Single Mom And Single Dad || Complite

👧 4 👧

Pagi ini, seperti biasanya aku mengatarkan Ele kesekolah sebelum berangkat ke kantor.

Di depan sekolah aku sudah bisa melihat Grisel, yang selalu menunggu Ele. aku sangat berterima kasih padanya, karena bersedia kurepotkan untuk menjaga Ele lebih lama.

" selamat pagi Ele " sapanya sambil melambaikan tangan.

" pagi Miss Isel " sahut Ele.

" Tan, mau ngomong bentar bisa " ucap Grisel.

" iya kenapa Sel " sahutku.

" sorry, nih. tapi gue mau tanya. lo yakin kalo Ele anak tunggal? " tanyanya.

" eh. iya Sel. kenapa sih kok tiba-tiba tanya gitu ? " sahutku.

" gini. jadi gue liat temennya Ele, namanya Ale dan dia mirip banget sama Ele, tan " jelasnya. aku pun menagguk mengerti.

" oh, iya gue udah tau kok. dan gue juga kenal sama orang tuanya Ale. jadi udah deh gak usah mikir  yang macem - macem " sahutku, yang hanya dibalas anggukan oleh Grisel.

" yaudah kalo gitu gue sama Ele masuk ya " ucapnya

" dadah mama " ucap Ele. dan aku pun melambaikan tangan pada nya.

Selama di kantor aku tidak bisa fokus bekerja. Pertanyaan Grisel tadi pagi terus saja menghantuiku. Aku semakin ragu dengan kak Bram, mantan suamiku. Pada kenyataannya aku hanyalah ibu sambung untuk Ele, saat itu aku menikah dengan kak Bram karena aku kira lelaki itu benar-benar mencintai gadis yatim piatu miskin sepertiku. tapi ternyata dugaanku salah, nyatanya ia menikahiku agar terbebas dari desakan orang tuanya yang terus mempertanyakan siapa ibu kandung Ele. aku bahkan rela berbohong dan mengatakan Ele adalah anak kandungku, namun nyatanya semua tak seindah bayanganku kak Bram selingkuh sementara aku dan Ele diusir oleh orang tuanya.

Saat itu aku hanyalah gadis berusia 22 tahun, tanpa penghasilan tetap. tapi aku harus menghidupi bayi yang bukan darah dagingku, sempat terpikir untuk menyerahkan Ele ke panti asuhan. tapi saat aku mengingat bagaimana pahitnya aku tumbuh di panti asuhan tanpa kasih sayang kedua orang tua, aku mengurungkan niatku dan memutuskan untuk merawat Ele, dan menganggapnya sebagai anak kandungku.

Lalu apakah pak Christian ada hubungannya dengan ibu kandung Ele? bagaimana jika ia mengambil Ele dariku? tidak, tidak bisa. Ele segalanya bagiku, aku tidak ingin kehilangan lagi.

Tidak terasa, hari sudah menjelang sore, aku sudah bersiap untuk menjemput Ele yang sedang main dirumah Ale. 

Sudah, 10 menit aku menunggu. tapi masih belum ada juga bus yang datang. hingga suara klakson mobil mengagetkan ku.

Tin...Tin...

Akupun langsung melihat kearah mobil bmw hitam metalik itu.

Tapi karena merasa tidak mengenali sang pemilik mobil akupun, memilih untuk cuek saja.

" Tania " panggil seseorang padaku, yang langsung membuatku menoleh kearah sumber suara. dan kudapati ternyata pak Christian, di dalam mobil.

" iya ada apa pak? " tanyaku.

" ayo " sahutnya.

" hah? " sahutku spontan.

" bukannya kamu mau jemput Ele dirumah ku? " tanya nya.

" i-iya pak " sahutku.

" yasudah, ayo ikut denganku. aku juga mau pulang " ucapnya.

" saya naik bus saja pak " sahutku. Jujur aku merasa tidak enak jika harus satu mobil dengan pak Christian.