|| Ketua Kelas Biadab ||

72 5 3
                                    


Arka terburu – buru untuk berangkat sekolah pagi ini karena dia telat bangun apalagi hari ini pertandingan basket antar kelas. Dia lelah sekali akan kegiatan akhir semester ini.

"Lea...udah belum?" teriak Arka sembari memasang sepatu basketnya.

"Lea udah berangkat dari tadi kali" ucap bundanya dibalik pintu dan membawa sepiring roti.

"sama siapa?"

"naik ojek online. Kamu sih dibangunin gak bisa" ucap bundanya

Arka pun berpamitan dengan bundanya karena waktu sudah sangat mepet namun bundanya mencegahnya untuk sarapan terlebih dahulu.

"sarapa dulu lah, Arka. Kamu kan mau tanding"

"gak sempet, Bun" ucapnya tergesa – gesa

***

Dea sudah bersiap dengan kostum dance yang sebenarnya simple dan tidak ribet sebagai opening pertandingan basket ini. Dea menggunakan tshirt berwarna putih dan kemeja merah bermotif kotak – kotak. Wajahnya pun sangat segar dengan rambut dikuncir satu.

"wangi bener, neng" sindir Tika yang baru saja datang. Parfum Dea terlalu menyengat hidungnya.

"iya dong. Inces dilawan" ucap Dea dengan pedenya

Tika terkekeh karena ulah Dea yang satu ini. Menurutnya Dea terlalu berlebihan dalam menyemprotkan parfum.

"eh Dea. Lo itu bukan bikin orang disekitar lo nyaman sama wangi lo, wangi lo itu nusuk banget tau gak" ucap Tika jujur dan blak – blakan

"Tika the nyai. Gue itu habis ini tampil dance selama 10 menit dibawah matahari. Wangi gue pasti berkurang" jelas Dea. Dia tidak mau mendengar kritik dari Tika

"aish. Terserah lo dah" ucap Tika capek menasehati Dea.

***

Dea telah selesai menampilkan performance untuk opening perlombaan basket yang ditunggu – tunggu. Dia telah bergabung bersama teman – temannya untuk memeriahkan perlombaan basket ini.

"Kak Andrew semangat yah" ucap Lea pada pacarnya ketika Andrew melakukan shooting. Jarak antara Andrew dan Lea yang sebagai penonton saat ini terbilang dekat. Andrew pun mendengar apa yang Lea ucapkan.

"makasih sayang" ucap Andrew meskipun fokusnya tidak pada Lea namun Lea berhasil mendapatkan 'cie –cie' dari teman – teman sekelasnya yang juga ikut menonton.

"cie – cie" ucap Dea

"yaelah, Le. Lo kurang keras ngomongnya. Kalau perlu teriak noh biar menggelora" ucap Dea

"eh Dea, lo praketin dulu sono" ucap Tika sarkastik

Dea tahu sebenarnya Tika ini sedang mengujinya sekaligus menggodanya. Gawat, bisa – bisa Lea tahu kalau Dea menyukai kakaknya itu.

"teriakin Kak Arka dong De. Lo kan PD banget kalau yang begini – begini" ucap Lea dan jantung Dea berdetak cepat dalam hitungan detik.

Tanpa Dea sadari, Tika sedang membisikkan sesuatu pada Lea. Lea terkejut mendengarnya sampai dia menutup mulutnya akan hal yang dibisikkan Tika.

"De, lo serius suka sama Kak Arka?" tanya Lea tidak sabaran

"HAH?"

Tatapan mata Dea sudah melotot pada Tika. Tika hanya tertawa cekikikan. Dea tau Lea merupakan salah satu sahabat terbaiknya dan dia juga akan adil kepada Tika maupun Lea jika ada suatu masalah atau apa pun itu, Dea akan menceritakannya pada mereka berdua tanpa terkecuali namun masalah ini berbeda dari biasanya. Dea tidak mencerikannya pada Lea karena dia malu mengakui kalau dia suka dengan kakak sahabatnya itu.

Refrain of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang