09

6.4K 720 67
                                    

Pagi itu keluarga kecil itu melakukan aktivitas seperti biasa. Jaemin akan bangun pagi seperti biasa untuk membuatkan makanan. Hanya saja, kali ini Yeji ikut turun tangan membantunya. Entah Jaemin harus bersyukur atau tidak. Meski Yeji bukanlah sosok jahat yang selalu ada dalam drama, tapi pria manis itu tetap merasa enggan untuk memulai obrolan.

Pria manis itu lebih memilih menghindar saat Yeji mencoba untuk lebih dekat dengannya. Bukan karena ia benci pada Yeji. Jaemin hanya terlalu takut hatinya kembali semakin retak.

"Kak Jaemin, aku--"

"Aku memang menjijikkan. Ibu benar. Aku ini sampah."

Masih terngiang begitu jelas di pikiran Jaemin saat sang ibu mertua menyebutnya dengan sebutan 'sampah'. Bertahun-tahun menjalin cinta dengan Jeno hingga kini berstatus sebagai sepasang suami-istri, restu tak pernah didapat.

"Seharusnya aku menolak pernyataan cinta Jeno saat itu. Mungkin hatiku tak akan sesakit ini."

Dulu, Jaemin hidup dikelilingi oleh semua orang yang mencintainya. Tak jarang banyak yang menyatakan cinta padanya. Namun Jaemin terlanjur jatuh hati pada pemuda Lee yang kini berstatus sebagai suaminya.

💚

Jaemin adalah pria manis yang terkenal akan parasnya yang rupawan. Bulu matanya lentik, bahkan kaum Hawa pun dibuat iri melihatnya. Selain itu, Jaemin adalah pribadi yang supel dan ramah mampu memikat hati siapa pun, termasuk dua pria paling populer di sekolah. Lee Jeno dan Hwang Hyunjin.

"Kenapa kau tak memilih Kak Hyunjin saja, Na?" Haechan bertanya sembari mengamati adik kembarnya yang tengah memandangi langit malam.

Jaemin menatap kakaknya sekilas. Senyum teduh terukir indah di kedua belah bibirnya. Hatinya tengah berbunga-bunga, Haechan merasa bahagia memihatnya meski jauh di dalam lubuk hatinya ia kecewa.

"Namanya hati tak bisa diatur ke mana ia akan berlabuh, Kak." Jaemin kembali mendongak, menatap langit malam. "Seperti kau yang lebih memilih Lucas daripada Renjun."

Haechan membenarkan, tapi tetap saja hatinya masih mengganjal. Pria itu menyentuh bahu sang adik, membimbingnya untuk masuk ke dalam kamar mereka.

Memilih mengistirahatkan diri, berharap esok akan jauh lebih baik.

💚

"Kak Jaemin, aku minta maaf, seandainya aku tak hadir di kehidupan kalian mungkin..."

Yeji menaruh spatulanya di atas penggorengan. Bibirnya terasa kelu hanya untuk menyambung kalimat yang ingin ia utarakan pada sosok manis di depannya. Posisinya di sini juga serba salah. Apalagi ada kehidupan lain yang tumbuh di dalam rahimnya.

"Tidak usah meminta maaf, aku tak apa-apa. Aku hanya perlu belajar menerima nasibku saja."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






TBC

Yang nagih pokoknya harus komen vote nih 😏 ini udah pake kekuatan menumbuhkan semangat nulis loh

Give Me Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang