7. Can't be Yours

5.1K 527 89
                                    

"Kee?? Keesha? Kamu udah bangun??"

Teriakan itu menyerap di otak dengan kecepatan paling tinggi yang pernah ada. Kedua mata Keesha membuka lebar. Posisi tubuhnya yang tidur menelungkup, seketika bangkit dengan jantung berdebar kencang.

"Shit! Kakimu. Rghh ...," geram seseorang di samoing ranjang.

Keesha berdecak. Baru turun dari ranjang saja, ia sudah harus berurusan dengan manusia sinting yang memaksa tinggal di kamarnya sampai pagi menjelang. Diliputi amarah yang masih tersisa sejak semalam, Keesha menendang bagian samping perut Darren.

"Bangun!" Keesha berjongkok, ditepuknya pipi Darren yang masih memejamkan mata di lantai samping ranjangnya. Hanya beralaskan selimut saja, Darren bisa tidur selelap itu?

"Bangun, Mommy dateng, Darren!"

"Kee?? Ini udah jam setengah tujuh, kamu kerja siang??"

Ketukan kembali terdengar. Sesuatu yang membuat Keesha semakin dilanda rasa panik. Tak punya pilihan lain, ia menampar pipi Darren keras-keras.

"What the—"

"Sstt!! Get up."

Mereka saling menatap dengan tatapan berbeda yang hanya bisa dipahami dalam diam. Sampai dengan ketukan di pintu kembali terdengar, Darren baru bisa berpikir jernih dan keluar dari sisa kantuk, sadar apa yang barusaja terjadi saat matanya bahkan masih memejam sebelumnya.

Sambil mengumbar sumpah serapah, Darren mengambil jaket denim yang semalam dia lepas ke sofa kamar Keesha. Lelaki itu bergerak cepat sekaligus bingung untuk mencari tempat persembunyian, sementara Keesha sudah pergi ke pintu kamar.

Closset? Darren menggeleng. Itu adalah tempat nomor satu yang pastinya akan dicurigai sebagai tempat persembunyian.

"Tunggu apa lagi?! Sembunyi, Darren!!" bisik Keesha kelewat gemas melihat Darren hanya bergerak kebingungan.

Sumpah serapah kembali terlontar dari mulut Darren. Setengah berlari Darren menghampiri Keesha untuk bersembunyi di balik pintu kamar.

"Kamu gila?!" Keesha melotot galak.

"Buka pintunya."

Tidak ada pilihan lain, tangan Keesha bergerak memutar kunci pintu kamar sebelum membukanya. Sebuah akting bangun tidur dilakoni Keesha saat menatap Dana yang membawa sebuah nampan berisi makanan.

"Morning. Semalem kamu lembur sampai harus kesiangan, Kee?" Dana menyerahkan nampan di tangannya kepada Keesha. Menu sarapan berat dengan susu rasa strawberry kesukaan Keesha.

"Maaf, aku telat ikut sarapan. Daddy jadi ke kantor pagi ini, Mom?"

"Kamu nggak kasih masuk Mommy lebih dulu, Kee?" tanya Dana balik. Kerutan samar di kening Dana hanya mendapat lirikan sekilas dari Keesha yang memilih meminum susu.

Keesha menggeleng kecil sambil menatap Dana dari bibir gelas. "No," ucapnya setelah selesai minum.

"Jam delapan Keesha berangkat. It's time to you to back in the kitchen, Mom." Keesha mengembalikan gelas kosong bekas susu rasa strawberry kesukaannya kepada Dana. Wanita yang jelas-jelas sudah tidak bisa dikatakan sebagai daun muda lagi, meski wajahnya masih begitu cantik, terlihat tersentak dan meraba dada.

"Oh, ini jam berapa? Mommy lupa, adik kamu minta dibuatin omelette saus kapri. Aduh ... udah tua bawaannya lupa." Masih terus menggerutu, Dana menuruni anak tangga tanpa berpamitan dengan Keesha.

Sebuah helaan napas terdengar. Satu masalah selesai saat ia menutup pintu kamar. Keesha menoleh ke kanan, menatap ruang hampa yang sebelumnya menjadi tempat persembunyian Darren, yang kini kosong. Lelaki itu ternyata sudah lebih dulu menyelinap pergi saat ia berbicara dengan Dana.

• That Somebody's Me! •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang