Naruto menyisir helaian surainya kebelakang, mengenakan coat hitamnya, dan melangkahkan kaki keluar kamar.
"Ayo Sasuke." Naruto berjalan lurus keluar mansion
"Hn." Sasuke mengikuti langkah Naruto keluar.
Tiap setahun sekali, dihari peringatan kematian Hinata, Naruto akan pergi kekediaman Hinata dulu didaerah Okinawa, ia telah membangun kembali rumah besar itu dan mempekerjakan tiga orang maid untuk mengurus rumah itu.
Dulu rumah itu berada di pinggir hutan didaerah pesisir, namun saat ini rumah itu bagaikan vila besar yang berdiri kokoh didekat pantai. Tak jauh dari sana juga tersebar beberapa rumah penginapan megah.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Sasuke, Naruto selalu terlihat kacau, tiap kali akan berangkat ke Okinawa. Saat ini mereka sedang berada dimobil, menuju bandara untuk pergi ke Okinawa.
Sedikit-banyak Sasuke tahu mengenai masa kelam Naruto, ia adalah anak buah Naruto yang mengabdi paling lama padanya. Jadi ia bisa sedikit bersikap santai pada Naruto.
Banyak desas-desus mengatakan bahwa pria disampingnya ini tidak bisa mati dan menua, awalnya ia tak percaya sama sekali. Namun ia sudah ikut dengan Naruto sejak lulus SMA, dan benar saja pria itu memang tidak menua sama sekali, hingga kini usianya menginjak angka tiga puluh, Naruto justru terlihat lebih muda darinya.
"Aku merindukannya." Ujar Naruto sambil menatap kedepan.
"Wanita dilukisan itu?" Mata Sasuke tetap fokus kejalan didepannya. Ia tahu, dikamar Naruto terdapat lukisan besar seorang wanita.
"Hm, wanita dilukisan itu, dia istriku." Ujar Naruto sendu, sepertinya ini adalah kali pertama ia membicarakan mengenai Hinata pada orang lain.
"A-apa?" Sasuke terkejut sekali, Ia pikir wanita dilukisan itu adalah kekasih lama Naruto atau apa, yang jelas ia tak menyangka kalau itu istrinya.
"Kau tahu, rumah di Okinawa itu bukan milikku, rumah itu miliknya." Ucap Naruto sambil menatap keluar jendela.
"Apa yang terjadi padanya, dimana dia sekarang?" Sasuke tidak dapat menahan rasa penasarannya.
"Aku telah membunuhnya, padahal dia sedang hamil saat itu." Naruto memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya kekursi mobil.
"Kenapa kau membunuhnya, bukankah kau mencintainya?" Sasuke bertanya lagi, tidak mungkin Naruto tidak mencintai wanita itu. Lukisan itu adalah adalah salah satu buktinya, Naruto bahkan terlihat seperti begitu memujanya.
"Aku mencintainya, sangat mencintainya. Tapi aku melakukan kesalahan dan berakhir membunuhnya." Naruto mengatakannya, luka pedih dihatinya yang selama ini tak orang lain ketahui. Ia tak tahu mengapa, tapi tahun ini terasa cukup berat. Rasa rindunya sudah begitu memuncak hingga terasa menyiksa.
"Apa yang terjadi setelahnya?" Sasuke bertanya pelan, sepertinya ini adalah hal yang sensitif bagi Naruto.
"Kau pasti sudah mendengar desas-desus mengenai diriku yang tidak bertambah tua?" Naruto menarik sudut bibirnya, ia pernah mendengar orang-orangnya membicarakan hal itu.
"Apa itu benar?" Sasuke sedikit tersentak mendengar ini.
"Itu benar, kau mungkin akan sulit memahaminya." Naruto menatap keluar kaca jendela mobil.
"Apa itu ada hubungannya dengan kematian istrimu?" Sasuke mencoba mencari benang merah dari percakapan ini.
"Itu adalah hukumanku karena membunuhnya." Ujar Naruto seraya menghela napas. Ia tidak akan pernah lelah menunggu Hinata, ia hanya tidak sabar ingin bertemu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
RomanceSEKUEL REGRET Kesalahannya dimasa lalu harus dibayar dengan penantian panjang. Meski begitu, Naruto menerimanya. Tiap malam Hinata datang kemimpinya, membuat Naruto makin tersiksa, namun disaat yang bersamaan, itu dapat sedikit mengobati rindunya wa...