21++
----Kebahagiaan tidak ada yang abadi. Semua itu bayangan semu belaka, imajinasi yang dibuat oleh otak manusia----
Lebih mengutamakan pekerjaan daripada keluarga, membuat Sisilia kerap meninggalkan anak dan suami dalam jangka waktu lama. Hal itu...
Kamaitachi (鎌鼬) adalah makhluk gaib dalam mitologi Jepang. Kamaitachi merupakan sekumpulan (tiga ekor) musang yang bercakar tajam, bergerak bagai embusan angin, dan melukai kulit kaki manusia. Musang yang pertama memukul badan korbannya sampai lunglai, musang kedua segera mengiris kulit korbannya, dan yang ketiga segera mengoleskan obat pada luka tersebut, sehingga pada saat itu terjadi, korban hanya merasakan rasa sakit seperti terluka namun tidak berdarah. Kadangkala mereka diceritakan bersaudara, kadangkala hanya sebagai tiga serangkai.
_____
Ninja, yakuza dan intrik dunia hitam selalu berkaitan dengan kematian, pembunuhan dan misteri. Pembunuhan dengan racun adalah salah satu cara yang paling efektif untuk melenyapkan lawan. Sisilia memperhatikan hal itu, terlebih sejak Ambrosio melibatkannya dalam penyelidikan. Ketika dia memeriksa sampel darah dari jasad para pewaris klan, selain mendeteksi U666, dia juga menemukan sejumlah substansi lain. Satu zat yang menarik perhatiannya yaitu Cerberin.
Cerberin terdapat dalam tanaman Cerbera odollam, atau dikenal sebagai The Suicide Tree (Pohon Bunuh Diri), Pong-pong, Othalanga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bentuk bunganya sangat mirip dengan bunga Oleander karena berasal dari famili yang sama. Efek racunnya juga sama dengan Oleander. Tanaman ini populer untuk senjata pembunuhan diam-diam dan juga bunuh diri. Selain kematian, keracunan zat ini juga menyebabkan mual-mual, muntah, gangguan detak jantung serta sesak napas.
Tanaman ini mempunyai bunga putih seperti melati namun lebih besar. Racun yang terkandung bernama Cerberin. Cerberin dapat menyebabkan gangguan otot jantung, kegagalan pernapasan, dan kemudian kematian. Racunnya paling toksik ada di bagian biji yang terdapat dalam buah kecil serupa mangga berwarna hijau. Penggunaan racun ini sangat mudah karena rasanya dapat ditutupi oleh bumbu makanan lainnya atau dicampur bersama gula dalam pembuatan permen. Tidak hanya itu saja, racun dari tumbuhan ini sering diabaikan saat otopsi karena nyaris tidak terdeteksi dan efeknya tampak seperti serangan jantung akibat gangguan keseimbangan kadar natrium dan kalium dalam darah. Inilah sebabnya mengapa The Suicide Tree sering dikatakan sebagai alat pembunuhan yang sempurna.
Kejadian tak sadarkan diri atau kematian secara bersamaan tanpa sebab yang jelas hanya berarti satu hal. Keracunan.
Ada lima tetua yang tak sadarkan diri dan harus segera diberi pertolongan. Sembilan lainnya setengah sadar dan lemah lunglai tak dapat berdiri lagi.
"Otou-sama! Otou-sama!" seru Ren sambil memanggil ayahnya yang kehilangan kesadaran. Ia merebahkan ayahnya di lantai dan membuka bagian dada yukata beliau. Ia memberikan CPR pada ayahnya. Resusitasi jantung paru-paru atau CPR (Cardiopulmonary resuscitation) adalah tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu.
Kebanyakan reaksi racun yang fatal serupa serangan jantung, karena itu pemberian antidotum sejenis bisa untuk beberapa jenis keracunan. Sisilia melepaskan pegangan tangan Ambrosio padanya dan berlari ke sisi Ren. Ren seorang dokter, dia yakin pria itu akan menanggapi maksudnya. "Sisi!" seru Ambrosio cemas. Sesuatu pasti menarik perhatian Sisilia sehingga wanita itu tanpa pikir panjang meninggalkannya. Jika ia tidak mengenal wanitanya, ia akan bertanya-tanya keheranan.
Sisilia berjongkok di samping Ren dan berkata pada pria itu. "Apa kau berpikir Cerberin terlibat dalam kejadian ini?" Ren terdiam dan menatap kosong padanya. Dalam kepala pria itu menelusuri informasi mengenai zat racun tersebut dan berusaha memahaminya secepat mungkin. Sisilia membuka kotak berisi sepuluh ampul siap injeksi Digoxin immune fab (Digibind).
Digoxin imun fab (Digibind) adalah penangkal digoxin (obat untuk patah hati) atau keracunan digitalis, dibuat dari fragmen imunoglobulin domba yang telah diinokulasi dengan turunan digoxin. Hal-hal yang terdengar rumit biasanya mahal, dan ini tidak terkecuali. Biaya per botol berkisar antara $ 500-700 (AS). Berita baiknya adalah bahwa Digibind bereaksi silang (bekerja) dengan berbagai glikosida jantung seperti oleandrin, digoxin, dan cerberin.
(Tolong diperhatikan, semua hal yang berkaitan medis dalam cerita ini hanya untuk keperluan cerita, jangan dijadikan landasan ilmu pengobatan atau diagnosa medis. Segala penyakit atau keluhan harus dikonsultasikan dengan pakar kesehatan yang kompeten. Dan jika kalian memiliki pengetahuan lebih, silakan komunikasikan ke aku dgn komen atau DM yang sopan, aku selalu terima saran perbaikan dan koreksi jika aku salah. Terima kasih.)
Tanpa menunda lebih lama lagi, Ren meraih satu ampul dan menyuntikkannya ke dalam pembuluh darah ayahnya. Ia juga menyuntikkan antidotum tersebut ke lima tetua lain yang tak sadarkan diri. "Maafkan, Gichou-sama, kondisinya sangat mendesak, aku tidak bisa mengambil risiko menunggu hingga terlambat menyelamatkan kalian," ujarnya cemas. Bulir-bulir peluh mengalir deras di keningnya.
Sisilia menatap isi kotak ampul yang sisa separuh. Yah, melayang sudah ribuan dolar uangnya, padahal tadinya dia ingin menyimpan benda itu untuk penggunaan pribadi, tak disangka malah dipakai untuk pengobatan umum.
Seruan lega terdengar setelah Ren memastikan kondisi para tetua stabil meskipun belum sadar sepenuhnya. Sebagian dari mereka bergumam tak jelas dan mata mengerjap-ngerjap lemah. Orang-orang sibuk mengerumuni para tetua, sebagian lagi ingin cepat keluar dari tempat pengkremasian itu.
Ambrosio melangkah ke ambang pintu dan menghalangi beberapa orang yang hendak keluar dari krematorium. Sebelah tangannya mengangkat pedang samurai sebagai palang rintang. "Tak ada yang boleh meninggalkan tempat ini sampai pihak berwajib datang!" ujarnya dingin. Hanya satu kalimat itu membuat orang terdiam dan dengan tertib kembali ke posisi mereka masing-masing. Anak buah Ambrosio telah berjaga di semua pintu keluar masuk gedung. Mereka tahu mereka tak bisa ke mana-mana dulu untuk sementara waktu.
Hiro menghampiri Sisilia yang tengah berjongkok menatap kosong pada kotak ampul di tangannya. "Wah, Sisilia, kebetulan sekali kau memiliki obat penawarnya," ujarnya riang.
Sisilia menggeleng pelan dan bicara dengan suara direndahkan. "Aku rasa itu faedahnya untuk tidak pernah mengabaikan firasat buruk sekecil apa pun. Setidaknya aku berusaha mencegah terjadi sesuatu yang lebih buruk." Dia menatap Hiro dengan kening bertaut cemas. "Aku khawatir kejadian ini tidak berakhir di sini, Hiro. Meracuni banyak orang di tempat umum adalah tindakan terang-terangan seseorang yang haus perhatian."
"Ya, orang gila!" rutuk Hiro.
"Bukan, Hiro, ini lebih buruk." Hiro terdiam mendengarkannya. "Seorang sosiopat yang sangat pintar dan senang bermain dengan racun. Orang ini bukan hanya ingin menghancurkan satu klan, tetapi seluruh klan. Kalian semua dalam bahaya."
"Bukankah kita semua begitu?" sahut seorang pria membuat Hiro dan Sisilia menoleh kepada asal suara itu. Ren Nakamura melangkah mendatangi mereka sambil memegangi pedang yang tersemat di pinggangnya. "Bahaya selalu mengintai kita bahkan di tempat yang kita kira paling aman sekali pun." Ia berlutut dengan sebelah kaki di depan Sisilia. "Aku terkagum wanita sepertimu bisa melihat marabahaya di depan mata bahkan datang dengan membawa penawarnya." Ren meraih sebelah tangan Sisilia dan mengecup punggung tangannya. Sisilia mati kutu tak menyangka pria itu melakukan hal demikian padanya. "Perkenalkan, aku Ren Nakamura. Terima kasih telah datang tepat waktu. Kau telah menyelamatkan ayahku, Malaikatku!"
Dalam sekejap Hiro merasakan bulu kuduknya berdiri. Aura pembunuh mendekat dan ia segera menyingkir dari tempat itu.
"Malaikat pantatmu!" rusuh Ambrosio, tiba-tiba muncul dan mendorong pundak Ren dengan ujung sarung pedang. Ia menarik Sisilia untuk berdiri bersamanya. Ia mendelik pada Ren. "Dia bukan malaikatmu! Dia istriku!" ujarnya geram.
Hiro menutup mukanya di sudut ruangan. Mudah-mudahan kakaknya tidak membuat masalah baru lagi, karena setiap kali ada masalah, dirinya lah yang harus repot meminta maaf ke sana kemari.