Umji datang ke klinik fakultas sepuluh menit kemudian. Ekspresi cemasnya begitu jelas. Ia pun mendapati Hanbin yang sedang duduk di dekat ranjang rawat Dahyun; masih dengan pandangan lurus ke arah Dahyun yang terbaring memunggunginya. Saat ekor mata Hanbin menangkap presensi Umji, pemuda itu menoleh, dan Umji melambaikan tangannya.
“Hai, Bin, gimana kondisinya Dahyun?” tanya Umji di luar ruang rawat.
“Untungnya dia nggak apa-apa, Ji. Mungkin, ini semacam peringatan lain biar Dahyun nggak sering-sering makan makanan pedas,” jawab Hanbin.
Umji meringis mendengarnya. “Bin, sebenernya aku udah kasih tahu Dahyun soal sambal bakso itu, tapi anaknya ngotot. Katanya, udah cukup lama dia nggak makan bakso pakai sambal banyak. Nggak cuma itu, dia juga jarang beli makanan ringan yang rasanya pedas, maupun jajanan pinggir jalan yang pakai sambal atau bubuk cabai gitu. Bener-bener udah jarang, Bin.”
Hanbin tertegun. “Yang bener, Ji?” tanyanya pelan.
Umji mengangguk meyakinkan. “Makanya, aku kaget tadi pas lihat Dahyun nambahin sambal di baksonya sampai tiga sendok!”
“Ya Tuhan....” Hanbin menepuk keningnya ringan. “Dasar, anak bandel....”
Umji tertawa melihat respons si pemuda. “Kalau gitu, tasku mana, Bin?”
“Ada di dalem, Ji.”
Umji mengangguk-angguk. “Yaudah, sekalian aja nengokkin si anak bandel,” katanya sambil lalu meninggalkan Hanbin yang terpekur di tempatnya.
Anak bandel. Julukan yang kerapkali Hanbin lontarkan, manakala Dahyun tidak pernah menuruti perintahnya yang juga demi kebaikan si gadis.
Kala Dahyun dengan sengajanya menambah banyak bubuk cabai pada jajanannya, maka Hanbin akan mengomel; “Ish, anak bandel ini! Kenapa pake bubuk cabainya banyak gitu?”
Ketika Dahyun tergiur untuk ikut bersama anak-anak kecil yang bermain di bawah guyuran hujan, maka Hanbin akan berseru; “Nggak boleh, Anak Bandel! Kamu sakit nanti aku yang repot!”
Di saat Dahyun bermalas-malasan menyelesaikan tugas laporannya, sekalipun Hanbin hendak menawarkan bantuan, maka Hanbin akan berkata setengah menyerah; “Dasar Anak Bandel! Giliran dapet nilai E nanti kamu nangis-nangisnya ke aku!”
Samar, Hanbin bisa mendengar percakapan yang terjalin antara Dahyun dengan Umji. Dahyun berkata pada Umji, bahwa ia ingin pulang bersama dengan gadis itu. Namun, Umji menolaknya dan malah meminta Dahyun untuk pulang diantar Hanbin; dengan alasan keselamatan yang lebih memadai. Padahal, Hanbin belum mengatakan keinginannya yang satu itu kepada Umji.
“Pulang sama kamu, deh, Ji!” kata Dahyun, bersikeras.
Umji tertawa sepintas. “Anak bandel kayak kamu harusnya tetep pulang sama pawangnya, Dahyun.”
“Umji apaan, sih!”
Nada menggemaskan si gadis Kim rupa-rupanya sukses mengundang sesuatu yang hangat membuncah dalam dadanya. Hanbin, tak ayal, kembali dirundung kerinduan yang mendalam. Untuk Kim Dahyun; gadis yang pernah mengisi kekosongan di setiap harinya.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan | Hanbin ft. Dahyun
Fanfiction(n.) titik-titik air yang berjatuhan dari udara. Sering membuat genangan, kadang juga membawa kenangan. • Hanbin x Dahyun • presented by bluesheano, 2020 awal : 03 Februari 2020 akhir : 26 April 2020 #1 in dahbin (07/19/2022) ♡