Seungwoo memainkan ponselnya sambil mendengarkan beberapa lelucon yang keluarkan oleh Hangyul dan Seungyoun. Ini masih pagi, maknae line sudah berangkat sekolah kecuali Dongpyo, anak itu satu-satunya yang masih ada dikamar entah apa yang sedang dilakukannya. Seungwoo melirik Yohan dan Wooseok yang masih didapur mengahabiskan makanan pagi mereka.
Fokus Seungwoo teralihkan saat Dongpyo baru saja turun, anak itu menggunakan sweater merah muda dengan celana pendek selutut tampak semakin manis dengan rambutnya yang berantakan. Seungwoo berani bertaruh anak itu tidak menyisir rambutnya. Pipinya yang putih tampak merona oleh efek cuaca dingin. Rasanya seungwoo ini segera berlari dan mengusap pipi selembut marsmellow itu jika saja Yohan tidak lebih dulu mendekat dan membawa Dongpyo dalam rangkulannya menuju meja makan.
"Hyung, kau melamun?" itu pertanyaan Hangyul yang membuat Seungwoo menoleh.
"ada panggilan dari ponselmu?" Hangyul menunjuk ponsel yang dipegang Seungwoo, lelaki berhidung mancung itu segera berdiri untuk mengangkat panggilan telponnya.
Raut wajah seungwoo berubah datar saat melihat satu nama, Jung Subin. Tangannya bergerak menekan tombol hijau saat sudah duduk di ujung kasurnya.
"ada apa?"
"hyung, bisa kita bertemu?"
"aku tidak yakin, karena kami akan ada jadwal setelah ini Subin-a"
"Hyung, ku mohon. Aku tidak bisa membiarkan kita berakhir begitu saja"
Seungwoo memijat keningnya, kepalanya kembali pusing."lain kali saja, untuk sekarang aku tidak bisa dulu. Minggu depan mungkin, sekalian saja kita akan berkumpul juga bukan"
"aku mau sekarang Hyung, ayolah"
"tidak bisa kubilang, tolong mengerti Subin-a"
"kalau begitu aku akan menemui Dongpyo,"
"Jung Subin, jangan macam-macam tut.. tuutt" sambungan itu diputus sebelum Seungwoo menyelesaikan ucapannya, seungwoo mengusak rambutnya. Ia yakin Subin tidak akan bertindak nekat, lagipula hubungan mereka tak ada kaitannya dengan Dongpyo.
.
.
.
.
Dongpyo meminum coklat hangat yang baru saja belinya, itu adalah gelas kedua yang dia pesan. Saat ini dia sedang duduk di sudut cafe bernuansa cokelat sengaja memilih tempat yang sedikit terlindungi agar wajahnya tidak terlalu terlihat. Matanya melirik setiap pengunjung yang datang, berharap orang yang ditunggunya segera datang agar ia bisa segera pulang secepat mungkin. Musim dingin baru saja dimulai karena itu Dongpyo sebenarnya tak suka harus keluar disaat seperti ini.
Matanya sesekali melirik ponsel yang dia letakkan diatas meja berharap akan ada kabar dari orang yang memintanya datang ke tempat itu. Namun sayangnya, sudah hampir satu jam tak ada kabar sama sekali. Dongpyo beralih mengambil ponselnya, mencoba menghubungi sekali lagi. Sejujurnya Dongpyo cukup gugup, karena yang memintanya bertemu adalah Subin. Iya Jung Subin, kekasih Seungwoo. Subin bilang ada yang ingin dia bicarakan dengan Dongpyo, tapi Dongpyo bisa menebak bahwa hal ini ada kaitannya dengan perkataan Seungwoo tempo hari.
"kenapa tak diangkat, apa sedang sibuk?" Dongpyo bergumam, sambil melirik jam yang melingkar ditangannya sudah hampir pukul 5 sore dan ia harus segera kembali.
Dongpyo pada akhirnya memilih untuk mengirim pesan bahwa dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi, dan segera pulang sebelum para member mulai ribut mencari dirinya yang kembali menghilang.
Dongpyo pada mulanya berniat ingin langsung pulang sehabis dari cafe, tetapi bertemu Hangyul diperempetan jalan membuatnya berubah pikiran. Pikirnya, karena sudah terlanjur keluar sekalian saja ia setujui ajakan Hangyul, padahal ini sudah hampir malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAKUNA [SEUNGPYO]
FanfictionLakuna (n) • Ruang kosong, sesuatu yang hilang. HAN SEUNGWOO SON DONGPYO AS ROMANCE BXB