Kyuhyun kembali menuangkan wine ke dalam gelasnya dan meminumnya dalam sekali teguk. Rambutnya yang acak-acakan dan penampilannya yang kacau tidak mengurangi pesona dirinya. Terbukti dengan beberapa wanita yang sengaja menyapanya namun tidah diacuhkan oleh Kyuhyun.
Suara musik yang menghentak di belakang dirinya bahkan tidak membuatnya tertarik untuk ikut menari dan melepas beban yang seolah semakin bertambah setiap harinya.
"Kalau memang semuanya berat bagimu, kenapa kau tidak melepaskan gadis itu? Maksudku, kalian hanya saling menyakiti jika mempertahankannya pernikahan yang kacau." Haein yang sejak tadi diam akhirnya bersuara. Matanya yang menatap kerumunan orang yang sedang menari dan kepalanya yang bergoyang pelan menikmati alunan musik membuatnya terhibur.
"Bukan saling menyakiti, tapi aku yang terus menyakitinya."
"He!?" kepala Haein langsung menoleh, "Tunggu sebentar, jadi kau benar-benar hanya menjadikan dia sebagai pelarian sakit hatimu?"
Kyuhyun mengangguk pelan sebelum kembali meminum wine. Mendesah pelan merasakan rasa asam, manis dan sedikit pahit yang mengalir di tenggorokannya.
"Sial!" Haein langsung memutar kursinya menghadap Kyuhyun. "Kau bajingan sialan."
"Arra."
"Ceraikan dia."
"Tidak semudah itu. Pernikahan kami baru berjalan enam bulan, apa yang akan dipikirkan orang-orang terhadap kami? Alasan apa yang akan ku katakan pada orang tuaku dan mertuaku?"
"Lepaskan dia, Kyu. Aku tidak mau kau terus melukainya."
Kyuhyun menoleh dan menopang kepalanya dengan tangan kiri. Menatap Haein dengan tatapan geli dan heran. Tatapannya yang sayu menandakan dia sudah hampir mabuk. "Kenapa kau berkata begitu, sikapmu seperti seorang pria yang tidak ingin wanita yang di cintainya tersakiti."
Haein tidak menjawab dan memanggil bartender untuk membayar minuman mereka. "Kau mabuk. Ayo, ku antar pulang."
Kyuhyun menggumam dan menghindar dari Haein yang akan mengalungkan lengannya ke bahu pria itu. Lima menit setelah berusaha keras, akhirnya Haein bisa membawa Kyuhyun masuk ke dalam mobilnya.
Haein masih diam dibalik kemudi dan menoleh pada Kyuhyun yang tidak bergeming.
"Seandainya kau bukan sahabatku, aku tidak akan segan untuk mematahkan semua tulang yang ada di tubuhmu, Kyu. Agar kau sadar bahwa Shinyeong sangat mencintai dan menyayangimu. Aku berharap kau tidak akan menyesal jika suatu hari dia menghilang dari hidupmu."
Setelah mengatakan itu, Haein langsung menyalakan mesin mobil dan melaju ke rumah Kyuhyun.
💍💍💍
Aku terbangun saat mendengar suara bel pintu yang ditekan dengan tidak manusiawi. Dengan kantuk yang masih menggantung, aku berjalan cepat menuju pintu utama.
"Nuguseyo?"
"Aku, Jung Haein. Bisa kau buka pintunya? Suamimu mabuk."
Dengan cepat aku memutar kunci dan menutup kembali pintu saat Haein merebahkan Kyuhyun di sofa.
"Apa yang terjadi? Kenapa dia mabuk?"
Haein menghela nafas dan menatap ke arahku. "Kalian bertengkar?"
"Ne?"
"Selama di mobil dia selalu mengatakan 'Mianhae, Yeongie. Maafkan suamimu ini'."
"Oh, kami memang sempat berdebat kecil. Aku tidak yakin itu bisa disebut bertengkar dan mampu membuatnya mabuk seperti ini." aku menggaruk belakang telinga dan berusaha senormal mungkin mengatakannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/183468268-288-k339240.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely ✔️
FanfictionAku tidak pernah sengaja menginginkanmu, meski bersamamu adalah cara melengkapiku - Shinyeong © Ryn | September 2019