S

1.2K 106 9
                                    

Kyuhyun turun dari mobil dan berjalan dengan tergesa menuju lift. Jarinya menekan tombol huruf L dan membiarkan kotak baja itu membayanya ke lobi. Pintu lift terbuka, Kyuhyun berjalan tergesa menuju lorong yang akan membawanya ke sebuah restoran.

Matanya menyisir setiap meja dan kursi sebelum tatapannya berhenti pada sosok yang cukup lama menghilang dari sisinya. Kyuhyun berniat mendekat, sebelum lengannya dicekal oleh seseorang.

"Hyung!"

Heejin menggeleng pelan dan menyeret Kyuhyun agar ikut bersamanya. Mengambil tempat yang cukup tersembunyi namun membuat mereka bisa melihat Shinyeong dengan jelas.

"Jadi dia tinggal disini?"

"Kau ingin pesan sesuatu?" Heejin tidak langsung menjawab, karena dia sibuk memesan.

"Samakan denganmu."

"Ya, dia tinggal disini sejak keluar dari rumahmu." ujar Heejin, menatap ke arah Kyuhyun.

"Kau mengatakan padaku tidak tahu dimana dia berada. Kenapa sekarang kau memberitahuku?"

Heejin mengangkat bahu acuh. "Karena ku ingin. Ku pikir dia sudah cukup stabil untuk kembali beretemu—gamsahamnida. Kembali bertemu denganmu."

"Memangnya aku seburuk itu sampai kau membohongiku?"

"Menurutmu?" Heejin menatap Kyuhyun datar. "Istrimu punya ketakutan pada lawan jenis, dia hanya ingin melakukan pendekatan seperti pasangan lainnya. Tapi yang dia dapat? Paksaan."

"Aku tidak memaksanya!" bantah Kyuhyun.

"Hanya terus menekannya. Sampai rasa empatinya membuat dia menerimamu. Good job, Kyu!"

Kedua tangan Kyuhyun mengepal menahan emosi. Heejin tersenyum tipis menikmati ekspresi Kyuhyun. Sesekali dia menoleh untuk memeriksa kondisi Shinyeong.

"Kalian sudah bercerai, kan?"

"Tidak. Kami tidak bercerai. Tidak akan pernah."

"Lalu kau akan terus diam dan tidak mau melakukan sesuatu?"

Kyuhyun menoleh, dan memperhatikan wajah Shinyeong yang sedang tersenyum melihat seorang anak kecil yang tertawa bersama keluarganya.

"Dia merahasiakan tentang anak kami. Dia menghilang dengan tanda tanya yang tidak ku tahu."

"Aku ingin mengajukan satu pertanyaan."

"Apa?" Kyuhyun menoleh dan meraih cangkir kopinya.

"Apa kau pulang ke Korea saat Jeongyeon melahirkan?" Heejin menatap wajah Kyuhyun yang diam tidak menjawab. "Ah, begitu rupanya. Kalau begitu, kau pantas mendapatkan ini." ujar Heejin meletakkan flashdisk di atas meja dan pergi menuju meja Shinyeong.

Kyuhyun yang menatap ekspresi Shinyeong menyambut Heejin merasa iri. Dia rindu ekspresi itu. Merindukan pelukan hangat dari tubuh mungil itu.

💍💍💍

Angin berhembus kencang membuat dahan pohon mengetuk kaca jendela dengan cukup kuat. Dedaunan kering yang ikut jatuh karena kuatnya hembusan angin menjadi tanda bahwa badai akan datang sebentar lagi.

"Letakkan Hyemi di tempat tidurnya, Kyu."

Kyuhyun menoleh pada ibunya yang berjalan mendekatinya dan mengambil alih Hyemi dari dekapannya. Membuat Kyuhyun merasakan kehilangan sesaat.

"Kau masih tidak bisa menghubunginya?"

Kyuhyun menggeleng. "Dia tidak ingin dihubungi."

"Kau tau dimana anak kalian berada?"

"Tidak. Aku akan semakin merasa bersalah karena tidak ada disisinya saat itu. Aku suami yang gagal, istriku terluka tapi aku malah bersama Jeongyeon." Kyuhyun terisak pelan.

Cho Hana mengusap pundak putranya lembut. Menyalurkan kekuatan seorang ibu pada anaknya.

"Dia sakit. Dia terluka. Dia kehilangan semuanya tapi aku... aku..." Kyuhyun memeluk ibunya dan menangis.

"Semua ini bukan salahmu, nak. Appa dan Eomma yang salah. Seharusnya kami tidak meninggalkan Jeongyeon sendirian saat itu. Seharusnya kami membantumu memberi kejutan untuk Shinyeong karena kepulangan tiba-tiba mu." Cho Hana ikut menangis.

"Anni, sejak awal aku sudah salah karena pernah menyukainya sebagai seorang wanita. Sakit hati yang ku alami membuatku juga menyakiti Shinyeong."

Cho Hana melepas pelukan putranya dan menatap Kyuhyun tajam. "Ya Tuhan... jadi pernikahan kalian hanya karena rasa egomu?"

"Tidak. Sejak awal aku memang ingin membantunya," bela Kyuhyun. "Ada rasa ingin melindungi saat melihatnya menangis. Eomma, ku mohon, ini beda dengan perasaanku dengan Jeongyeon. Aku bahkan merasa jijik dengan diriku sendiri karena pernah menyukainya."

Cho Hana mengehela nafas perlahan. Dia menjauh dan duduk di ranjang. "Jeongyeon pernah mengatakan padaku, dia pernah bertemu dengan istrimu saat kau pergi tour. Dia mengatakan bahwa kau mendapat perempuan yang hebat. Dia juga meminta maaf karena kehadirannya menjadi salah paham diantara kalian. Dia juga meminta Shinyeong untuk merawat Hyemi bersamamu."

Kyuhyun menoleh melihat ke arah box bayi dimana Hyemi terlelap. "Mungkin dia tahu bahwa waktunya didunia ini akan berakhir." bisiknya.

"Kyu, bisa kau memenuhi permintaanku? Tolong, bawa Shinyeong kembali. Jika keluarganya menyakitinya, maka izinkan Appa dan Eomma untuk menyayanginya. Bisa kan?"

💍💍💍

Shinyeong berjalan menelusuri jalanan berbatu menuju sebuah rumah yang sudah cukup lama tidak dikunjungi. Langkahnya berhenti didepan gerbang seolah memastikan tidak ada orang yang melihatnya masuk.

"Haruskah aku masuk? Bagaimana jika Kyuhyun ada didalam?" Shinyeong bergumam. "Anni, itu tidak mungkin. Mereka sedang tour SM town di Asia. Tentu saja dia juga ikut mereka."

Setelah berdebat dengan diri sendiri, Shinyeong pun melangkah masuk ke dalam. Menekan tombol kode pintu dan terkejut karena kode pintunya tidak berubah. Dia mendorong pintu perlahan dan melihat seluruh area di dalam rumah. Merasa aman, Shinyeong kembali berjalan masuk.

Lucu sekali. Seharusnya aku tidak usah kemari. Bukankah tidak sopan masuk ke rumah orang lain tanpa izin?. Shinyeong berhenti tepat di ruang tamu. Mengerutkan kening menyetujui pikirannya.

Tapi kalian masih resmi sebagai suami istri. Kyuhyun belum menceraikanmu. Batinnya membela.

Shinyeong gelisah. Dia mengusap wajahnya sebelum memilih berjalan masuk dengan kedua kaki menghentak lantai.

Langkahnya berhenti saat sebuah cake dan beberapa hidangan makanan ada di atas meja makan. Ditata dengan sangat cantik. Tangannya meraih sebuket bunga dan mengambil kartu yang tersemat disana.

Selamat ulang tahun istriku, dan perayaan pernikahan kita yang ke-2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat ulang tahun istriku, dan perayaan pernikahan kita yang ke-2. Aku tahu kau mungkin tidak ingin bertemu denganku.

Tapi aku sangat yakin kau pasti akan berkunjung kemari. :)

Missing you, Honey..
-Your K-


***

Dikit banget ya? Emang.

Aku lagi sibuk banget di dunia nyata gaes, jadi maaf kalo bab nya pendek². Berusaha konsisten untuk update itu sulit ternyata :')

Tapi aku berusaha supaya nggak membuat kalian nunggu lama. Sampai jumpa di bab selanjutnya ʕ•ε•ʔ

Lonely ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang