01 : Siapa dia?

2.3K 82 5
                                    

Happy Reading❤

Hope u enjoy guys
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Senja telah berpamitan sejak beberapa jam yang lalu, kini tinggallah rembulan dengan sinarnya yang remang remang, juga ditemani bintang yang berhamburan di langit. Malam ini, langit terlihat cantik berseri, begitu menawan untuk dipandang, tanpa ada awan yang kerap menjadi topengnya. Ditemani angin malam yang menusuk hingga tulang, aku mengamati gemerlapnya bintang. Pandanganku terjatuh ke salah satu bintang yang bersinar terang, cahayanya begitu memikat, aldebaran, setahuku itulah nama bintangnya.

Seketika ingatanku terlempar ke beberapa minggu yang lalu. Aku teringat akan salah satu ciptaan Tuhan yaitu Alfa Centauri Aldebaran, namanya begitu unik dan idah secara bersamaan, sosok yang mampu menarik atensiku sepenuhnya. Dia memang bersinar seperti bintang Aldebaran dan juga Alfa Centauri.

"Harap tenang! Penonton dimohon jangan memasuki lapangan" Alfa berujar dengan begitu tegas, tanpa mengalihkan pandangannya, matanya tetap menyorot pemain bulu tangkis yang sedang bertanding.

Aku terdiam memperhatikannya, dia siapa? Dalam benak aku bertanya, pasalnya aku tak pernah melihatnya selama ini, apakah dia murid baru? Atau anak kelas 10? Atau malah aku yang tak pernah keluar kelas sampai sampai aku tak mengenali adik kelasku sendiri

"10 sama" dia tersenyum simpul dan kembali fokus dengan empat orang didepannya

'DEG' senyuman itu... Oh Tuhan, bagaimana bisa senyuman itu terlihat begitu manis dan memikat. Aku terpaku beberapa saat mengamati ciptaan Tuhan yang nyaris sempurna itu.

"Dis lo tau dia siapa? " akhirnya akupun memutuskan untuk bertanya kepada sahabatku, Disya. Pasalnya dia selalu mengetahui semua anak di seluruh angkatan, sampai si adik kelas culun, Dika pun ia tau. Dia juga anak yang cukup sering berbuat ulah, terlihat bar bar dimata adik kelas.

"Lo gatau? Gila lo, dia itu Alfa, cogannya kelas 11" Disya mendumel dengan pandangan yang masih asyik melihat pertandingan di depannya.

Alfa? Manis sih, pantes banyak fansnya. Akupun kembali memperhatikan gerak geriknya, tak jarang ia tersenyum tipis saat salah satu pemain mencetak angka. Aku bahkan tak fokus menonton pertandingan karena menatapnya terus menerus, rasanya seperti ada magnet di dalam dirinya, hingga aku tak bisa mengalihkan pandanganku barang sedetik pun.

"Dar, udah kali ngeliatinnya, diliatin balik tuh, malu maluin lo"

Dan benar saja, pandangan kami bertemu untuk se persekian detik sebelum ia kembali fokus ke pertandingan. Oh tuhan, jantungku begitu menggila, dan jangan lupakan wajahku yang pastinya sudah memerah seperti tomat, udara disekitarku serasa memanas. Sungguh ini sangat memalukan, bagaimana bisa aku malah hanya diam saja tanpa mengalihkan pandanganku. Ah, harga diriku sebagai kakak kelas tiba tiba hilang, lenyap begitu saja. Bagiku sangat memalukan jika kakak kelas menyukai adik kelasnya sendiri, apalagi aku perempuan.

"Dis keluar kuy, gue malu abis" aku menarik paksa tangan Disya keluar lapangan karena saking malunya.

"Lo sihhh, kata gue juga apaaa" Disya menghentak hentakkan kakinya tak terima, pasalnya dia masih ingin menonton gebetannya yang sedang bertanding.

"Ig dia apaan? Gue pengen follow Dis"

"aldebaranc_ jangan ngarep di follback, fans dia banyak banget" ucapan Disya membuat semangatku yang sebelumnya menggebu gebu, menjadi lenyap seketika. Padahal aku berharap dia akan memfollback ku, ah sepertinya aku terlalu berharap, dia kenal aku saja tidak.

"Bodo amat lah Dis, gue bisa dm dia minta follback"

"Helloooo, kemana dirimu yang menjunjung tinggi harga diri dan gengsi selangit Daraaa"

"Misi kak"

Mendengar suara itu, aku langsung bergeser, ah aku lupa kalau kita ternyata kita masih berada di tengah jalan, dan orang itu adalah Alfa, ya dia yang berbicara itu tadi adalah Alfa, bagaimana bisa aku tidak sadar Tuhan.

"Astaga, memalukan sekali ya Tuhan" runtukku

Rasanya aku sudah tak tau lagi mau ditaruh dimana mukaku saat kembali bertemu dengan dia. Beberapa hari lagi liburan semester akan berakhir, kegiatan belajar mengajar akan segera dilaksanakan dan itu artinya mau tak mau aku harus siap.

"Astagaa, bagaimana bisa ada cowok selucu dia" pikiranku masih tertuju pada Alfa, rasanya aku tak mampu menghilangkannya dari pikiranku.

Dar, lo harus tau ini, ternyata dia jago basket" Disya menarik tanganku keluar kelas untuk melihat Alfa yang sedang bertanding basket. Memang saat ini sedang ada acara porsenitas, yang wajib dilakukan setelah selesai ujian semester. Jadi semua siswa menunjukkan bakatnya yang tak terlihat saat hari hari biasa.

"Oh my Alfa, bagaimana bisa, astagaaa astagaaa" aku heboh sendiri melihat di sedang bermain basket dengan begitu lihainya, sampai sampai aku tak sadar jika sekarang aku mendapatkan tatapan heran dari teman teman sekelasku.

Ditengah lapangan, dia bagaikan bintang aldebaran di langit malam, terlihat begitu bersinar dan mencolok. Dengan kaos pink kebanggaan kelasnya dan celana jersey pendek, ia terlihat begitu menawan. Tak lupa dengan keringat yang metes di sekitar pelipisnya dan rambut yang berantakan, menambah daya tarik tersendiri bagi kaum hawa. Ah sungguh pahatan yang nyaris sempurna, walaupun dia tidak tinggi tinggi amat.

"Tuhan, terimakasih telah menciptakan dia"

"Yah buceen deh, dia gak diciptain buat lo doang kali Dar, plis deh gausah alay, dia juga belum tentu jodoh lo, dasar makhluk halu" Disya mendumel tak terima atas gumamanku, padahal aku hanya bergumam lirih, tapi dia masih bisa mendengarnya.

"Astaga, aku bisa gila kalau seperti ini caranya" runtukku. Aku pun memutuskan untuk kembali ke kamar, udara diluar semakin dingin. Dan gila saja jika aku sakit hanya karna memikirkan Alfa di balkon.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

To be Continued

Yogyakarta, 09 Feb 2020

ADARA ALDEBARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang