?"
Jaemin sudah bisa menebak. Pria di hadapannya ini pasti akan menumpahkan amarahnya. Tak ada lagi yang mampu ia lakukan selain pasrah.
"Jeno, jangan salahkan Kak Jaemin. Aku--"
"Diam Lee Yeji!"
Tubuh Yeji kaku. Matanya memandang prihatin Jaemin yang menahan sakit akibat bahunya dicengkeram erat Jeno.
Wanita itu merasa menjadi tokoh antagonis di sini. Namun semua yang terjadi padanya bukan kehendaknya. Bayi dalam kandungannya hadir karena cinta."Kau kan tak mampu memberiku keturunan. Tak seharusnya kau memperumit segalanya, Na. Jika sampai aku melihat Yeji melakukan pekerjaan rumah, aku tak akan segan-segan menghukummu."
Hati Jaemin sudah terlalu rapuh. Perkataan Jeno tempo lalu mampu menciptakan sedikit luka. Setelah mendapatkan cacian dari Jeno, pria manis itu mengurung dirinya di kamar. Berharap hatinya akan pulih kembali, tapi sepertinya semua sia-sia.
"Selamat datang, Jaeminaa!"
Jaemin mengerutkan keningnya. Seseorang melangkah pelan ke arahnya. Sosok itu begitu familier bagi Jaemin. Hingga saat keduanya saling berhadapan, Jaemin menyunggingkan senyum manisnya.
"Apa kabar Hyunjin?"
TBC
Aku pindah up siang aja ya. Kalau pagi sama malem nggak bisa up 🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me Your Love
Fanfiction"Apa kau benar-benar mencintaiku, Jen?" Nomin as Love Art worker: ig @_jn.h.art.