bergema

322 107 2
                                    
















"kamu pilih aku atau bukumu?"


si matahari lugu melampirkan tanya. matahari lainnya berwarna sahaja di langit sebagai gantungan dalam tema sang surya.

netra lucy polos terkesima, bukan pada pertanyaan. melainkan dari spektrum suara si adam yang melambung pelan ke dalam rungu si hawa.

"helios, suara kamu bergema."

"kita tidak sedang di gua, sayang."

lucy mengusap pelan sampul buku yang baru saja ia tutup rapat, "aku tahu."

"mustahil bergema, kita duduk di atas ruang yang terlampau terbuka."

helios membalas.

sepasang anak manusia itu sepakat menyaksikan pulangnya matahari di pesisir, sembari menyapa kembali hangat sang surya yang tersenyum.

"suara kamu bergema," lucy berhenti sejenak, fokus ia limpahkan pada netra hangat helios, "sampai ke atma."

hati mana yang tidak bergemuruh bahagia?
helios kehilangan barisan kalimat di kepala, bahkan raganya diam.
tidak ada! balas helios dari dalam jiwa.

si hawa merapikan surainya, lalu jari permai ia landaskan di atas surai mataharinya, setelah itu ranumnya mengeluarkan fakta,




















"bukan ruang kita yang terlampau terbuka, tapi suara kamu yang teramat sejahtera."

















epochsolitude

diunggah saat—

hari ketiga pada bulan ketiga di tahun duaribuduapuluhsatu

hari ketiga pada bulan ketiga di tahun duaribuduapuluhsatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

senyum haechan damai sekali.

dalam rasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang