9

1.7K 187 11
                                    

Surai hitam itu teracak penuh akibat ulang sang tangan yang berkali2 mengaturnya

"Cih tampan sekali aku ini" pujinya sendiri dihadapan cermin

"Omong kosong sekali kau park jimin"

"Kau itu iri" jimin menepuk sebelah pundak lawan bicaranya yang tak lain teman dekatnya. Renjun.

"Bersabarlah suatu hari kau akan populer seperti ku juga" lanjut jimin yang membuat mata sang lawan bicara memutar malas

"Kau pikir kurang populer apa aku sebagai kapten basket disekolahku? Kau ini mengada ngada jimin. Sudah jelas lebih populer diriku"

"Itu kau, disekolahmu. Populer aku disini, Jurusan kriminologi. Dan jurusan lainnya"

Renjun mendesis "tunggu saja, tahun ini aku lulus sekolah. Aku akan lebih populer disini sebagai maba dibanding dirimu"

Jimin tertawa renyah "Ani ani jun. Aku yang paling dan akan selalu dipuja"

"Jinjja? Lalu kenapa gadis bernama Roseanne Park terus menghindar dari mu? Apa kau pernah membully nya? Apa bagaimana dahulu?"

"Rose bukan hanya tidak berbicara padaku. Dengan semua orang malah"

"Tapi tadi dilorong aku berbicara padanya"

Bruk!

"Jinjja? Dimana? Dengan siapa?!"

"Bisa santai?" Renjun mengusap telinganya. Namun jimin tak menghiraukan perkataan nya, bahkan laki2 itu sudah mempelototi renjun meminta jawaban yg pasti

"Obsesi sekali kau pada Rose. Cinta pertama mu ya? Apa cinta lama yang terpendam? hahahahahaha" renjun mengakhiri perkataan nya dengan tawa yang begitu renyah

Tak ada jawaban dari jimin

Hening

Kini, jimin kembali memikirkan perkataan renjun. Apa benar rose itu cinta pertamanya diusia sekecil itu?

Tiba2 renjun memecah keheningan "ah ya, aku memikirkan nya dari kemarin"

Renjun memberi jeda di kalimatnya

"Kau sering sekali bercerita tentang Roseanne park Roseanne Park lagi dan lagi. Kalau kalau saja aku salah tapi sepertinya tidak"

Renjun menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ragu hanya untuk melanjutkan kalimatnya

"Ada apa?" Tanya jimin tak sabar

"Ini bisa saja salah. Kau tau kan ayah ku seorang detektif dan aku suka iseng membuka berkas2 ayahku"

"Lalu?"

Renjun memang tertarik dengan hal hal seperti itu, walaupun hanya iseng. Ia ingin mengikuti jejak ayahnya. Nah, kasus yang dibaca renjun kini beda. Sehebat apa kasus ini sehingga renjun harus menceritakan nya pada jimin?

"Aku melihat profil anak kecil yang kasusnya sudah lama sekali"

"Anak kecil?"

Renjun mengangguk mantap

"Jangan bilang kau pedofil renjun? Astagaaa"

"Astaga park jimin aku sedang serius"

Memang kini renjun sedang serius. Karna tatapannya bukan main main. Dan juga renjun sudah tidak menyunggingkan senyumnya itu artinya memang ia sedang tak ingin bercanda

"Ya ya maaf, baiklah lanjutkan" tutur jimin

"Anak kecil itu memang kenapa? Tumben sekali kau membaca kasus anak kecil?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut jimin

Renjun menatap jimin cukup lama. Ragu untuk mengatakannya

"Karna... Anak kecil itu.. Roseanne Park"

"Kau bilang sedang serius, tapi kau bercanda. Candaan mu tak lucu jun"

Diamnya renjun membuat harapan dihati jimin memudar

Hati jimin membucar. Rasa takutnya meledak begitu saja, walaupun ia tak tau secara detail ap yang terjadi

"Darimana kau bisa simpulkan itu? Katamu kasus itu sudah lama?"

"Benar sudah lama. Aku tak menghiraukan nya karna kasus itu tertutup rapat. Tapi setelah mendengar cerita mu tentang rose. Aku kembali menggali informasi tentang kasus itu"

Renjun dengan cepat melanjutkan kalimatnya "kasus itu terjadi 15 tahun yang lalu"

Jimin teringat sesuatu "dan rose hilang begitu saja dulu 15 tahun yang lalu"

-🍭-

Annyeong

Author mau promosi ig hihi,
Follow ya @amal.maulida, ntar kalau mau follback dm aja ya

Tinggalin jejak nya dong hihi, jarangkan aku update cepet gini



Old Love [JIROSE] ✓ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang