"Eh?" Hayato bingung harus memberikan tanggapan seperti apa. "Tidak. Bukan begitu..Maksudku..."
Yuma menatap pemuda yang lebih tua enam tahun darinya itu dengan mata sinis. "Jika kau mau mau menyerangku, coba saja!"
Hayato tercekat, namun ia berusaha agar tetap tenang. "Tidak perlu. Aku tidak bisa berenang." Ia mengaku. Hayato memilih duduk, memperhatikan Yuma dari pinggiran sungai.
Sejauh ini, saat Hayato tak sengaja menemukan omega yang sedang heat, mengeluarkan pheromone yang menarik alpha,kebanyakan dari mereka terlihat lemah, tidak berdaya. Alpha yang merasakan pheromone itu, akan mengeluarkan pheromone balasan. Omega yang mendapatkan balasan tersebut akan dikuasai oleh insting yang ingin didominasi oleh seorang alpha.
Hayato akui, dia menginginkan Yuma. Ia tak menyangkal jika tubuhnya menginginkan omega 16 tahun tersebut. Karena mengeluarkan pheromone mendominasi itu, Yuma jadi tau jika Hayato adalah alpha.
Tetapi omega yang baru saja ia temui ini malah menunjukkan taringnya, menolak kehadiran Hayato. Pemuda itu hanya bisa duduk di tepi sungai, memperhatikan Yuma dari sana.
Setidaknya dia harus memastikan kalau remaja itu tidak terseret arus bukan? Ya, meski dia sendiri mengaku tidak bisa berenang.
"Kenapa kau malah berada di luar dan berendam di dalam sungai?" Hayato menyuarakan pertanyaan yang muncul di benaknya. Omega biasanya lebih memilih mengurung diri di dalam kamar saat masa heat tiba.
"Saat heat terjadi, kau tau apa yang dirasakan oleh tubuh omega?" Yuma menatap Hayato penasaran. Apakah laki-laki yang tiba-tiba muncul ini pernah berempati dengan apa yang dirasakan omega? Yuma ingin tau, dan ingin memastikan dugaannya kalau kebanyakan alpha tidak memahami gejala biologis yang hanya dialami omega itu.
"Tubuh omega akan melemah, sesuai namanya, tubuh omega juga akan menjadi lebih panas karena metabolisme tubuhmu dalam mengeluarkan hormon dan..."
"Bla bla bla!" Yuma memutar matanya saat mendengar sederetan fakta yang diutarakan Hayato. "Tapi apa pernah kau membayangkan bagaimana rasanya? Perasaan panas yang melemahkan tulang dan ototmu. Perasaan panas yang muncul saat kau hanya membayangkan seseorang menyentuhmu. Perasaan panas yang membutakan kelima indramu terhadap sekitar, sekaligus mempertajamnya pada sosok alpha yang kau inginkan." Yuma menatap lurus ke mata Hayato saat menjelaskan apa yang omega alami.
Pemuda dengan rambut kecoklatan itu hanya bisa terdiam membayangkan tiap kata yang keluar dari mulut Yuma. Hayato kurang lebih sepertinya mengerti.
"Jika kau pernah 'melakukannya' tentu kau bisa sedikit membayangkan bagaimana rasanya. Tapi ini lebih parah. Tubuhmu memproduksi afrosidiak yang meracuni dirimu sendiri." Yuma menunduk. Ingatannya kembali pada kembaran dan mantan pacarnya. Ingatan tidak menyenangkan itu masih jelas dan tidak akan hilang entah sampai kapan.
"Karena itu berendam di dalam air yang dingin akan membantuku menurunkan suhu tubuh. Dingin yang menyentuh kulitku akan membantu untuk lupa pada rasa panas yang diciptakan oleh tubuhku. Makin dingin, makin baik. Indra perabaku akan sibuk merasa hawa dingin dan aku bisa mengalihkan pikiranku dari insting ingin disentuh yang terjadi selama heat. Ini solusi yang bagus untuk mengendalikan diriku."
Hayato paham garis besarnya. "Apa harus di sungai? Sekarang sering hujan, bisa-bisa kau terseret arus."
Yuma mengangkat sebelah alisnya, tersenyum sinis pada alpha dihadapannya. "Kenapa kau begitu peduli? Karena aku omega, yang sedang heat, dan lemah? Karena kau yang terkahir melihatku sebelum hanyut dan itu merepotkan jika kau malah ditanya nanti?" Yuma tersenyum ironi. Ayolah, mereka baru saja bertemu, kenapa Hayato harus peduli?
"Tentu bukan. Jika kau kenapa-napa Mitsui-san akan bersedih." Hayato membantah. Ia tidak mengerti dengan jalan pikiran Yuma. Kenapa remaja itu begitu negatif akan kehadirannya? Oke. Dia seorang alpha dan sudah sewajarnya omega berhati-hati. Tapi ini bukan waspada lagi. Yuma tak hanya mencurigai, Hayato merasa cucu tetangganya ini akan berpikiran SANGAT buruk tentang apapun yang dia lakukan.
"Oh, jadi karena aku cucu Mitsui-san." Yuma mengangguk mengerti seolah menyadari kepedulian Hayato hanya karena dia kerabat Mitsui.
Pemuda itu memutar mata pelan. Benar Yuma tanpa basa-basi perpikiran negatif terhadapnya. Hayato tak lagi membalas perkataan remaja itu. Jika dilawan, Yuma hanya akan semakin memusuhinya.
Sekali lagi Yuma menenggelamkan dirinya di dalam air. Membiarkan partikel cair yang dingin itu menyentuh seluruh pori-porinya. Ia tetap bertahan dalam posisi tersebut hingga kehabisan napas. Kepala Yuma muncul kembali di permukaan, cahaya kemerahan mewarnai langit. Ia merasa sudah selesai dengan urusan heat kali ini. Belum, sebenarnya belum. Tapi tubuhnya sudah jauh lebih baik.
Yuma keluar dari sungai, mengabaikan Hayato yang menatapnya dengan pandangan penuh tanya. Yuma membungkuk, mengambil baju yang ia lepas sebelum masuk ke sungai. Saat ia berdiri, dari sudut matanya Yuma melihat Hayato juga sudah berdiri dan mendekat ke arahnya. "Apa?! Kau masih berniat menerkamku?!"
Hayato menggeleng. Pheromone Yuma samar-samar masih tercium olehnya, tapi setelah melihat bagaimana Yuma bereaksi atas kehadirannya, bagaimana remaja itu membahayakan dan melukai dirinya sendiri, Hayato tak lagi memiliki niat apa-apa. "Pinggangmu. Kau terluka."
Yuma melirik pinggang yang ia cengkram saat pertama kali melihat Hayato tadi. "Bukan urusanmu." Ucapnya acuh sambil mengenakan kemeja dan berjalan menjauh.
"Lebih baik aku melukai diri sendiri daripada jatuh pada alpha yang merendahkanku, menganggap aku bukan manusia yang setara dengan mereka, menganggapku sebagai benda."
[~]
KAMU SEDANG MEMBACA
Omegaverse: Genesis
Cerita Pendek((Ini bukan deskripsi cerita. Aku lagi bosan sama cerita omegaverse yang gitu gitu saja. Remake deskripsi : Cerita ini bikin mikir, kalau yang cuma ingin baca cerita banyak fluff, romance, dan reader services, jangan harap ketemu disini. So, janga...