anw, thank you! i hope yall will always love helios and lucy. ♡
selingkup adam dan hawa itu diwarnai romansa, hangat kaitan jemari keduanya senantiasa mengundang terlena."jikalau aku bukan helios, apa kamu akan tetap menyukaiku?" si matahari bertanya ragu, lain akan suaranya penuh teduh.
"tidak."
di sela rajutan langkah keduanya pun bisik bulan dini hari, lucy memberi jawab dengan lugas juga pasti.
"kenapa?" helios tenggelam dalam netra samudera milik semestanya.
helios dan lucy selaras dengan harmonis.
tungkai lucy terhenti. si hawa membawa jemarinya mengusap lembut paras rupawan sang terkasih.
"karena kamu helios. si pembawa eunoia ke denting detik milik aku, perayu lagi sang empu asmaraloka malu-malu milikku."
helios tidak malu-malu merekahkan senyumnya. si matahari bahagia, dan adam itu berniat berlagak pongah terhadap sinar pendar rembulan.
"aku tidak tahu gimana rasanya suka orang jika dia bukan kamu, helios. karena yang aku cintai saat ini adalah helios. kamu."
andaikata angin berbicara, ia niscaya melantangkan kegembiraan sebab melingkupi dunia dua sejoli ini. pun pendar bulan sebagai deklarasi afeksi yang meraya.
siapa mungkin yang tidak jatuh pada kedua cucu adam dan hawa ini?
epochsolitude
diunggah saat—
hari keenam pada bulan keenam di tahun duaribuduapuluhsatu
i have a headache, ugh!
eh, eh, silakan mampir ya ke bawah sini!
Helios dan Haechan sedang berulang tahun, jadinya aku buat rangkaian kalimat di atas. <3
KAMU SEDANG MEMBACA
dalam rasa
Conto❛ kepada sang semesta yang berkuasa, izinkan aku mengemban rasa. ❜ ☾ spin-off dari KUAS SARWA☽ ft. lee haechan .˙lowercase .˙bahasa dalam rasa © epochsolitude, 2020 15/01/20