21++
----Kebahagiaan tidak ada yang abadi. Semua itu bayangan semu belaka, imajinasi yang dibuat oleh otak manusia----
Lebih mengutamakan pekerjaan daripada keluarga, membuat Sisilia kerap meninggalkan anak dan suami dalam jangka waktu lama. Hal itu...
Jika dua ninja handal bertarung, mereka tidak banyak membuat suara. Hanya terdengar libasan angin serta sesuatu yang melintas dengan cepat dan ringan. Dengan cara itu, Ambrosio bisa mengusir Hiro keluar kamar tanpa membangunkan Sisilia dan Tetsuya. Tetsuya bahkan masih tertidur lelap di bahunya sambil bergerak menghajar Hiro. Bukannya ia ingin jahat pada Hiro, tetapi adiknya itu seharusnya menjaga jarak dari istrinya. Hiro membuatnya cemburu berat.
Ambrosio membuka futon dengan sebelah tangan, lalu membaringkan Tetsuya di sana. Ia memindahkan istrinya ke samping Tetsuya. Melihat kedua orang itu tidur lelap di sore hari, hatinya melembut. Ambrosio ingin bergabung bersama mereka. Ia membuka lemari untuk mengganti bajunya.
Suara pintu lemari rupanya membangunkan Sisilia. Dia duduk seraya menyingkirkan koyo di matanya. "Oh, Ambrosio, kau sudah pulang?" tanyanya. Begitu dia membuka mata, penglihatannya terang seperti sedia kala. "Wuaaah, koyo ini hebat! Mataku langsung bening," ujarnya riang.
"Huh, Hiro yang memberimu?" ketus Ambrosio. Ia menghadap lemari melepas setelannya. Pundaknya yang bidang terbuka. Tato harimau itu mengaum puas.
"Iya. Di mana Hiro? Kukira tadi ia ada di sini." Sisilia berdiri dan mendatangi suaminya.
"Ia sudah pergi." Ambrosio mengangkat tangan untuk mengambil yukatanya di rak atas. Ia mematung merasakan tangan lembut menggerayangi dadanya dari belakang. Bibir hangat mengecup punggungnya. "Terima kasih," ucap Sisilia sambil menempelkan pipinya ke punggung tertempa itu. "Untuk apa?" tanya Ambrosio heran. "Karena menjadi suami yang sempurna bagiku."
Dengan cepat Ambrosio membalik tubuhnya. Keningnya berkerut dalam. Apakah Hiro sudah memberitahu Sisilia? Pertanda apa ini? "Ada apa ini? Tidak seperti biasanya," tukas Ambrosio. Sisilia memasangkan yukata di tubuhnya.
Sisilia tersenyum terus menerus. "Cuma teringat," jawabnya. "Sebagai istri aku kurang memperhatikanmu. Ke depannya, aku akan berusaha lebih baik."
"Apakah ulang tahunku hari ini?" Ambrosio keheranan. "Bukan karena itu," sahut Sisilia, "tetapi karena itu ...." Dia menunjuk dengan dagu pada bento berisi hidangan unagi donburi--aromanya semerbak menyebar dalam kamar--serta kotak kaca berisi boneka Momotaro yang mungkin dibeli Ambrosio dari toko barang antik karena bentuknya yang mewah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Padahal Momotaro versi Tetsuya adalah seorang boneka lucu yang bisa dibanting dan ditendang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.