8. Winter Butterfly

1.9K 149 23
                                    

At the end of a long day,
I hope this song I'm singing for you
Becomes a warm comfort,
At the end of all of your seasons
When you think it's over
Nothing seems forever
Be alright
Be always by your side

***Winter Butterfly by Hyuk (VIXX)***


"Onii-san, sumpah, aku tidak akan mengganggu kalian! Tolong, jangan suruh aku pergi dari sini!" ucap Hiro sambil terengah mendorong pintu yang hendak di tutup Ambrosio dari dalam.

"Ugh!" Ambrosio menendang kaki Hiro yang mengalangi di sela daun pintu. Hiro kesakitan dan terpaksa menarik kakinya.

Brak! Akhirnya pintu apartemen Ambrosio tertutup rapat di depan wajahnya. "Onii-san kau kejam sekali!" rutuk Hiro. Ia mengambil jaketnya yang teronggok di lantai, memasangnya lalu mendengus pada pintu sebelum melangkah pergi dari tempat itu. Tampaknya kakaknya itu ingin waktu berkualitas bersama keluarganya. 

Begitu berbalik Ambrosio mendapat tatapan tajam dari putra semata wayangnya, menuntut penjelasan. "Aku melakukan itu untuk kebaikannya," kilah Ambrosio. "Pamanmu itu perlu mencari wanita lain dan menikah agar tidak menghabiskan waktu bersama istriku melulu." Ambrosio membungkuk untuk menggendong Tetsuya. "Papatoissho! Hirune no jikandesu." Ikut Ayah, yuk! Saatnya tidur siang.

"No!" sahut Tetsuya tegas. Ia bergegas lari. Ayahnya berusaha menangkapnya tapi ia sudah belajar teknik menghindar ala ninja. Ia mendatangi ibunya sambil merengek manja,"Mommy ...." 

Ambrosio menyusul Tetsuya ke kamar tamu. Ia melihat istrinya itu asyik dalam dunianya sendiri. Ambrosio sempat menangkap Tetsuya dan menggendong anak itu. Tetsuya merengek nyaring sambil mendorong-dorongnya, "Uuuh! Mommy!" Ambrosio berseru keras untuk menyuruhnya diam, "Ssst!!" Anak itu diam dengan bibir cemberut. "Berhenti memanggilnya Mommy. Kau ini buatan Jepang, Testsuya! Coba panggil ibumu dengan sebutan Okaa-san!"  Tetsuya membuang muka. "Ugh, anak ini!"

Sisilia tidak menyahut karena perhatiannya terpusat pada deretan tabung sampel dalam kotak pendingin portable yang sedang di-charger. Dia duduk di lantai dan mengenakan sarung tangan karet. Dia mengangkat salah satu tabung dan memperhatikan cairan bening kental serupa lendir di dalamnya dengan saksama. Satu hal yang disukai Ambrosio dari istrinya itu, ketikdapeduliannya terhadap hal lain, kecuali sampel dan pemeriksaan, membuatnya tidak merasakan ambisi ingin menguasai atau keserakahan dari Sisilia

Melihat tabung di tangan Sisilia, Ambrosio mengenali benda itu. "Sampel dari Edward Chen?"

"Uhm," angguk Sisilia. Dia mengembalikan tabung itu ke raknya.

"Kau masih berkutat dengan benda itu? Kukira kau sudah selesai memeriksanya, si Unknown666." Ambrosio mendekat untuk melihat lebih jelas isi kotak pendingin itu. Untungnya, Tetsuya diam saja, mendengarkan percakapan ayah dan ibunya.

"Itu benar," ucap Sisilia. Dia meraih tabung-tabung yang lain dan melihat sekilas isinya lalu membuat catatan. "Sudah bisa dipastikan U666 memicu sifat agresif dalam otak dan memacu kerja tubuh seperti adrenalin, menjadi lebih kuat dan tangkas. Hanya saja kami belum menemukan penteralisirnya. Kita tidak mau ada makhluk seperti Edward Chen lagi, yang menjadi mesin pembunuh dan tak bisa mati." Setelah berucap demikian, terbesit dalam pikirannya jika Ambrosio berubah seperti Edward Chen, dunia akan dalam bahaya besar. 

Sisilia mengangkat tabung berisi cairan hitam. Kandungan cairan itu adalah murni U666. Asal usul U666 telah ditemukan. Jika ada makhluk penghasil zat tersebut, kemungkinan besar ada makhluk lain yang terpapar atau mengandung U666 dalam tubuh mereka, itu berarti ada Edward Chen-Edward Chen lainnya. Untuk mengatasinya, dia harus menemukan zat penawar efek U666 secepatnya. "Telah dikonfirmasi U666 berasal dari siluman di India dan sangat mungkin penyebarannya ke seluruh penjuru dunia, mengingat zat ini disebarkan oleh seorang pengusaha kaliber internasional."

Play In Deception 2: Camouflage (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang