"aku punya nama lain."kudapan tertata apik ia acuhkan, fokusnya disita tak tersisa oleh matahari hati.
"haechan." helios menjawab.
"apa itu?"
"nama panggilanku, dari bunda."
"artinya?"
"cerah dan bersinar."
"tapi bukankah helios berarti dewa matahari? itu merangkup keduanya."
"bunda tidak mau mendewakanku, beliau bilang cerah dan bersinar sudah cukup. matahari namun bukan dewa matahari."
lucy masih terpaku pada netra gelap di hadapan, helios melanjut,
"katanya kata dewa terlalu besar, konsekuensi."
"lantas mengapa ia sematkan nama helios padamu?"
"kemauan ayah, pesan terakhir yang beliau harap-harapkan."
"sebagai sang empu, kamu suka helios atau haechan?"
"keduanya."
"kalau begitu, aku tidak akan memilih."
"memilih apa?"
"tadinya aku berniat memanggilmu haechan, unik dan jarang. aku ingin spesial bersama bundamu,"
helios menunggu sambungan kekasih.
"tapi mau helios atau haechan, yang kusuka hanya kamu. apapun namamu."
"apapun maumu, namaku akan terdengar istimewa."
balas si matahari bersamaan senyum hangat yang ia lukis.epochsolitude
diunggah saat-
hari kesembilanbelas pada bulan pertama di tahun duaribuduapuluh
terima kasih yang masih setia membaca!
KAMU SEDANG MEMBACA
dalam rasa
Short Story❛ kepada sang semesta yang berkuasa, izinkan aku mengemban rasa. ❜ ☾ spin-off dari KUAS SARWA☽ ft. lee haechan .˙lowercase .˙bahasa dalam rasa © epochsolitude, 2020 15/01/20