1. Si Pecinta Wanita

9.8K 703 191
                                    

Deru napas memenuhi kamar seluas lima kali sembilan meter. Kamar yang memiliki nuansa remang-remang karna hanya ada satu lampu tidur yang menyala. Di atas ranjangnya, dua tubuh manusia saling menyatu dengan si wanita membelakangi pasangannya. Lenguhan-lenguhan terdengar meski permainan sudah selesai.

Ini yang dinamakan neraka rasa surga, Darren suka. Amat suka sampai-sampai dia sendiri diperbudak oleh para lucifer yang selalu mengelilingi.

Sebuah senyum terbentuk di bibir saat Darren meremas sebelah pantat pasangannya malam ini. Ponsel yang sengaja dia taruh di samping bantal tiba-tiba menyala menampilkan sebuah pesan dari nomor andalan. Perlahan, Darren mencoba melepaskan diri dari kehangatan nikmat yang dia sendiri sulit untuk merelakan.

"It's over," gumamnya menuruni ranjang. Masih dengan bertelanjang dia mengambil ponsel lalu pergi ke kamar mandi.

"Aku ngantuk ...."

Sebelum menutup pintu, Darren melirik wanita yang sering kali disebut one night stand dengan tatapan datar. Dalam hati dia mendengkus, kata mengantuk masih sering digunakan oleh wanita-wanita yang pernah dia tiduri, hanya untuk alasan agar mereka bisa berlama-lama di ranjang Darren.

Biasa, pikirnya lalu menutup pintu kamar mandi rapat-rapat.

Darren menaruh ponsel yang menampilkan dua pesan di layarnya. Belum juga sempat untuk dia buka. Darren memilih memutar kran shower dan mengguyur badannya sampai bersih.

Ponsel yang tadi sengaja ditaruh di atas tempat sabun cuci kembali menyala. Sambil membersihkan diri di bawah guyuran air, Darren membaca sekilas pesan tersebut sebelum melanjutkan menggosok rambut.

Jam lima sore.

"Darren ... aku butuh kamar mandi!"

Kran shower diputar sampai airnya tak lagi menetes. Setelah membebat bagian pinggangnya dengan handuk, dia mengambil ponsel lalu membuka pintu kamar mandi.

Kini di depannya terlihat seorang wanita naked yang menggeliat menahan buang air kecil. Sebelah alis Darren terangkat. Meski sebelumnya dia tergoda dengan kemolekan dan keseksian wanita itu, kini Darren lebih merasakan jijik.

Bukannya segera masuk ke kamar mandi, wanita di depan Darren justru menggigit bibir bagian bawah, tergoda melihat pemandangan panas di depannya.

"Kamu kok udah mandi? Kita belum selesai main." Telunjuk lentik wanita itu menari di depan otot perut Darren. "Sekali lagi?"

Darren menghalau wanita di depannya kemudian memilih pergi ke walk-in closset. Ada hal yang lebih penting daripada harus menuruti keinginan one night stand-nya.

"Darren?"

"Keluar dari apartemenku setelah selesai. Aku ada perlu." Dengan gerakan cepat Darren mengenakan kemeja dan celana kantor.

"Ini jam berapa? Emang kamu mau ke kampus lagi sore-sore begini?"

Hanya lirikan singkat yang dilayangkan Darren kepada wanita telanjang di ambang walk-in closset-nya. Mungkin wanita itu tidak punya malu, atau ia memang sengaja menggoda Darren supaya kembali menanggalkan pakaian dan bermain seru di atas ranjang.

"Hm." Darren melirik jam di pergelangan tangan. "Jam enam tepat, apartemenku harus kosong."

Darren mengenakan jas sebagai outfit terakhir sebelum keluar dari walk-in closset. Dia menyempatkan mengecek ponselnya dan mengambil kunci mobil.

"Kita bisa keluar bareng, kok kamu tinggalin aku gitu aja, sih?"

Satu senyum miring terukir di bibir Darren. "Trash is always left after we use it."

• That Somebody's Me! •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang