60. Peaceful Sleep

1.4K 136 32
                                    

Sungguh menyenangkan melihat kondisi Ren terus membaik setelah mendapat transfusi darah bercampur ID62. Dari hasil pemindaian pun terlihat organ dalam tubuhnya memperbaiki diri seperti bangunan roboh yang direkonstruksi ulang. Sel-sel tubuhnya yang rusak menjadi baru dan tersusun rapi. Ren terbaring tenang seolah tertidur lelap. "Darah itu benar-benar mukjizat, Sisilia-sama. Ini berkah untuk alam semesta," ujar dokter yang berdiri di sisi Sisilia. "Menyalurkannya melalui transfusi darah juga tindakan yang tepat, membuat zat itu mudah beradaptasi dengan tubuh penerima."

"Anda benar sekali, Dok," sahut Sisilia. Dia menggeleng-geleng takjub. "Entah manusia jenis apa yang memiliki darah sesakti itu." Secepatnya dia harus membuat laporan lengkap mengenai darah ID62 pada atasannya di Antarktika.

Namun sebelum itu, dia teringat belum menengok Ambrosio dan Hiro. Sisilia pun baru menyadari gaun labnya kotor oleh cipratan darah. Dia membersihkan diri terlebih dahulu, mengenakan pakaian santai berupa blouse longgar dan celana jeans, kemudian menemui suami dan iparnya.

Sisilia menuju kamar perawatan di Lantai 1, tempat Hiro dan Ambrosio dirawat. Dia mendorong masuk kereta berisi makanan, hidangan yang disiapkan dari dapur Madame Setsuna. Jam makan malam tak terasa terlewati akibat situasi yang nyaris menjadi bencana besar.

Hiro dan Ambrosio tertidur dengan infus mengalir di punggung tangan mereka. Ranjang mereka bersebelahan dan Sisilia berdiri di antaranya. Hiro membuka mata dan menyapa Sisilia. "Ohayo," gumamnya pelan. Sisilia tersenyum. "Untung kamu datang di saat yang tepat, Hiro. Terima kasih!" ucap Sisilia sambil menyiapkan meja makan di ranjang Hiro lalu meletakkan bento berisi nasi dilengkapi lauk dan sayur aneka bentuk yang imut dan berwarna cerah.

 Terima kasih!" ucap Sisilia sambil menyiapkan meja makan di ranjang Hiro lalu meletakkan bento berisi nasi dilengkapi lauk dan sayur aneka bentuk yang imut dan berwarna cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hiro berusaha bangun, tetapi terhempas kembali ke bantal. "Aduh," ringisnya sambil memijat kening. Sisilia menaikkan kasur bagian kepala dengan alat pengatur ketinggian ranjang itu sampai posisi kepala Hiro cukup tinggi dari meja makan. "Bagaimana? Cukup?" tanya Sisilia. "Ya, sudah, cukup," ujar Hiro lemas. Ia meraih sumpitnya lalu menjepit makanan dengan tangan gemetaran. "Ah!" desahnya ketika potongan sosis terjatuh dari sumpitnya.

"Pelan-pelan!" peringat Sisilia. Dia meletakkan segelas susu di meja Hiro. "Ini, minum susu dulu, ini akan memulihkan energimu dengan cepat."

"Aku tak bisa mengangkatnya, terlalu berat," ujar Hiro memelas.

"Sini, biar kubantu!" Sisilia meletakkan sedotan di gelas susu itu dan mendekatkan ujungnya ke mulut Hiro. Pria itu segera menyedot susunya.

"Huh, manja!" timpal seorang pria. Sisilia dan Hiro menoleh bersamaan ke pemilik suara itu.

Ambrosio merengut marah pada Hiro. Sisilia buru-buru berpindah ke sisinya. "Hai, sayang, bagaimana keadaanmu?" sapanya manis.

"Tidak begitu baik, seperti kau lihat, aku tidak bisa menghajar Hiro meskipun aku ingin."

"Ck, Ambrosio, kau masih ingin berkelahi di saat seperti ini? Kapan kamu dewasa, Neko-chan?" ujar Sisilia sambil menarik kedua pipi suaminya yang sebenarnya lebih manja dari Hiro.

Play In Deception 2: Camouflage (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang