17

1.4K 161 3
                                    

Jadi, disinilah rose. Duduk sembari menunggu jimin dengan senyuman. Berbalut dress selutut dan jaket denim, dengan rambut yang digerai sempurna

"Yah, tidak ada yang perlu kau takut kan rossie. Semuanya sudah berlalu" gumamny

Sekarang yang ia butuhkan hanyalah park jimin dan senyuman leb-

Garr!!!!

Deg.



Tubuh itu tersentak hebat. Jantungnya berdebar kuat. Petir di siang hari benar2 menayapanya, tak cukup sekali. Kini petir itu menyapa rose berkali2

Ia kembali merasakan hal lama yang berdatangan. Membuat sekujur tubuhnya bergetar hebat. Mengulang kembali memori buruk masa lalu

Lalu tiba tiba, rintik hujan mulai berjatuhan

"Tidak.. tidak"

Berkali kali surai panjang itu dijambak oleh diriny sendiri. Tubuhnya mundur perlahan disertai gelengan kepala yang kuat

"Jebal.. tidakk!!!"

Hujan mengguyur dirinya kian lama semakin deras. Membuat rose terus bergumam sendiri sehingga kehadiran jimin yang membawa payung dan berlari terlihat panik.

"Ya tuhan, rose apa yang terjadi?"

"TIDAKK!!! PERGIII PERGII!!"

Jimin ikut berlutut setelah melempar asal payung yang sebelumnya ia pegang. Mencoba menenangkan rose walaupun ia tau, mungkin usahanya akan sia sia

"Rose! Roseanne Park sadarlah!"

Deg!


Rose mendongkak. Sekujur tubuhnya bergetar hebat dan tertegun melihat sesuatu di manik mata jimin

"Hai, kau rose? Bisa beri oppa tumpangan?"


"AAAAA TIDAKKKKK!!"

"Rose, ini aku sadarlahh!!"

"Bisa beri oppa tumpangan payung mu?"

"Ayo gadis manis"

"Nanti oppa antarkan pulang"

"PERGI KUMOHON PERGI!!"

"Rose, ini aku jimin. Baiklah kita pergi sekarang

"Kenapa terburu buru sekali adik manis?"

"Hanya sampai depan"

"TIDAKK!!"

"Baik ayo pergi rossie"

"Shutt, kenapa menangis?"

"Ayo pergi"

"PERGIIII!!!!"





Dugh!


"Rose!!!" Suara itu berasal dari gadis Thailand yang baru datang itu. Membawa dua orang bodyguard dibelakang nya

"Bawa rose kerumah sakit cepat"

Dengan cepat dua lelaki memakai pakaian serba hitam itu menggotong rose yang sudah tak sadarkan diri

"Astaga apa yang terjadi?"

Plak!

Lisa menampar jimin dengan segala kekuatan nya yang tersisa

"Kau gila park jimin?!" Bentaknya ditengah hujan "jika kau tak bisa menjaganya tak usah temui dia lagi bodoh"

Lisa meninggalkan Jimin yang masih tak mengerti situasi macam apa yang sedang dialami nya sekarang.

Lidahnya kelu. Bahkan untuk mengejar rose yang sudah dibawa ke mobil oleh lisa kakinya lemas tak bisa bergerak

Ketika kesadaran nya kembali, ia mencoba mengejar mobil yang membawa rose. Namun lagi lagi langkahnya dihentikan oleh sosok renjun yang menahannya disana.

"LEPASKAN AKU RENJUN, LEPASKAN"

"Lepaskan aku! Aku harus menyusul rose!" Ulangnya lagi

"Tidak"

Dengan cepat jimin menoleh ke belakang dan menatap tajam renjun "berhenti, halangi aku" ulang Jimin dengan penuh tekanan

"Kau tak bisa menemuinya hyung. Ani. Kau seharusnya memang tidak boleh menemui nya"

Jimin mendecih "apa hak mu melarangku hah?!"

"Aku hanya mengingatkan mu hyung. Ini demi kebaikan-

"Kebaikan ku? Kebaikan rose? Apa kau Sekarang berlaga seperti ayahku?"

Kini jimin bahkan membalikkan badannya sepenuhnya "apa kau tertarik padanya hah? Dan meminta bantuan lis-

Bugh!



"Sadarlah park jimin! Jernihkan pikiran mu!"

Jimin kembali terkekeh, mencoba bangun sambik mengusap darah diujung bibirnya akibat pukulan renjun

"Jernih kan pikiranku katamu?" Jimin terkekeh pelan "BAGAIMANA AKU BISA MENJERNIHKAN PIKIRANKU JIKA AKU TAK TAU APA YANG TERJADI PADANYA?!"

"Ia korban pelecehan seksual"

"Apa katamu?"

Hujan mengguyur deras. Jimin berharap ia salah mendengar apa yang renjun ucapkan

"Rose korban pelecehan seksual 15 tahun silam hyung. Kasus yang pernah ku ceritakan padamu. Teman kecil mu. Roseanne park"




-☁️-

Jadi disini tuh rose kaya punya trauma dimasa kecilnya. Jadi dia sering banget mimpi buruk dan berhalusinasi.

Deg2an bgt mau end omo

Old Love [JIROSE] ✓ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang