XIII

161 24 5
                                    


"maaf jika merepotkan tuan" ujar jaehwan.

Keduanya tengah dalam perjalannan ke apartemen minhyun.

"tidak masalah" ujar minhyun sambil memamerkan senyum tampannya.

Keduanya terdiam sesaat.

Minhyun tengah fokus pada jalanan.
Sedangkan jaehwan fokus menenangkan jantungnya yang rasanya seperti mau meledak.

"jaehwan-ah" panggil minhyun.

"n..nde?"

"aku...ahhh tidak, bukan apa-apa"

Jaehwan menatap minhyun bingung.

"ada apa tuan jika ada yang ingin disampaikan, tuan tinggal bicara saya akan mendengarkan" ujar jaehwan.

Minhyun menghela nafas berat.

"itu...aku ingin nama panggilan lain"

"hah?"
Jaehwan ber 'hah'ria.

"k...karena eomma, aku yakin orang akan tau jika aku memiliki kekasih ja..jadi aku rasa aneh jika ada kekasih menyebut kekasihnya tuan"
Ujar minhyun.

Minhyun tau sekali bagaimana eommanya itu. Mulut eommanya itu tidak bisa di kontrol dia akan bercerita pada semua orang jika saat ini minhyun anak sulungnya yang diprediksi akan menjadi bujang lapuk sudah memiliki kekasih.

Jaehwan mengangguk mengerti.
"jadi saya harus memanggil tuan dengan sebutan apa?"

Minhyun memasang tampang berfikir.

"entahlah mungkin yeobbo atau chagi akan bagus. Bagaimana?"

Jaehwan kaget.

"ba..bagaimana jika Hyung"

Minhyun mengerutkan dahi.
"kenapa ?kau tidak suka nama panggilanku?"

Jaehwan mengeleng
"aku..hanya.."
Jaehwan menggaruk tengkuknya sambil menunduk malu.

Gemasss.
Minhyun tertawa lalu mengacak rambut jaehwan.

"arra kalau begitu panggil aku hyung, oke?"

Jaehwan mengangguk mengerti.
"baik tua_maksudku hyung"

Minhyun tersenyum.

"baiklah karna sudah sampai kau bisa turun"

Mata jaehwan membulat.

"su...sudah sampai?" tanyanya sambil menengok keluar memastika dia memang sudah berada di lingkungan apartemen minhyun.

"kita sudah sampai 5 menit yang lalu" ujar minhyun sambil melirik jaehwan
Senyum jahil terukir di wajahnya.
"wae? Kau kecewa karna akan berpisah denganku?"

Jaehwan menggeleng.
"bu..bukan begitu"

Minhyub melunturkan senyumnya
"ahhh jadi kau suka aku tinggalkan?"

Jaehwan gelagapan kepalanya menggeleng ribut.

"bu...bukan begitu... Aishhh hyung!"
Jaehwan kesal dan tanpa sadar merengek pada minhyun.

"heol lihat, berani merengek sekarang ya"

Minhyun mencubit pipi jaehwan gemas.

Jaehwan merengut "hyung!"

Minhyun terkekeh pelan.
"arraseo turunlah, aku mungkin akan pulang cepat hari ini jadi tolong buatkan makan malam ya"

Jaehwan mengangguk lalu segera turun dari mobil minhyun.

"hati-hati hyung" ucap jaehwan.

minhyun tersenyum lalu mengangguk.

"aku pergi dulu sampai nanti jae.. Ahh yeobbo"
Minhyun mengedipkan mata lalu segera tancap gas meninggalkan jaehwan yang mukanya memerah.

Jaehwan segera menggelengkan kepalanya.

"apa-apaan kenapa aku begini? Seperti perempuan saja" bisiknya pada diri sendiri.

Jaehwan menatap lurus kedepan
"tapi...aku harusnya tidak mengaharap apapun, bagaimanapun ini kan....pura-pura" ujar jaehwan sambil tersenyum miris lalu menyeret langkah menuju apartemen minhyun

Drtttt... Drtttt...

Jaehwan tercekat lalu dengan segera meraih ponsel di saku celananya.

Bibirnya melengkung memebentuk senyuman ketika tau siapa yang menelfonnya.

"hyung~"
Seru jaehwan setelah mengangkat panggilan telfon itu.

"............"

"arra, maaf soal yang tadi nanti akan aku jelaskan tapi tolaong rahasiakan hal itu"

"..........."

"tentu! Kapan?"

"............"

"baik, kabari aku"

"............."

"aku?  Tentu bekerja"

"............"

"arraseo sampai nanti"

Tut.

Panggilan terputus.
Jaehwan menghela nafas sejenak sebelum melangkah masuk ke apartemen minhyun.











Housekeeper




Itu yang nelfon jae......



Bukanlah daku!

😊

Lagi musim sakit
Jaga kesehatan ya! Jangan begadang baca ff teross
Jangan nge hp tross

Karna apapun sakitnya yang salah pasti HP!
*EMAK AKU BANGET INI!*

HOUSEKEEPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang