Arka tengah menikmati jamuan makan siang bersama Selana sedangkan orang tua mereka berada di ruang vip hanya Arka dan Selena saja yang tidak bergabung bersama mereka.
"spaghetti carbonaranya enak. Taste good" puji Arka pada hidangan makan siangnya.
"Thankyou, Ka"
Selena menemani Arka diiringi dengan obrolan mereka. Di dalam hati Arka tidak henti – hentinya memuji Selena yang sempurna. Cantik, anggun, pintar. Sepertinya kalau Selena mengikuti beauty pageant seperti putri Indonesia atau Miss Indonesia dia akan menjadi pemenangnya.
"Lo liburan mau jalan kemana?" tanya Arka membuka pembicaraan
"gue gak ada rencana kemana – mana sih tapi gue pengen ke gramed. Hunting buku kedokteran. Itung – itung nyicil materi biar gak kaget"
Arka hanya mengangguk pertanda mengerti akan rencana liburan Selena yang 'sempurna'. Seumur hidup, Arka tidak pernah ada acara belajar ketika libur sekolah. Baginya sangat jenuh sekali ketika masa liburan diisi dengan belajar dan belajar.
"kalau lo kemana, Ka?" tanya balik Selena
"ehm, bakal ngapain yah?" tanya Arka pada dirinya sendiri yang bingung
"yaelah. Gue tanya lo balik nanya juga"
Mereka berdua tertawa. Bagi mereka sangat seru sekali mengobrol hal monoton ini.
"keluarga gue suka spontanitas. Kalau bunda gue nganggur yaudah main cabut aja. Kadang ke Bandung atau bogor sih seringnya" ucap Arka.
"bunda lo tadi cantik banget sih. Heran gue, gak abis – abis cantiknya" puji Selena tiba – tiba dan membuat Arka terkekeh
"dandannya lama, Sel. Lo juga cantik kok" puji Arka tulus
"thankyou, Ka. Lagian bunda lo bare face aja udah cantik atau jangan – jangan makin cantik"
"semua perempuan juga cantik kali termasuk lo" puji Arka lagi.
Selena hanya tersenyum malu dipuji Arka seperti itu. Sebenarnya Arka bukanlah lelaki pertama atau kedua yang memuji kecantikan Selana. Sudah banyak lelaki memuji kecantikannya bahkan lebih dari itu tapi lebih condong pada 'kesempurnaan' Selena.
Selena tiba – tiba bersandar pada bahu Arka. Yang disandar pun kaget dan tidak menyangka tapi juga merelakan bahunya dibuat sebagai tempat sandar.
"Ka, kalau kita sekampus nanti, lo mau kan pergi pulang kuliah bareng gue?" tanya Selena mendongak pada Arka dan Arka pun mengagguk tanda mengiyakan permintaan Selena.
"kenapa lo pengen jadi dokter?" tanya Selena pada Arka
Arka menarik nafas dahulu sebelum menjawab pertanyaan Selena. Mendengar kata dokter membuatnya teringat pada ayahnya yang sudah beberapa tahun ini tidak pernah mengabarinya.
"panggilan hati juga, Sel. Dulu ayah gue pernah punya pasien tapi dia gak mampu bayar operasi. Boro – boro buat bayar pengobatannya, untuk hidup sehari – hari aja susah. Lo tau gak sih buat gue jadi dokter bukan sekedar prestis tapi setidaknya lo bisa berguna buat sesama manusia" ucap Arka.
Selena bangkit dari sandaran nyamannya. Dia menatap Arka takjub dan saat ini wajah mereka sangatlah dekat bahkan hidung Arka dan Selena bersentuhan.
"itu yang gue suka dari lo, Arka" ucap Selena
Selena segera memajukan wajahnya terlebih dahulu dan mereka hampir saja berciuman sebelum suara ponsel Arka merusak momen berdua mereka.
"sorry, Sel"
Selena hanya mempersilahkan Arka mengangkat ponselnya. Diliriknya layar ponsel Arka ternyata itu dari adiknya, Lea.
