Dongpyo kembali terbangun seperti malam-malam sebelumnya, tubuhnya berkeringat, ada jejak air mata yang mengering dipipi putihnya, jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya. Lagi, Dongpyo kembali mendapat mimpi buruk itu lagi. Tangannya terkepal, ia menggigit bibir bawahnya berharap tangisnya tidak pecah saat itu juga, khawatir membangunkan seseorang yang ia kira sudah terlelap di kamar sebelah.
Suara pintu yang dibuka membuat Dongpyo menoleh, sosok yang lebih tinggi darinya bergerak dan mengambil tempat disebelahnya. Tubuh Dongpyo dibawa kedalam sebuah pelukan, punggung sempitnya ditepuk pelan;seolah memberi kekuatan bahwa semua akan baik-baik saja. sekian menit berlalu, wajahnya di bawa untuk menatap yang lebih tua. Pun demikian pengannya pada bahu yang lebih tua tetap tidak terlepas.
"mimpi buruk lagi"
Bukan pertanyaan sebenarnya, jelas sosok itu tau jika Dongpyo sering terbangun ditengah malam. Dongpyo hanya mengangguk memejamkan matanya merasakan sentuhan lembut pada kedua pipinya. Perlahan-lahan ia sedikit lebih tenang setelah sebuah ciuman mendarat dipucuk kepalanya; hal yang selalu ia dapatkan jika mendapat mimpi buruk.
"mau hyung buatkan susu hangat?"
Dongpyo biasanya akan lebih mudah tidur jika ia meminum segelas susu hangat. Tapi kali ini, anak itu kembali menggeleng.
"kalau begitu tidur lagi ya"
Dongpyo meremas kuat ujung baju yang lebih tua, menatapnya penuh harap dengan bibir melengkung kebawah.
"Hyung, tidak akan meninggalkan ku kan?" cicit dongpyo pelan, namun masih bisa didengar yang lebih tua.
"Tidak akan, hyung disini Pyo"
Tubuh Dongpyo kembali berbaring, yang lebih tua ikut berbaring bersamanya membawa tubuh dongpyo dalam sebuah pelukan hangat. Kepala Dongpyo diusap pelan;kecupan kecupan hangat mendarat diseluruh wajahnya.
"hyung,"
Yang lebih tua bergumam, tangannya beralih pada telinga Dongpyo;
"kau belum tidur sama sekali kan?"
Yang lebih tua tertawa, ia mengamati wajah Dongpyo yang berubah cemberut. Matanya terpejam merasaan usapan pelan pada kedua pipinya.
"matamu hitam, jangan tidur larut lagi"
"akan hyung usahakan, sekarang waktunya Pyo tidur lagi ini baru pukul 3 dini hari,"
"lagumu belum selesai?" Dongpyo bertanya tanpa menghiraukan perintah untuk segera tidur, kantuknya menghilang entah kemana. Mengajak yang lebih tua untuk bercerita mungkin bisa membuat matanya berat kembali.
"masih ada beberapa bagian yang harus diperbaiki, kenapa bertanya?"
Dongpyo menggeleng, tangannya beralih memainkan kancing piyama yang lebih tua. "Hyung, apa kita bisa bersama lagi?"
"kita masih berusaha Pyo, walau tidak yakin bisa sama seperti dulu"
Dongpyo hanya mengangguk, mengusak wajahnya setelah tangannya di genggam oleh yang lebih tua, tubuhnya dipeluk semakin erat.
"besok sudah seratus hari sejak 6 januari, kau tak akan melarikan diri dari pertemuan lagi kan?"
Dongpyo sedikit menjauh untuk dapat melihat wajah yang lebih tua, bibirnya mengerucut lucu membuat yang lebih tua gemas dan berakhir menggigit hidung kecilnya.
"Dia tidak akan datang kan?" Dongpyo bertanya pelan, sebenarnya dia sudah tau besok 'Dia' yang dimaksud Dongpyo tidak akan datang karena dia mengatakannya sendiri di grup chat X1 bahwa sedang sibuk dan ada pemotretan diluar kota. Hanya, Dongpyo tak begitu yakin dan masih belum siap jika harus bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAKUNA [SEUNGPYO]
FanfictionLakuna (n) • Ruang kosong, sesuatu yang hilang. HAN SEUNGWOO SON DONGPYO AS ROMANCE BXB