Dongpyo memejamkan matanya, membiarkan bias matahari menghangatkan tubuhnya. Musim dingin sebentar lagi akan tiba, merasakan hangat sebelum dingin berkuasa. Tubuhnya lelah; jam berlatih semakin padat; bukan hanya dirinya tapi mereka semua bekerja jauh lebih keras. Hanya berusaha menunjukkan bahwa mereka pantas untuk berdiri diatas panggung, bahwa semua yang telah terjadi bukan kesalahan mereka.
Dongpyo membiarkan angin menyapa tubuh kecilnya, bermain dengan rambut lembutnya yang mulai memanjang. Duduk dengan tangan menahan kedua tubuhnya kebelakang, wajahnya mengarah pada langit diatas sana berharap sang pencipta mendengar keinginannya; bahwa dia merindukan panggungnya; bernyanyi dan membagi rasa dengan penggemarnya. Hanya itu, setidaknya hanya itu doa dalam gumamnya.
Sesuatu menghalau cahaya matahari mengenai wajahnya, Dongpyo membuka kelopak matanya untuk sekedar mengintip siapa gerangan yang tengah mengganggu meditasinya.
"Apa yang kau lakukan?"
"Hanya, duduk dan menatap langit. Hyung sendiri darimana?"
Dongpyo merubah posisi duduknya, melipat kedua kakinya dan membiarkan tangannya mengusak rambutnya; agar tidak terlihat lepek.
"Keluar sebentar, menghirup udara bebas"
"Kenapa tak mengajakku?" Dongpyo merengut, marah karena Yohan jalan-jalan keluar tanpa dirinya. Kan dia juga ingin bertemu penggemar, setidaknya itu salah satu cara agar dia tak merasa tak kesepian. Iya, dorm mereka sedang sepi karena banyak member yang mendadak dapat panggilan untuk menuju perusahaan asal mereka. Entah untuk apa, dongpyo sendiri juga tidak tau.
"Kau tadi sedang tidur saat hyung keluar, lagipula hanya sebentar dan didekat sini saja." Yohan mengusak rambut Dongpyo lembut, mengambil posisi duduk disebelahnya.
"Tetap saja, aku jadi sendirian di sini"
"Ada Minhee kan? Dia tidak pergi kemana-mana"
"Apa yang hyung harapkan dari manusia kecanduan tidur itu, kuajak makan diluar tidak mau, main game tidak mau, alasannya selalu mengantuk" Dongpyo mengadukan kelakuan Minhee yang dianggapnya kelewat malas bahkan pemuda tinggi itu rela menahan lapar hanya agar tidak bergerak meninggalkan kasurnya hari ini.
Yohan terkekeh, mencubit pipi gembil dongpyo membuat pemiliknya berteriak. Sungguh, dongpyo sedang dalam mode begini terlihat semakin menggemaskan
"Hyung, apa kau ada mendengar kapan kita bisa aktif beraktivitas lagi? "
Senyum Yohan terlihat memudar, tapi dengan cepat ia tersenyum kembali. Tangannya meraih tubuh dongpyo, membuat yang lebih muda bersandar pada bahunya, "belum ada kabar apapun dari manager hyung."
"Padahal sudah dua minggu kita seperti ini," keluh Dongpyo.
"Tunggu sebentar lagi Pyo, kudengar dalam waktu dekat kita akan rekaman untuk album winter."
"Kuharap kita bisa segera tampil diatas panggung lagi hyung"
.
.
.
Seungwoo mengusap wajahnya sebentar, kepala pusing setelah pertemuannya dengan Ceo Play M agensi tempat ia bernaung. Tidak cukup dengan masalah yang grup barunya hadapi, lalu apa lagi sekarang. Kenapa semuanya tidak ada yang bejalan lancar. Kenapq juga agensinya ini harus ikut campur sekarang, ia sedang butuh dukungan bukan malah di tuntut untuk melarikan diri.
"Hyung, mau ku buatkan minuman hangat?" Subin menyentuh bahu Seungwoo, meminta atensi yang lebih tua karena sejak tadi Seungwoo hanya dia sambil memijit pangkal hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAKUNA [SEUNGPYO]
FanficLakuna (n) • Ruang kosong, sesuatu yang hilang. HAN SEUNGWOO SON DONGPYO AS ROMANCE BXB