"Kak, mau titip apa? Xi boba aja yah"
***
Dea menunggu Lea yang sedang antri di stan minuman kekinian saat ini. Tika telah pulang terlebih dahulu karena ingin ikut ibunya untuk menjemput ayahnya di bandara, jadilah saat ini hanya ada Dea dan Lea. Sembari menunggu Lea, Dea melihat postingan instagram dan instastory salah satunya milik Selena. Dalam instastory itu terlihat Arka yang sedang menikmati makan siangnya, Selena yang bersandar di bahu Arka dengan menampilkan wajahnya yang disuguhi filter – filter lucu. Hati Dea semakin panas tapi disisi lain jika dia dibandingkan dengan Selena, dia juga tak mungkin jadi pemenang di hati Arka, begitu menurutnya.
"punya lo" ucap Lea memberikan boba milik Dea
"thankyou"
Mereka lalu mampir ke guardian sembari menunggu jemputan. Lea memberi beberapa masker sedangkan Dea beralih ke stan make up. Hatinya masih terbakar api cemburu melihat kedekatan Selena dan Arka.
"Le, lo kalau punya kakak ipar, pengen yang kayak gimana sih?" tanya Dea tiba – tiba tanpa basa – basi.
"iya – iya. Gue tau jodoh lo Kak Arka, mangkannya tanya gitu ke gue"
Lea teringat ucapan Dea yang seperti janji ketika Dea tak kunjung menemukan sandalnya. Bila laki – laki yang menemukan sandalnya maka akan menjadi pacarnya, syukur – syukur jadi jodoh. Ternyata yang menemukan adalah Arka.
"haruskah gue bilang 'amin'?" tanya Dea
"Amin" ucap Lea antusias
"Dea, banyak perempuan yang pernah deket sama kakak gue tapi kakak gue selalu pengen punya cewek yang kayak bunda gue. Emang ye, role model kakak gue itugak jauh – jauh contohnya bunda gue" jelas Lea
Otak Dea seketika mereview ibu sahabatnya ini. Ibu sahabatnya yang tidak hanya cantik namun wanita yang lembut. Pantesan saja Arka menjadikan bundanya sebagai role model.
"kalau Selena?" tanya Dea pada Lea.
"one more. Kalau ada cewek yang mau deketin kakak gue, saran gue lo harus bisa ambil hati gue dulu, maksutnya biar gue tau dia itu bisa deket sama keluarga lakinya gitu. Anyway, dari dulu gue dibanding – bandingin mulu sama kakak gue kalau ketemu kerabat atau temen nyokap bokap gue"
Satu hal yang Dea tahu, seenggaknya ada hikmah menjadi anak tunggal yaitu dia tidak punya saudara untuk jadi bahan perbandingan orang meskipun kelak Dea tidak ingin embuat anaknya menjadi anak tunggal karena akan kesepian di rumah.
"kenapa lo dibanding – bandingin, Le?" tanya Dea kali ini telah selesai memilih lipstick dan mendekati Lea.
"soalnya kan kakak gue you knowlah smart, good looking, tinggi sedangkan gue kan biasa aja gini" ucap Lea yang membuatnya kasihan. Kenapa society bisa sekejam ini?
"kalau lo biasa aja mana mungkin Kak Andrew demen sama lo, Lea?"
"udah takdir kali, De" ucap Lea seenaknya.
Padhal dari dalam hati, Dea selalu mengagumi sahabatnya yang satu ini. Meskipun bukan perempuan dengan kecantikan yang cetar bak selebgram atau para peserta kontes kecantikan tapi Lea ini sangat keibuan dan mewarisi wajah cantik bundanya. Dea bahkan iri karena Lea bisa jauh lebih tinggi darinya.
"oh iya, Lo ikut pulang bareng gue sama Kak Andrew aja yah. Udah hampir malem De" tawar Lea dan Dea menyetujui.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Refrain of Love
RomanceA calssic love story everyone might has. This is the journey of deeply in love. Deandra menyukai Arka yang merupakan kakak sahabatanya secara diam - diam. Namun siapa sangka bahwa Dea merupakan 'rumah' yang nyaman untuk Arka pulang.