12. WINB🐵

1.8K 190 63
                                    

*semoga ada manfaat yang bisa di ambil dari cerita ini.

*BUANG BURUKNYA ya.

***

Dasya berjalan beriringan dengan Karel yang kini sedang menggerutu sambil menjinjing tas Dasya yang sangat berat. Bukan tanpa alasan Karel mau membawakan tas Dasya, Karel kalah suit dan berakhirlah Karel harus membawakan tas Dasya yang subhanallah berat banget seperti diisi batu dalamnya.

"Kamu bawa batako ya?" Geram Karel sambil meletakan tas Dasya di kursi panjang tepat didepan samping pintu kelas Dasya.

"Alah lebay, ngangkat tas aja ngerutu terus," sewot Dasya sambil mengambil tasnya dan berlalu meninggalkan Karel.

"Lebay- lebay gigi mu kuning! Itu tas berat banget!" teriak karel kesal. Dasya tak menanggapi dan memilih masuk kekelasnya.

"Tau nggak! Sekolah kita mau ngadain teater buat ulang tahun sekolah," ucap Sisil heboh. Dasya yang lewat di depan mereka-- teman-teman perempuanya yang berkumpul tak sengaja mendengarnya membuat Dasya penasaran jadinya.

"Terus pemilihan pemainya nanti siang. Yang nggak masuk teater bakal ikut nari atau nggak, nggak tau lah." Semuanya menyimak berita yang disampaikan Sisil. Sedangkan Dasya berjalan pelan-pelan kearah kursinya sambil mendengarkan beritanya. Baru kali ini Dasya sangat tertarik dengan berita yang dibawakan oleh Sisil, soalnya biasanya apa yang Sisil ucapkan unfaedah semua.

Ngomong-ngomong soal Teater, Dasya suka sekali melihat teater bahkan Dasya berkeinginan bisa masuk atau menjadi pemain dalam salah satu pementasan teater itu. Apa Dasya harus ikut mendaftar nanti?

"Kenapa Sya?" Tanya Syifa sambil meletakan kotak susu coklat yang tadi diminumnya. Dasya yang tak sadar jika Syifa sudah duduk dikursinya sampai terperanjat kaget. Membuat Syifa terkekeh. Tak biasanya Dasya sampai mentap dan nampak penasaran begitu pada kerumunan Sisil. Biasanya Dasya akan ogah-ogahan atau lebih memilih menghindar ketimbang ketemu Sisil.

"Mau ada teater ya Fa?" Tanya Dasya. Syifa menaikan sebelah alisnya,  Menatap kerumunan teman-teman perempuanya dibangku depan setelah itu menatap Dasya.

"Nggak tau juga ya Sya." Syifa menaikan pundaknya tak tau. Sedari tadi Syifa duduk di sini dan tidak berminat dengan kehebohan teman-temanya.

Dasya mengangguk-angguk seperti memikirkan sesuatu. "Aku pengen daftar teater deh." Sepontan Syifa menatap Dasya. Bukankah Dasya itu mageran dan males apa lagi disuruh ikut kegiatan. Dasya akan mencari seribu cara untuk tidak ikut kegiatan, dan entah angin dari mana tiba-tiba Dasya ingin ikut teater. Kejadian langka ini membiat Syifa penasaran.

"Beneran?" Tanya Syifa tak percaya, tapi Dasya dengan semangat menganggukan kepalanya.

Syifa tersenyum. Ini suatu keajaiban, Dasya mau ikut kegiatan. Dan hal semacam ini harus didukungnya. Mungkin saja sahabatnya itu mau berubah.

"Anterin aku daftar ya? Atau kamu juga mau ikut daftar." Syifa dengan cepat menggangguk dan menggeleng.

"Nggak. Aku nggak suka tampil-tampil gitu." Syifa suka ikut kegiatan tapi untuk masalah tampil didepan panggung Syifa tak suka. Bahkan Syifa malu.

Dasya hanya mengangguk-anggukan kepalanya, setelahnya diam sambil menopang kepalanya. Seperti memeikirkan sesuatu.

***

Bahkam saat bunyi bel istirahat berbunyi Dasya sudah tidak sabar untuk segera keruangan pendaftaran yang sudah disedikan. Tanganya dengan kuat menarik pergelangan tangan Syifa untuk ikut bersama dengan dirinya.

Why, I'm not Beautiful?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang