di penghujung jalan sepi kala itu disertai gusar dalam relung hati, helios menapakkan kakinya lebih cepat dari si hawa yang ia belakangi.burung bersorai menyaksikan tingkahnya karena pelik hati.
si matahari sedang muram.
"aku lelah mengejarmu, helios. kakimu panjang langkahmu lebar."
helios menghentikan langkah dan mendadak burung terdiam bisu mengintip dari balik pohon.
"aku sedang marah."
"pada siapa?"
"mereka."
si hawa berdiri tepat di hadapannya, mendadak panas hati hilang terganti sejuk.
"mereka kenapa?"
"mereka bilang tidak ada yang berakhir selamanya di dunia ini."
lucy menunggu lanjutan dari si adam,
sementara helios sibuk menata hati yang terpukau tenggelam dalam netra samudera si kekasih."aku tidak suka dengan perkataan mereka."
"tidak apa jika kamu tidak suka," lucy mendaratkan jari lentiknya di rahang si matahari beratensi memberi ketenangan,
"karena perkataan mereka tak elak hanyalah sebuah omongan basi tak berdasar."
si matahari menarik gadisnya dalam rengkuhan damai,
"kamu benar,
karena cintaku padamu adalah selamanya."
epochsolitude
diunggah saat-
hari ketigabelas pada bulan keempat di tahun duaribuduapuluh
apa kabar semuanya?
stay healthy and be safe! i love you !
KAMU SEDANG MEMBACA
dalam rasa
Short Story❛ kepada sang semesta yang berkuasa, izinkan aku mengemban rasa. ❜ ☾ spin-off dari KUAS SARWA☽ ft. lee haechan .˙lowercase .˙bahasa dalam rasa © epochsolitude, 2020 15/01/20