Feel

44 6 0
                                    

Namjoon melihat jelas bahwa Aera baru saja turun dari sebuah mobil sambil menggendong Mi Young di sana. Membiarkan gadis itu berusaha sendiri untuk masuk ke dalam rumah untuk menggendong putrinya sampai ke dalam.

Entah kenyataan seperti apa yang ia tak sukai lagi tentang keberadaan Saint. Banyak pikiran aneh bila Aera bersama pria itu. Padahal jelas Aera katakan bahwa Saint adalah sahabatnya.

Aera sempat kaget karena melihat Namjoon hanya menunggu dengan melipat tangannya di dada. Bau alkohol cukup menyengat hingga bisa tercium oleh Aera. Namun ia melalui Namjoon dan bergegas meletakkan Mi Young di kamarnya, Namjoon pun ikut mengekori Aera di sana. Aera yang sedang memperbaiki tidur Mi Young agar gadis itu nyaman dalam tidurnya dan menyelimuti tubuh nya.

Setelah semua selesai, ia keluar dari kamar dan duduk di ruang tengah, manatap Namjoon dengan penuh tanya. Ia menepuk sofa yang berada di sampingnya, membuat pria itu kini mendarat kan dirinya di sana.

" Maaf jika aku membawa Aera , karena gadis itu ngotot ingin mengantar uncle dan neneknya . "

Namjoon hanya mengangguk paham. Salahnya juga yang tiba tiba ada jadwal meeting mendadak jadi batal untuk menemani Aera ke bandara. Seorang Kim Seokjin membuat sebuah pertanyaan hebat saat menelphone untuk menjalankan meeting. Ia cukup ragu atas perasaan nya, yang terbilang cepat hanya untuk di katakan suka pada gadis di samping. Takut keputusan nya menyakiti nya dan gadis di samping. Takut meluka orang lain seperti sebelumnya yang mampu hadir melepaskan kesendirian nya selama 3 tahun lalu.

" Dan masalah Saint, kami sempat bertemu di swalayan sebelum kami ke bandara. Kebetulan ban mobil mu rusak, jadi Saint mengantar kami ke rumah dan kembali mengantar kami ke bandara. Dan..."

" Ehm, Eomma sudah memberi tahu ku. "

Pria itu juga cukup sadar saat ibunya menelpon memberi tahu bahwa Saint teman Aera yang mengantar mereka, tak sadar juga sang ibu terlihat sangat senang bertemu Saint hingga memujinya berulang ulang saat menelphone Namjoon.

Aera hanya bergeming tak menyahuti pria yang di sampingnya itu. Ia tak tau harus bagaimana.

" Kenapa menatapku ?" Tanya Namjoon malas, namun memeberikan sikap mode manjanya di sana.

" Ada apa? Kau baru pulang, apa ada sesuatu di kantor?  " Pertanyaan itu lolos juga ujung lidah Aera yang sempat ragu melihat pria yang di sampingnya masih berpakaian kantor seperti pagi hari.

" Sedikit. "

" Sudah makan? "

Pria itu hanya menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.

" Mau ku buatkan sesuatu?"

" Ramen. "

" Baiklah, aku akan membuatnya. Tapi sebelum itu mendarat di perut mu, lebih baik kau bersihkan diri. " 

Namjoon hanya mengiyakan ucapan Aera sambil berjalan ke arah kamarnya. Sedangkan gadis yang baru sampai itu sudah akan sibuk menyiapkan permintaan Namjoon.

Hanya beberapa menit ramen itu sudah jadi dan Namjoon muncul dengan baju tidur dan wajah yang jauh lebih fresh dari sebelumnya. Ia duduk dan menyantap ramen itu setelah menawari Aera. Gadis itu menunggu Namjoon sampai menyelesaikan makannya.

" Minum ini, kau biasanya akan sakit setelah minum . " Aera menjulurkan ibu profen pada Namjoon.

Ia hanya menatap Aera, mengapa gadis itu
sangat paham dirinya.

" Hei, kau tak mau mengambilnya?"

Namjoon tersadar dan langsung meminumnya.
Setelah menyelesaikan makannya, Aera membersihkan dapur dan mencuci alat makan pria yang dari tadi mengekorinya. Ia mengusap tangannya dengan sebuah lap bersih setelah menyelesaikan pekerjaannya itu.

I Want To Be DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang