Choice

3.5K 379 69
                                    

"Biarkan dia masuk." Perintah Shikamaru pada anak buahnya yang berada digerbang utama

Pria itu membuka pintu gerbang lebar-lebar agar mobil mewah itu bisa masuk dan melewati gerbang.

"Aku tidak menyangka Naruto akan dengan mudah membiarkanku masuk." Ujar Toneri, dari kursi belakang mobilnya.

Toneri pergi dengan dua orang bayarannya ke kediaman Uzumaki itu. Tujuan utama ia kemari adalah mencari keberadaan Hinata. Bukakah itu terdengar sangat sopan, ia hanya ingin mencari tunangannya, itu saja.

Saat menginjakan kaki dan turun dari mobilnya, ia disambut oleh seorang tangan kanan Naruto yang ia tahu bernama Shikamaru. Ia sudah mencari tahu semua hal tentang Naruto sebelum datang kemari.

"Minggir." Toneri menabrak bahu Shikamaru, ia tak ada urusan dengannya.

"Khe dasar bedebah." Shikamaru mendengus.

Anak buah Naruto yang lain menahan dua orang bayaran yang berjalan dibelakang Toneri dengan kasar.

"Hey apa-apaan kau brengsek?!"  Orang bayaran Toneri berontak kasar. Namun anak buah Naruto menahan kedua pria itu dan menyeretnya keluar mansion.

"Hanya kau yang masuk." Ujar Shikamaru dingin.

"Ck sial." Jadi Naruto ingin bicara empat mata dengannya ya. Baiklah, Toneri akan menuruti kemauannya.

"Kunci mobilku." Ujar Toneri pada bawahannya yang sedang diseret, dengan sigap pria disana melemparkan kunci mobil disakunya kearah Toneri, bisa dipastikan dua bawahannya itu akan diseret keluar area mansion ini sekarang juga.

"Ikut aku." Perintah Shikamaru dan ia berjalan di depan Toneri, menunjukan jalan menuju ruang kerja Naruto di lantai dua.

Toneri hanya mendecih, dan mengikuti jejak Shikamaru memasuki mansion megah itu.

"Sampai bertemu di neraka." Shikamaru menarik sudut bibirnya, mungkin Toneri akan  keluar dari ruangan ini dalam kondisi tak bernyawa nanti.

Toneri melangkah masuk ke ruang kerja besar itu, dan mengedarkan pandangannya keseluruh sudut ruangan. Jadi begini suasana kantor seorang mafia kelas kakap. Yah ia tidak heran, jika Naruto bisa sekaya ini. Keparat itu memang sudah sangat tersohor di dunia bisnis.

Naruto berjalan ketengah ruangan kerjanya saat mendapati Toneri masuk. "Ku hargai keberanianmu datang kemari." Sindir Naruto.

"Khe, kau pikir aku takut padamu?" Toneri mendengus, ia bahkan sengaja datang kemari.

Naruto menatap tajam kearah pria itu, saat ini ia sedang menunggu waktu yang tepat untuk menyerang bedebah itu.

"Aku tak ingin berbasa-basi, dimana Hinata?" Toneri menatap mata Naruto tajam.

"Untuk apa kau mencarinya?" Naruto menahan amarahnya yang kembali naik.

"Itu bukan urusanmu, dia tunanganku. Carilah gadis lain atau cari saja pelacur diluar sana." Ujar Toneri dengan tatapan tajam menusuk.

"Brengsek." Naruto menggeram marah.

"Katakan dimana Hinata." Toneri sudah berencana membawa Hinata ke Singapura dan menikahinya disana, sekaligus mengurus perusahaannya yang sedang kacau karena keparat ini.

Jika keparat itu sangat menginginkan Hinata, maka Toneri akan membalaskan dendamnya melalui Hinata pula. Ia akan menyiksa keparat itu dengan menunjukan bahwa Hinata takkan pernah bisa lepas darinya. Dengan ia menyiksa Hinata, pasti itu mampu menyiksa Naruto juga secara perlahan.

"Kau pikir aku akan memberitahunya begitu saja? Berhenti berpikiran bahwa dia masih milikmu, kau hanya keparat yang terobsesi padanya dan menjadikannya sasaran kemarahanmu." Naruto berjalan kebelakang meja kerjanya.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang