1

4.6K 240 2
                                    

"bisa beri aku tumpangan gadis manis?"

"Ani, aku akan sekolah. Nanti aku terlambat"

"Jebal, oppa hanya akan ke depan. Dan kebetulan hanya kau yang melewat dah membawa payung"

"Ani"

"Ani, mianhae ahjussi"

"Eoh? Apa aku terlihat tua sehingga kau memanggilku ahjussi? Hanya sampe depan gadis manis"

"Andweeee aaaaaaaa eommaaaaaaaaa"

"Noona astaga noona"

"Kau siapa jangan dekat2" gadis itu masih terus memekik seperti orang kesetanan

"Tenang noona, aku lucas. Aku ada disini"

Perlahan gadis itu mulai membuka matanya. Dengan cepat ia memeluk tubuh lucas dengan bahu yang bergetar

"Noona, minum dulu"

Ia mengangguk walau bibir dan tangannya masih tetap bergetar

"Sudah lebih baik?"

Gadis itu mengangguk

"Baiklah, sekarang noona tidur lagi"

"Aku takut"

"Tidak akan ada hal bahaya lagi noona, ayo tidur kembali"

Gadis itu menunduk

"Sudah keberapa kalinya aku menganggu tidurmu lucas?"

Lucas tersenyum, ia mengusap rambut panjang sang kaka "noona tak pernah mengangguku"

Lucas kembali merengkuh tubuh kecil sang kaka kedalam pelukannya

Aku tidak akan terus membiarkan noona ku dalam keadaan seperti ini. Bertahanlah, aku tau kau gadis yang kuat Roseanne Park

-0-0-

"Appa kemana?" Tanya lucas pada ibunya

"Appa mu sudah sarapan terlebih dahulu seperti biasanya" jawab sang ibu

"Lagi dan lagi. Sampai kapan appa akan menyalahkan dirinya" ucap lucas dengn sedikit kesal

"Itu memang kelalaian eomma dan appa mu dalam menjaga rose"

"Tapi kejadian itu sudah, 15 tahun yang lalu eomma. Sampe kapan appa akan terus merasa bersalah?"

Ibunya mengusap pucuk rambut hitam legam lucas "kau tak akan mengerti, kau masih kecil saat itu sayang"

Lucas hanya menghembuskan nafasnya. Sudah puluhan kali ibunya mengatakan hal yang sama padanya

"Ottokhae, bagaimana kuliahmu?"

"Jurusan kriminologi tidak buruk juga"

" Apa cita2 mu?"

"Aku ingin menjadi seorang detektif"

"Wae?"

"Aku ingin mencari siapa dalang atas terjadinya kesengsaraan noonaku"

Sang ibu tertegun. Melihat anak bungsungnya  yang dulunya hanya bisa menangis setiap noonanya memarahinya. Bahkan memukulnya

Kini bungsunya itu telah berubah menjadi seorang yang dewasa yang bertekad tinggi untuk menjaga noonanya

"Ah, eomma akan memanggil kakamu dulu"

"Nee"

Park boyoung- ibu yang memiliki 2 anak itu sudah cukup melihat penderitaan yang dialami anak pertamanya. Ia sudah bertekad tidak akan lagi lalai dalam menjada anaknya

Boyoung menaiki tangga dan mengetuk pintu putih itu

"Rossie ayo makan. Adikmu sudah menunggumu"

Boyoung membuka pintu itu, dan memasuki kamar sang anak yang bernuansa warna pink pastel itu

Ia menemukan anaknya sedang mencoba beberapa bandana, jepit, dan aksesoris rambut lainnya

Hatinya tersentuh. Untuk pertama kalinya, setelah 15 tahun yang lalu. Anak gadisnya kini berani mendongkakkan wajahnya

"Rose?"

"Eoh, eomma? Sejak kapan kau disitu?"

Boyoung tidak menanggapi pertanyaan sang anak. Ia malah merengkuh rose dalam pelukannya

"Terus lah seperti ini sayang. Kau sangat cantik"

-0-0-

"Noona?"

Lucas menganga tidak percaya. Baru kali ini ia melihat wajah cerah rose

Rose tidak lagi menunduk seperti biasanya. Tidak lagi menutupi wajahnya dengan surai2 rambut panjangnya. Tidak lagi memakai pakaian super tebal walaupun sedang dalam rumah

Tampilannya sangat lah berubah 180 derajat.

Rose kini tampil lebih fresh. Rambut yang biasanya menutupi wajah cantiknya, kini ia jepit rambut itu kebelakang

"Eoh, sejak kapan noona beli baju baru?" Goda lucas

"Aku hanya mencoba pakaian yang dulu eomma berikan"

"Kau terlihat lebih fresh" ucap lucas sambil mengacungkan dua jempolnya

Rose hanya terkekeh

Dan mulailah keluarga harmonis itu sarapan seperti biasa. Tidak, tidak harmonis. Karna kurang 1 anggota keluarga mereka

"Eomma aku ingin bicara sesuatu"

"Katakanlah"

"Mulai malam ini, jangan biarkan appa makan terlebih dahulu"

Lucas yang sedari tadi fokus dengn hpnya kini lebih tertarik dengan ucapan rose

"Maksudmu?"

"Ayo kita makan bersama lagi, seperti dulu"

Dan tidak bisa dibendung sudah. Liquid bening itu lolos begitu sempurna dari mata boyoung

"Eomma kenapa kau menangis?"

"Aku sangat senang yatuhan. Hari ini aku akan ke gereja untuk berterima kasih atas kebahagiaan yang tuhan berikan"

Rose tersenyum. Hatinya mencelos. Ia menyesali semua keegoisan nya. Kenapa ia tidak melakukan ini dari 15 tahun yang lalu

Tapi lebih baik terlambat bukan? Daripada tidak sama sekali

Kini mata rose melirik ke arah adiknya yang sedang tersenyum lebar

"Dan juga. Aku ingin ku-kuliah"

-0-0-

Jiminnyaa masih author umpetin ya, bakal muncul kalau udah rame:v

Voment nya jgn lupaa💕

Old Love [JIROSE] ✓ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang