End

972 73 3
                                        

[ Play : Owaranai Uta - Hal Ost ]

Kyuhyun melenguh sesaat. Tubuhnya terasa berat dan sulit di gerakkan. Belum lagi suhu tubuhnya yang lebih tinggi dari biasanya, membuat tubuhnya lembap karena keringat.

Kyuhyun membuka matanya perlahan. Suhu tubuhnya yang masih tinggi membuat pengelihatannya sedikit kabur. Meski samar, dia melihat siluet seseorang yang sangat dikenalnya dengan baik sedang duduk disisi ranjangnya. Satu tangannya terangkat dan memegang salah satu pipinya. Kyuhyun tersenyum dan merasakan lelehan air mata yang mengalir di pipinya.

"Papa... nangis? Sakit banget?"

Siluet itu perlahan memudar hingga menampakkan wajah putrinya dengan jelas. Wajah yang kini menatapnya cemas dan juga takut. Kyuhyun masih menangis dalam diam.

"Papa jangan nangis." tangan mungil putrinya mengusap pipi Kyuhyun yang basah. "Nanti Mama sedih kalau Papa nangis."

"Mianhae. Papa cengeng karena sakit." Kyuhyun mengusap kepala putrinya dengan sayang. "Bisa tolong panggilkan Nenek? Papa butuh bantuan Nenek sekarang."

"Oke, Papa." Hyemi beranjak turun dari ranjang dan berjalan keluar kamar untuk memanggil neneknya--ibu Kyuhyun.

Kepala Kyuhyun menoleh ke arah jendela yang masih tertutup gorden. Mengernyit sedikit saat rasa sakit menusuk kepalanya karena dia mengubah posisinya menjadi setengah duduk.

Sudah tiga tahun berlalu. Waktu berjalan cepat seperti anak panah yang dilepaskan dari busurnya. Meski begitu, rasa kehilangan itu tidak kunjung hilang.

"Masih pusing, nak?" tanya ibu Kyuhyun sambil memegang kening Kyuhyun. "Selalu seperti ini saat musim panas tiba."

"Mianhae. Aku hanya merasa, musim panas membuatku lebih dekat dengan Shinyeong tapi juga melepaskannya."

Ibu Kyuhyun menarik nafas dalam dan menatap foto putranya yang tersenyum bersama Shinyeong dan Hyemi di festival musim panas tiga tahun yang lalu. Siapa yang akan mengira bahwa itu adalah musim panas terakhir yang dirasakan oleh Shinyeong.

"Papa rindu Mama?" Hyemi berjalan mendekat ke ranjang. Dibantu ibu Kyuhyun, dia berhasil untuk duduk di atas ranjang. Meski harus menjaga jarak dengan Kyuhyun. "Hyemi juga rindu Mama!"

"Nanti kita ke tempat Mama ya, tunggu Papa sembuh."

Hyemi mengangguk. "Oke! Hyemi bantu nenek rawat Papa juga."

Kyuhyun tersenyum tipis dan mengusap kepala putrinya yang tersenyum lebar.

💍💍💍

Kyuhyun menatap nisan anaknya dan berdo'a disana. Tatapannya beralih ke nisan yang ada disisi makam anaknya dimana Hyemi sedang meletakkan buket bunga disisi nisan makan tersebut.

"Apa kabar Mama? Hyemi dan Papa datang untuk bertemu dengan Mama. Kami rindu Mama." kata Hyemi.

Kyuhyun memejamkan matanya dan ingatannya berjalan mundur. Kembali saat dia kehilangan istrinya untuk selamanya. Tepat dua hari setelah mereka mengunjungi festival.

Tiga tahun yang lalu, tiga hari setelah festival.

Hari itu, Kyuhyun ditelfon oleh pihak agensi untuk rapat album terbaru grup dibawah produksinya. Dengan terpaksa Kyuhyun harus pergi meski suasana hatinya terasa berbeda.

Beberapa kali Kyuhyun memeluk istrinya dan menoleh ke belakang setelah keluar dari pintu rumah. Membuat Shinyeong gemas karena sikap Kyuhyun yang tidak seperti biasanya.

Sepertinya takdir memang cukup kejam pada kehidupan mereka. Tiga jam setelah Kyuhyun pergi, Shinyeong yang selesai melakukan pekerjaan rumahnya memilih untuk tidur siang bersama Hyemi. Tanpa tahu bahwa dia tidak pernah membuka matanya sejak saat itu.

Shinyeong ditemukan tidak bernyawa saat mertuanya datang ke rumah mereka. Mengetahui Hyemi menangis keras dengan menghadap ke arah Shinyeong membuat ibu Kyuhyun merasakan hal buruk. 

Saat pemakaman berlangsung, Heejin menatap ke arah Kyuhyun yang menunduk dalam dengan memeluk Hyemi yang juga sedang menangis.

"Kyu, aku—"

Kyuhyun mengangkat wajahnya dan menatap Heejin penuh kebencian. Dia memberikan Hyemi kepada ibunya dan langsung menarik Heejin menjauh dari banyak orang.

"Kau boleh memukulku—" kalimat Heejin terputus saat sebuah pukulan menghantam wajahnya.

"KENAPA TIDAK MEMBERITAHUKU!? KENAPA KAU MERAHASIAKANNYA DARIKU!? KAU PIKIR AKU INI APA!"

"Dia yang memintanya! Kecelakaan itu tidak hanya membuat anak kalian pergi dan rahimnya diangkat, tapi juga membuat beberapa organ tubuhnya tidak bisa bekerja dengan normal! Keputusannya yang memilih pulang dan berhenti untuk minum obat. Dia tidak ingin membuatmu lebih khawatir lagi."

"Separah itu?" lirih Kyuhyun.

Heejin diam memilih tidak menjawab.

"Tidak ingin memberitahu, heh? Apa aku harus bertanya pada rumah sakit tempatnya pernah di rawat saat itu?"

"Kyu, keinginan terakhir Shinyeong sebelum dia memutuskan untuk kembali padamu, karena dia ingin menghabiskan sisa waktu yang ada bersamamu dan Hyemi. Tolong mengertilah."

"Seandainya... seandainya dia tetap mengkonsumsi obatnya apa dia... akan..."

"Obat yang dia minum hanya untuk pereda sakit dan membantu organnya sedikit berfungsi dengan baik. Seharusnya dia menjalani operasi cangkok, tapi dia menolak. Operasi itu juga tidak bisa menjamin dia bisa hidup normal."

"Begitu rupanya."

"Kyu, mianhae."

***-***

“Oppa Mianhae„

"Papa?"

Kyuhyun membuka matanya dan terkejut saat mata Hyemi berkaca-kaca.

"Kenapa sayang?" Kyuhyun meraih Hyemi dan memeluknya erat. "Ssshh, anak Papa dan Mama kenapa?"

"Hyemi rindu Mama... hiks..."

"Papa juga rindu Mama." gumam Kyuhyun. "Sudah ya, nanti Mama sedih kalau lihat Hyemi dan Papa nangis disini."

Hyemi mengangguk dan mengusap air matanya. "Ayo, pulang Papa."

"Kajja."

💍💍💍

Cho Shinyeong, istriku, terima kasih untuk empat tahun yang menyenangkan. Terima kasih sudah menerimaku dalam kehidupanmu. Menerima Hyemi bagai anak sendiri.

Meski kepergianmu sangat tiba-tiba. Membuat semua orang terkejut sekaligus kehilangan yang mendalam. Orang tuamu juga merasakannya. Hyemi juga merasakannya. Meski aku tahu kehadiranmu di hidupnya hanya sebentar, tapi Hyemi benar-benar menyayangimu.

Kami menyayangimu. Jangan merasa sendiri atau kesepian meski kita sudah berbeda dunia. Oke?

Karena aku hanya bisa memelukmu dalam mimpi jika kau sedih. :)

Aku mencintaimu, Yeong. Selalu. Sejak dulu, saat kita hanya teman sekelas maupun sekarang, meski dunia kita berbeda.

"Papa cepat! Aku akan terlambat!" seru Hyemi dari luar kamar.

"Tunggu sebentar!" Kyuhyun memasukkan Ipad ke dalam tas dan bergegas keluar kamar. Tertegun sesaat ketika melihat seragam taman kanak-kanak yang dikenakan Hyemi. "Yeppo!"

"Gomawo, Papa. Sekarang cepat kita pergi! Nanti Jaehwan-saem marah!"

"Aye-aye Captain!"


≈ END ≈

Sudah ya, cerita ini akhirnya berakhir disini. Akhirnya selesai juga!

Endingnya kok gini?

Dari awal konsep cerita ini memang sudah kegambar endingnya dulu dibanding alur ceritanya hehe. So pasti bakal sedih.

Sampai jumpa di ceritaku yang lain O(≧▽≦)O

Lonely ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang