♠ sering

202 56 7
                                    

Dua jam berselang, dan Hanbin masih setia berada di sisinya, menunggunya sampai ia benar-benar merasa lebih baik.

Dahyun akui, ada sejumput rasa rindu serta perasaan hangat yang mampir ke dadanya, setiap kali ia melirik pada Hanbin yang sudah kembali duduk di dekatnya sambil memainkan ponsel. Umji sudah pulang semenjak ia menengok Dahyun, mengajaknya berbicara dan mengambil tasnya yang ada di atas nakas perawatan.

Namun, setiap kali Dahyun menatap Hanbin yang tampak asyik dengan ponselnya, mau tak mau prasangka buruk itu kembali hadir.

Apa mungkin Hanbin sedang berkirim pesan obrolan dengan si gadis bernama Lee Hayi? Gadis yang pernah menunjukkan dirinya di postingan foto Instagram Hanbin?

Oh, ayolah, Kim Dahyun! Untuk apa pula kau merasa sekesal ini? Ingatlah, Hanbin sudah bukan siapa-siapa lagi bagimu. Dia hanyalah seorang mantan yang kebetulan masih bisa memerhatikan kesehatanmu sampai sejauh ini. Tidak lebih.

“Kamu pulang, gih,” ucap Dahyun, pelan, menghentikan pergerakan kedua ibu jari Hanbin yang menari di atas papan ketik layar ponselnya.

“Kenapa?” tanya Hanbin, tidak terlalu mendengar ucapan pelan si gadis.

“Pulang,” kata Dahyun, lebih jelas.

“Pulang sekarang? Emangnya kamu udah merasa baikan?”

Dahyun berdecak. “Maksudnya, kamu pulang sana! Kasihan cewek kamu kalau sampai tahu, kamu ada di sini buat nemenin mantan pacarnya yang lagi sakit.”

Seketika, Hanbin mengulum senyum. Cara Dahyun berbicara seperti menunjukkan emosinya yang sebenarnya; bukan karena kesal, melainkan... cemburu?

“Cewekku? Siapa?” tanya Hanbin, berniat untuk menggoda Dahyun; hal yang diam-diam dirindukannya pula.

Lagi, Dahyun berdecak sambil membuang muka. “Siapa lagi?”

“Siapa?”

“Ya masa pacar sendiri nggak tahu siapa?”

Hanbin berdeham, rasa-rasanya ia ingin tertawa sekarang juga. “Memang nggak tahu. Siapa, sih?”

“Tahu, ah!” tukas Dahyun, enggan meladeni ucapan Hanbin lebih jauh.

Mengerti bahwa suasana hati gadis itu sedang buruk; bahkan mungkin selalu buruk setiap kali gadis itu bertemu dengannya, maka ia mengalihkan topik, “Gimana keadaanmu sekarang? Udah lebih baik?”

“Kenapa? Kamu bosan, ya, diam di sini terus? Yaudah makanya pulang sana, udah kusuruh dari tadi,” sahut Dahyun, masam.

“Nggak, bukan gitu,” kata Hanbin. “Kalau memang perutmu dirasa belum baikan, kamu jangan dulu pulang, dan aku bakalan tetep temenin kamu di sini. Aku, kan, udah janji mau antar kamu pulang.”

“Oooh, jadi kalau kamu nggak bilang janji, kamu nggak bakal anter aku pulang dan memilih ketemu sama pacar kamu itu?” Dahyun menatap Hanbin memicing. “Makanya, sana pulang...”

Bukannya merasa kesal, Hanbin justru semakin tak kuasa menahan tawa. Ah... Kim Dahyun memang sedang dilanda perasaan cemburu.

“Nggak ah. Aku bakal ketemu dia abis antar kamu pulang,” ujar Hanbin, kembali menggodai Dahyun.

Tak disangka, Dahyun memberinya picingan tajam seraya berseru kesal, “Dasar nggak tahu malu! Pulang sana!”[]

Hujan | Hanbin ft. DahyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang