Dua minggu kemudian, kami berpisah. Dia pergi menjauh untuk sementara karena harus ikut dalam tur konser selama satu atau dua bulan lamanya. Aku tau hubungan kami semakin tidak sehat, aku juga tidak bisa memaksanya jika dia tetap tidak ingin menjauh dari Jeongyeon.
Lelah, sangat.
Menyerah, ingin.
Tapi tidak bisa.
Tanganku terulur mengusap perutku. Sudah mau dua bulan dan Kyuhyun belum mengetahui keberadaannya. Oh, kalian tidak bisa menyebutku jahat, aku hanya sedang memberinya kejutan. Mengumpulkan foto testpack, USG pertama, dan foto diriku saat makan makanan yang ku inginkan. Semuanya ku susun dalam jurnal yang ku buat sendiri.
Beberapa hari ini Kyuhyun sering menghubungi ku. Tentu saja itu membuatku senang. Mungkin dia sudah akan pulang?
Line!
Bagaimana kabarmu hari ini? Sudah musim hujan disana, jangan lupa membawa payung dan selalu jaga kehangatan dirimu.
Selalu baik, 😚
Bagaimana kabarmu Oppa?
Aye-aye Captain! Aku tidak akan lupa.Yeobo, aku ingin video call.
Sekarang?
Disana jam dua pagi.Pesanku tidak di jawab, beberapa detik kemudian panggilan video muncul. Jariku langsung menggeser tombol hijau dan melihat kondisinya yang... berantakan.
"Oppa gwaenchana?" tanyaku pelan
Dia diam. Hanya menatapku lalu tersenyum tipis. Wajahnya yang lesu dan sorot matanya yang muram membuatku sedih.
"Bogoshipo." ucapnya
"Nado." aku tersenyum lebar, "Semua baik-baik saja?"
"Yeong, aku boleh minta tolong?"
Raut wajahku langsung berubah, memasang ekspresi waspada. Menatapnya dengan sorot dingin. "Jika ini tentang Jeongyeon, aku menolak."
Sorot matanya semakin muram dan penuh kesedihan. "Arra. Mian, aku menyakitimu lagi."
Aku memalingkan wajah untuk menghapus air mata yang hendak menetes dan kembali menatap ke arahnya dengan senyuman lebar. "Gwaenchana, sudah biasa."
"Aku–––"
"O-oh Oppa aku tutup dulu. Kue ku sudah matang, bye-bye." aku melambai dan melempar ciuman sebelum mematikannya.
Aku menarik nafas dan menatap koper yang ada di sudut kamar. Mendesah pelan sebelum berdiri dan membawa koper itu keluar. Saatnya aku pergi. Keputusan ku sudah bulat, aku harus pergi sekarang juga.
💍💍💍
"Apartemen ini milikku tapi tidak pernah ku pakai sejak aku punya rumah, kau bisa memakainya."
Shinyeong memutari apartemen tipe studio itu ke segala arah. Tersenyum puas dan kembali mendekati Heejin yang berdiri dekat sofa bed.
"Gratis?" mata Shinyeong mengerjap penuh permohonan.
Heejin tertawa dan mengangguk. "Ya, tentu saja. Aku tidak mungkin membuat calon ibu pengangguran ini kesulitan."
"Gomawo, Oppa."
"Aku melakukannya karena tidak ingin kau bernasib sama dengan adikku, Yeong. Setidaknya jika dulu aku tidak berhasil menyelamatkannya, sekarang aku harus menyelamatkan mu."
Bola mata Shinyeong berkaca-kaca dan siap menumpahkan liquid cair dari kedua bola matanya. Heejin menarik Shinyeong ke dalam pelukannya. Mengusap punggung wanita itu dengan lembut. Lalu memisahkan diri dengan perlahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely ✔️
FanfictionAku tidak pernah sengaja menginginkanmu, meski bersamamu adalah cara melengkapiku - Shinyeong © Ryn | September 2019