Toneri berbalik kearah lorong yang berlawanan dengan apartment Hinata dan menunggu pria asing itu masuk kedalam lift. Jika Hinata melihatnya, bisa dipastikan gadis itu tidak akan membuka pintu apartment untuknya.
Begitu pintu lift tertutup, Toneri melangkah cepat kedepan pintu apartment Hinata dan menekan bel didekat pintu.
Hinata baru akan melangkah kekamarnya saat suara bel pintu berbunyi lagi, apa Naruto kembali, mungkinkah ada yang tertinggal? Tanpa berpikir panjang ia membuka pintu apartmentnya dan mendapati Toneri yang berdiri disana.
Tubuh Hinata terasa kaku, matanya melebar, ia buru-buru melangkah mundur, namun Toneri menahan lengannya kasar.
"Siapa pria tadi?" Tanya Toneri dengan nada dingin menusuk.
"K-kau, mau apa kau kemari?" Suara Hinata bergetar, Toneri pasti melihat Naruto.
"Oh, jadi aku tidak boleh kemari lagi!? Apa yang dilakukan pria itu disini?" Toneri melangkah masuk kedalam apartment Hinata.
Hinata mendorong tubuh Toneri, menahannya agar tidak masuk kedalam apartment. Namun sayang, tentu saja tenaga Toneri jauh lebih besar daripada dirinya.
"Pergi kau dari sini!" Hinata berteriak tertahan, ia takut.
"Kau sudah berani mengusirku ya?" Toneri memojokan Hinata dibalik pintu apartment.
Tubuh Hinata gemetar, ia ketakutan. Apa yang akan dilakukan Toneri padanya?
"Kau selingkuh dengan pria lain?" Toneri mengurung Hinata dengan tubuhnya.
"Hentikan ini Toneri!" Hinata menatap mata Toneri dalam.
"Hentikan katamu!?" Toneri menarik surai Hinata dan menabrakan belakang kepala Hinata kepintu.
Hinata memejamkan matanya erat, ia sudah tahu akhir dari pembicaraan ini nantinya. "Kita sudah berakhir, kumohon berhenti menyiksaku." Ujar Hinata dengan mata berkaca-kaca yang menatap nyalang kearah Toneri.
"Aku tidak pernah setuju saat kau minta hubungan ini berakhir." Toneri mencengkram surai Hinata. "Aku lihat pria itu menciummu." Toneri mengusap pipi Hinata yang tadi disentuh pria lain.
Hinata mengalihkan pandangannya, ia menahan tangan Toneri yang menarik surainya.
"Kau mempermainkanku selama ini, dan kau berselingkuh dibelakangku. Gadis tidak tahu diuntung." Bisik Toneri ditelinga Hinata, ia mengambil sebuah payung yang ada dibalik pintu, kemudian menarik baju Hinata dan menyeret gadis itu ke ruang tengah.
Kaki Hinata terseret kasar, ia meronta sekuat tenaganya. Karena terus meronta,Toneri memukul wajahnya dengan cukup keras hingga ia tersungkur.
PLAK
Hinata jatuh tersungkur didekat sofa, sambil memegang pipinya. Hinata buru-buru bangkit berdiri dan mencoba keluar dari apartment, namun Toneri mencekik lehernya dan membanting tubuh Hinata ke sofa besar itu."H-hentikan!" Hinata berteriak keras seraya terus meronta.
Toneri memukuli tubuh Hinata dengan payung yang ada ditangannya tanpa ampun.
BUGH BUGH
Hinata menggunakan tangannya untuk melindungi wajah dan kepalanya, Toneri memukuli seluruh tubuhnya dengan keras, bahkan jari jari Hinata mulai tergores besi tajam dipayung itu hingga berdarah.Hinata mencoba menarik payung itu dan Toneri malah melempar payung itu kearahnya hingga ia jatuh tersungkur kelantai.
"Kumohon h-hentikan..." Hinata mengerang kesakitan, namun Toneri menulikan telinga dan menendang perut Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
RomanceSEKUEL REGRET Kesalahannya dimasa lalu harus dibayar dengan penantian panjang. Meski begitu, Naruto menerimanya. Tiap malam Hinata datang kemimpinya, membuat Naruto makin tersiksa, namun disaat yang bersamaan, itu dapat sedikit mengobati rindunya wa...