10. WINB🐵

1.7K 176 23
                                    

Dasya berbaring di ranjangnya tapi sedari tadi Dasya berbolak-balik sambil menghentak-hentakan kakinya keudara, tanganya dengan kuat meremas novel di tanganya. Kalimat demi kalimat di sana begitu indah dengan alur cerita cinta yang begitu manis-- kisah cinta dua anak SMA beda jenis itu begitu mengesankan-- Dasya baper, Dasya ingin seperti itu.

Tapi boro-boro seperti itu, ceritanya saja begini-begini terus. Berputar seperti itu-itu saja. Tidak ada kisah manis seperti pasangan-pasangan di cerita novel. Hanya kisah cinta semu yang di rasakan sendiri dan berakhir patah hati, seperti saat rasa Dasya berpusat pada Vano dan mengalami patah hati akhirnya.

Apa hatinya yang mulai mendapatkan nama baru ini akan berakhir sama. Dimas? Cowok baik yang namanya kini terus Dasya pikirkan akan sama. Plak-plak Dasya menepuk pipinya pelan menghentikan pikiran yang di anggapnya jelek.

Kini mata Dasya berpindah menatap foto dua sepasang anak SMA yang menjadi cast dalam cerita novel tersebut. Satu kata yang ada di benak Dasya saat melihat cast tokoh cewek itu--- Cantik.

Huh Dasya mengehembuskan nafasnya kasar. Dasya ingin seperti itu. Cantik dan kisah cintanya pun cantik, sama seperti kisah novel remaja tersebut sama seperti-- cerita yang di buatnya di salah satu aplikasi novel. Tapi Dasya adalah Dasya, cerita Dasya ya ceritanya sendiri seperti ini--Datar.

Dasya menaruh novelnya, berganti menggenggam ponsel yang tadi di letakan di sampingnya, membuka akun instagramnya, baru saja Dasya membuka instagram tapi kini matanya kembali di suguhi hal yang membuatnya iri dan berakhir dengan berhalu.

Foto itu menampilkan seorang cewek selebgram cantik dan seorang cowok ganteng yang juga seorang selebgram. Keduanya terlihat serasi yang satu cantik dan yang satu ganteng, kalo kata anak jaman sekarang mah couple goals banget dah.

Impian Dasya banget kisahnya begitu indah, tapi Dasya hanya bisa menghembuskan nafasnya pasrah.

"Dek." suara ketukan pintu dan seorang memanggil Dasya dari balik pintu membuat Dasya menghentikan kegiatanya sejenak melirik kearah pintu. Tapi Dasya coba tak menghiraukan kembali memfokuskan arah pandangnya ke ponsel yang masih memperlihatkan.

"Dek," Panggilnya lagi, dengan ketukan pintu yang semakin menguat, membuat Dasya jengah meletakan ponselnya dengan kesal dan berjalan kearah pintu membukakan pintu kamarnya yang tadi di kuncinya. Selalu Dasya mengunci kamarnya jaga-jaga saat sedang halu begini di ganggu dengan orang yang langsung menyelonong masuk kamarnya-- seperti Karel tempo hari.

"Kenapa?" Dasya membukakan pintu sambil bertanya dengan nada judes.

"Santuy dong dek." Danis menyelonong masuk sambil mengusap ujung kepala Dasya yang kini tak di tutupi krudung.

Dasya dengan kesal berjalan mengikuti Danis yang kini sudah duduk di ranjangnya dengan santuynya tanpa beban. Bahkan kini Danis terlihat memegang ponsel Dasya melihat apa yang tadi di lihat Dasya.

Dasya geram, menarik Ponselnya dari tangan Danis membuat Danis menampilkam wajah ngeselinya.

"Ngapain sih dek, ngeliatin gituan. Dosa," ucap Danis sambil membaringkan tubuhnya di kasur pink Dasya.

Dasya mendengkus.

"Apanya yang dosa sih bang?" Tanya Dasya tak terima. Dasya duduk di samping Danis sambil menyenderkan tubuhnya dikepala ranjang.

"Tu orang pacaran kan dosa. Lah kamu dek suka liat orang pacaran sama aja kamu memaklumi dan ikut seneng--pokonya jangan ikut suka sama dosa," ucap Danis dengan nada tak suka. Dasya memutar bola matanya. Sebenarnya benar apa yang di katakan Danis. Tapi Dasya kan ingin seperti remaja lainya--pingin juga sama kaya teman-temanya merasakan apa yang namanya indah masa muda.

Why, I'm not Beautiful?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang