23. WINB🐵

798 121 29
                                    

Karel, cowok itu benar-benar datang kerumah Dasya. Dasya membukakan pintu Karel dan saat pintu terbuka Karel bisa melihat wajah kusut Dasya. Mata Dasya nampak sayu dan agak merah.

"Kenapa lagi sih Sya?" Tanya Karel kawatir. Dasya menggeleng, cewek itu kemudian beranjak masuk kedalam rumah. Karel mengikuti Dasya menutup pintu kemudian berjalan kearah sofa dimana Dasya baru saja duduk disamping Danis.

"Kenapa dek?" Tanya Danis. Dasya menggeleng.

Danis menghembuskan napasnya, bertanya lewat tatapan matanya pada Karel, Karel yang memang tidak tau hanya menggeleng.

"Sya," panggil Karel.

"Aku capek," lirih Dasya. Dasya mengambil bantal sofa, memeluknya dan menenggelamkan wajahnya pada bantal itu. Dasya hanya diam setelahnya. Danis yang paham adiknya sedang tidak baik-baik saja mendekat merangkul Dasya dan saat itulah Dasya menangis.

"Bang, Dasya jelek banget ya? Rel aku jelek banget ya?" Tanyanya. Suara Dasya benar-benar bergetar dan setelahnya terdengar suara isakkan Dasya.

Danis semakin bingung melihat adiknya menangis, cowok itu kemudian memeluk Dasya membawa Dasya dalam pelukannya. Karel mengusap wajahnya lelah, melihat Dasya yang menangis seperti itu. Tapi keduanya tak mau bertanya memilih menunggu Dasya tenang dan bercerita.

"Aku nggak tau salah aku sama mereka apa? Udah lama aku diemin tapi kenapa semakin kesini, semakin kayak gitu. Nggak cuma komen dan dm di IG, mereka bahkan sekarang ngechat di Whatsapp. Aku nggak tau kalo aku pernah punya salah sama orang. Aku udah minta maaf tapi mereka nggak berhenti." Nafas Dasya tersengah setelah berhasil menceritakan keresahannya.

"Apa karena aku jelek? Aku ngeganggu mereka?" Tanya Dasya lagi dengan suaranya yang bergetar.

Sebulan belakangan ini Dasya terus mendapatkan komen dan dm masuk, berisi tentang kata-kata jahat yang terus mengata-ngatainya.

Awalnya hanya komen, Dasya langsung menghapus komen itu Dasya berusaha tak menanggapi komen-komen itu. Kemudian berlanjut di DM Dasya tak membacanya bahkan Dasya memblokirnya. Ada sekitar tiga akun yang Dasya blokir.

Dasya kita itu sudah berhenti, nyatanya semua itu malah berlanjut di whatsapp Dasya tidak tau mereka mendapat nomornya dari mana. Nomor yang mereka hubungi ini adalah nomer yang hanya orang terdekat Dasya dan teman-teman sekolah Dasya yang tau, untuk kepentingan novel, Wattpad dan lain sebagainya itu bukan nomer whatsapp yang ini.

Dasya bingung, Dasya takut, dan saat itulah Dasya coba meminta maaf dengan mereka. Mungkin Dasya tak ingat kesalahan apa yang dirinya pernah lakukan keorang. Dasya pikir meminta maaf bukan kesahaan, dan saat itulah Dasya meminta maaf. Tapi tanggapan mereka membuat Dasya semakin ketakutan, bingung saja.

"Sya coba liat. Boleh liat HPmu?" Tanya Karel. Dasya langsung mengambil ponselnya dari saku celananya kemudian memberikan beda pipih itu pada Karel.

Karel segera membuka Hp Dasya, membuka whatsapp Dasya, disana dengan jelas ada beberapa nomor baru. Karel mengernyit melihat pesan masuk yang Dasya terima, semua pesan yang masuk itu berisi kata-kata yang tak pantas dan menghujat. Rasanya Karel ingin mengumpat dan mendatangi siapa yang mengirimkan Dasya pesan seperti itu.

Karel menarik napasnya menghembuskannya perlahan dan berulang, untuk menengkan dirinya. Dirinya tak boleh ikut emosi untuk menengkan Dasya.

"Rel, kenapa?" Tanya Danis.

Karel menyerahkan ponsel Dasya pada Danis. Danis yang membacanya langsung tersulut emosi. Tangan Danis dengan kuat menyengkram ponsel Dasya. Danis tak tahan membaca pesan seperti itu yang ditujukan kepada adiknya. Adik perempuan satu-satunya yang disayanginya.

Why, I'm not Beautiful?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang