Delapan

1.6K 174 25
                                    

JUST BE MINE
By Perthppe
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Main Cast :
Perth Tanapon
Saint Suppapong
Mean
Plan
Tonnam
And others ..
.
.
.
.
.
.
.
.
JUST ENJOY GUYS


Saint terus menatap lantai penuh minat. Mengabaikan Perth yang terus menatapnya tajam.

"Bagaimana kau bisa mengenalnya?" Tanya Perth dengan suara dalamnya. Tangannya yang tadi di silangkan didada lalu dimasukkan ke kantong celana hitamnya.

"Sudah kubilang kan aku tidak mengenalnya. Dia yang tiba tiba datang dan sok kenal denganku." Jawab Saint, raut wajahnya nampak kesal karna Perth sudah bertanya beberapa kali tentang itu.

"Jangan dekat dekat dengan orang itu."

"Yaaa.."

Saint menghembuskan nafas bosan menghadapi Perth. Keduanya masih diam tak mengeluarkan suara hingga hampir 5 menit berlalu.

"Aku mau ke kelas. Minggir.."

Akhirnya Saint berdiri, setelah duduk diam menunggu Perth menjauh dari pintu namun Perth masih diam disana, menatap tajam kekasihnya.

"Phi Perth!" Kesal Saint akhirnya.

"Tetap disini."

"Tapi aku masih punya jam kuliah setengah jam lagi!"

"Tunggu sampai jam masuk mu."

"Tapi aku ingin ke kantin dulu. Aku lapar."

Saint berusaha memberi alasan agar Perth mau mengeluarkan nya dari ruangan ini. Ruangan dimana Perth menciumnya untuk pertama kali, secara paksa tentu saja.

.

"Mau makan apa?"

Saint masih memasang raut kesalnya. Rasanya ia diperlakukan seperti anak kecil yang tidak bisa apa apa dan dimanja. Lihat saja bagaimana tangannya yang di pengang erat lalu didudukan di pojok. Saint bahkan sampai merasa malu karna mahasiswa lain melihat mereka sambil berbisik bisik, menyebalkan sekali.

"Terserah." Jawab Saint tanpa mau melihat Perth. Hilang sudah rasa laparnya.

"Mau sup udang?"

"Terserah."

Perth sedikit kesal mendengar jawaban Saint. Ia sebisa mungkin menjaga Saint dan melayani pria manis ini, tapi Saint malah memberi wajah tidak sukanya.

"Berhenti bersikap seperti ini, atau aku akan menghukummu."

"Phhptt.. Bercandamu tidak lucu Phi." Saint menahan tawanya mendengar ucapan Perth. Memangnya dia anak kecil sampai harus dihukum.

"Aku tidak main main dengan ucapan ku." Kata Perth, wajahnya serius sekali walau tampak melunak setelah melihat senyum Saint.

"Terserah." Saint terlalu masa bodoh dengan ancaman Perth. Masih belum mengerti arti hukuman yang akan diberikan oleh Perth.

Saint mengeluarkan ponselnya setelah Perth menghilang dibalik orang orang yang mengantri.

Satu pesan dari nomor tidak dikenal membuat Saint mengernyitkan dahinya.

"Siapa?" Gumannya setelah membuka isi pesan itu.

'Hai Saint, senang bertemu denganmu. Dan sampai bertemu di lain hari.'

Bertemu? Siapa?

Ah! Apa laki laki di ruang lukis tadi? Yang benar saja. Dari mana dia bisa mendapatkan nomor ponselnya.

Just be Mine (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang