Assalamu'alaikum
Maaf yaa Cerita ini saya publis ulang. Karna ada suatu hal😂✌
Enjoy!!
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️Perkenalkan nama aku Halwah Inayah Aqiqah. Aku Adalah anak Kedua dari dua bersaudara. Aku mempunyai Abang yang bernama Fadhil Al-Fatih Pranaja. Usia kami terpaut 7 tahun. Abang bekerja sebagai Ceo di perusahaan yang di kelola bersama sama abi.
Abang adalah orang yang jail dan over protektif kepadaku, abang selalu berbicara lembut kepadaku, umi dan abi dan juga kepada orang yang dia kenal lama. Tapi tidak dengan yang lain, abang akan berbicara dingin, kadang aku menegurnya karena aku tidak suka melihat orang berbicara dingin. Tapi aku sangat sayang sama abangku.
Aku mempunya umi yang sangat cantik, kalau berbicara dengan anak-anak nya selalu berbicara lemah- lembut dan dia adalah Bidadari surga ku Umi Meira Hulya Azzahra.
Andika Pranaja adalah cinta pertamaku, yang selalu sabar akan tingkat kekanak kanakanku, iyaa dia adalah abi ku. Orang yang pertama maju apabila ada seseorang yang akan menyakiti putri kecil kesayanganya.
✴️✳️✴️✳️✴️✳️✴️
Halwah Pov
Hari ini adalah hari terakhir ku datang ke sekolah ku, yaitu SMA Harapan Bangsa.
Aku dan ke dua sahabatku yaitu Tiara Zaskya dan Ridho Lukman Al-Syakib. Kami sudah berteman selama hampir 6 tahun, karena kami bertemu saat kelas 1 SMP.Ara adalah panggilan kami untuk Tiara. Ara orang nya sangat cerewet, perhatian, ceplas ceplos kalau bicara, penyuka oppa oppa korea, walau begitu dia selalu mematuhi aturan agama dengan menutup aurat, walau kadang suka khilaf saat nonton drama korea.
Idho adalah panggilan ku untuk Ridho. Idho orang nya sangat baik, perhatian, cool, sholeh dan kalau berbicara sangat irit, dan Idho juga partner kelahi nya Ara.
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
Saat ini Kami bertiga sedang berada di kafe, dan lagi mengurus berkas berkas untuk lanjut ke perguruan tinggi, kami berencana ingin masuk ke universitas yang sama. Ara ingin mengambil jurusan Akuntansi, Idho mengambil jurusan Kedokteran dan Aku ingin mengambil jurusan Ekonomi Syari'ah.
"Yaudah senin kita langsung pergi ke universitas nya aja wa, gimna?" Ara.
"Klau aku sih terserah kalian, aku ngikut aja, tapi emng lebih cepat lebih baik sih, tidak baik menunda-nunda, gimna idho setuju gk?" tanya Halwah
"Iya". Jawab idho singkat.
"Ada mulut itu digunakan buat ngomong idho, jawab nya jangan singkat-singkat napa." jawab Ara
"Cerewet" jawab idho lagi.
"udah-udah gk usah kelahi dong, malu di lihati orang-orang tuh". Ucap Halwah sambil mata nya mengarah ke meja lain.
"Iyaiya maaf deh yaa Halwah nyaa araa" ucap ara sambil meluk Halwah dengan erat.
"yaudh ayo balik, keburu sore. Naik mobil aku aja gk usah naik taksi". Ucap idho sambil berdiri dan pergi meninggalkan halwah dan ara.
Halwah dan ara pun pergi peninggalkan kafe dan menuju keparkiran, dan masuk kedalam mobil idho.
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
"Terima kasih yaa idho udah nganteri halwah, bawa mobil nya hati-hati dan antarkan ara kerumah dengan selamat ya." ucap halwah setelah keluar dari mobil.
"Dadahhhh halwah sampai ketemu senin nanti yaaa, muahhh." ucap ara sambil kasih love tangan ala ala korea, dan idho melihat itupun menatap tajam ke arah ara.
"Apasih idho mata nya biasa aja dong natap Ara nya". Ucap Ara sambil melotot ke arah idho.
Idho pun tak membalas perkataan dan tatapan melotot dari Ara.
"Iya, aku pergi Assalamu'alaikum." ucap idho dan menaikan kembali kaca mobil nya dan pergi.
"Wa'alaikumsakan" ucap halwah dan masuk dan membuka pintu gerbang pagarnya.
Sampai depan pintu, halwah mengetok ngetok pintu tapi tidak ada yang membuka pintu sama sekali. Dan halwah mengetok kembali dan tidak lama bibi mina membuka pintu.
"Assalamu'alaikum bi" ucap halwah sambil mencium tangan bi mina.
"Wa'alaikumsalam, maaf yaa halwah bibi tadi di dapur jadi tidak mendengar kalau ada yang mengetok." ucap bibi mina.
"Tidak apa-apa bi, halwah juga baru aja datang nya kok, oiya bi umi sama abi kemana yaa?"ucap halwa, iya tersenyum dan masuk kedalam rumah.
"nyonya sama tuan tadi pergi, kata nya ingin bertemu sama teman lama gitu." ucap bi mina.
"ohh yaudh bi, halwah ke kamar dulu, mau ganti baju"
"oiya non, nanti bibi kasih tau kalau umi sama abi nya non udah datang."
Halwah mengangguk dan tersenyum, lalu naik ke atas.
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
Dimeja makan
"Abi setiap makan selalu melirik umi, seperti ada yang mau di omongkan." ucap halwa dalam hati.
Ehemm, suara abi terdengar di meja makan, dan kami semua menatap abi.
"hmm gini, Halwah kan sekarang udah besar, dan juga sekarang udah mau masuk kuliah kan?" tanya abi halwa dengan senyum hangat nya.
Halwah menatap abi dengan bingung. Dan halwa menjawab. "iyaa abi, emng ada apa ya bii?". Ucap halwah dengan senyuman yang selalu menghiasi wajah cantik nya.
Abi berfikir sebentar dan kembali menatap umi. "gini, abi tadi kan pergi untuk ketemu sahabat lama abi, kami banyak sekali bercerita tentang masa-masa kuliah kami dulu, dan sabahat abi teringat tentang janji kami dulu" ucap abi berhenti sebentar, dan kembali mengambil nafas.
"Kami berjanji akan menjodohkan anak kami kelak, anak pertama sahabat ayah adalah laki-laki dan anak pertama abi juga adalah laki-laki, jadi tidak mungkin abi menjodohkan abang kamu dengan dia, hanya halwah lah anak perempuan abi satu-satunya, untuk memenuhi janji itu, apakah halwa bersedia di jodohkan dengan anak dari sahabat abi?" ucap abi dengan tatapan memohon.
Dan halwah menatap abi nya dengan tidak tega, air mata nya sudah menggenang di pelupuk matanya. Abang nya yang memperhatikan pembicaraan dari tadi, akhirnya membuka suara.
"Apakah tidak terlalu cepat bi? Halwah masih berumur 18 tahun, dan halwa juga akan masuk kuliah." ucap Fadhil yang sedari tadi diam.
Kini giliran umi nya yang berbica dan menatap mata halwah sendu.
"Nama nya adalah Faris, dia adalah seorang dosen, dia baik, pekerja keras, sholeh dan berbakti kepada orang tuanya, karena ibunya faris adalah sahabat bunda dulu."ucap bunda lembut dan tersenyum."Umi yakin, pilihan Abi tidak akan salah nak. Umi sama abi juga tidak akan memaksa halwah menerima perjodohan ini". Ucap umi sambil memeluk Halwah dan mengelus lembut kepala halwah yang tidak tertutup jilbab.
"Beri Halwah waktu seminggu umi, abi, untuk halwah berfikir dan sholat istikharah dulu." ucap nya sambil tersenyum. Tidak ada yang tau bahwa dibalik senyumnya terdapat kepedihan.
▪
▪
▪
▪
▪
▪♥ ️♥ ️♥️ ♥️ ♥️
"Bukan hak kita yang menetukan seberapa berharganya kita dimata orang lain. Tapi itu adalah hak orang lain untuk menilai kita, dan kewajiban kita adalah terus menebarkan manfaat untuk orang lain".
~Halwah Inayah Aqiqah~Selamat membaca yaaa!!☺
Ini cerita pertama sayaaa, janga lupa vote dan komen yaa♥️
Maaf bila bnyak typo nyaa:)Jazakillah khair🌹
Follow ig saya yaa : sintyanm10
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesabaran Hati Seorang Halwah
RomanceMOHON MAAF BILA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH ATAU ALUR CERITA, TAPI CERITA INI MURNI HASIL PIKIRAN SAYA SENDIRI❤ ▪ ▪ ▪ Bukankah rumah tangga harus dibangun bersama-sama agar bisa berdiri kokoh? Lalu bagaimana dengan aku yang selalu berjuang sendiri meng...