HAPPY READING💖
HOPE U ENJOY THIS STORY LUV💜
I Purple u :)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Author POV
Siang ini Dara, Disya, Dirga dan Hendra berkumpul di diruangan Alfa. Dirga dan Hendrapun memilih membolos pelajaran untuk menemani Alfa.
"Oh iya, soal Reyhan gimana?" tanya Disya tiba tiba.
'Deg'
Jantung Hendra seolah berhenti sepersekian detik mendengar pertanyaan Disya, Reyhan lagi. Hendra berusaha menetralkan wajahnya, agar teman temannya itu tidak mencurigainya.
"Astaga, gue lupa kalo mau kasih tu bocah pelajaran, enak aja main nyelakain Alfa" Dirga menepuk jidatnya menyadari hal penting yang telah ia lupakan.
"Udah, gausah diurus, sekarang yang terpenting itu keadaan Alfa." ucap Hendra.
Ketiga orang yang berada di ruangan itu menyirit mendengar ucapan Hendra. Laki laki itu terlihat santai, seolah tak mempermasalahkan apa yang telah Reyhan perbuat.
"Lo gila Hend? Dia udah nyelakain Alfa malah lo biarin gitu aja?" protes Dara tak terima. Rasanya Dara ingin mengeluarkan otak Hendra karena dirasa otak laki laki itu tak berfungsi.
"Apa jangan jangan lo dipihak Reyhan?" tuduh Disya dengan tatapan mengintimidasinya.
Sedangkan Dirga, laki laki itu hanya menatap tajam Reyhan seolah mengisyaratkan agar laki laki itu memberi penjelasan.
"Gak gitu kak... Eumm, gue... gue cuma pengen kita fokus dulu sama Alfa." elak Hendra dengan terbata bata yang malah menunjukkan jika laki laki itu tengah menyembunyikan sesuatu.
"Hendra Axelio Dirgantara" Dirga semakin menajamkan tatapannya dan berucap dengan penuh penekanan.
"Udah Dir, bener juga kata Hendra, Alfa jauh lebih penting." ujar Disya yang berusaha menengahi. Gadis itu tak mau Dirga membuat keributan di rumah sakit. Kalian tau sendiri kan jika Dirga marah akan seperti apa.
Hendra menghela nafasnya lega, tapa sadar Disya telah menyelamatkannya kali ini. Sebenarnya Hendra tak ingin menyembunyikan fakta yang sebenarnya. Hanya saja, ia butuh waktu untuk mengungkapkan semua itu. Hendra hanya takut jika nantinya teman temannya akan menjauhinya karena telah membunuh orang.
"Ya Tuhan" pekik Dara saat jari Alfa yang berada di genggamannya bergerak pelan.
"Kenapa kenapa? Why?" heboh Disya.
Tanpa menjawab pertanyaan Disya, Dara segera memencet tombol yang berada di brangkar Alfa untuk memanggil dokter.
"Kak ada apa? Alfa kenapa?" tanya Hendra bingung karena Dara tak kunjung memberi tau mereka apa yang sebenarnya terjadi.
"Jari Alfa gerak" lirih Dara.
"Alhamdulillah ya Allah" Tau taunya Dirga sudah bersujud dan berucap dengan penuh haru. Terlihat jelas jika laki laki itu sangat bahagia.
'Cklek'
"Kalian tolong tinggalkan ruangan ini, saya akan memeriksa Tuan Muda Alfa" ucap seorang dokter perempuan yang terlihat masih sangat muda.
Dirga yang mendengar suara halus dari dokter itu pun segera bangun dari sujudnya. Dokter itu terlihat menahan tawanya melihat tingkah Dirga. Malu, itu lah yang dirasakan Dirga saat ini. Tanpa banyak bicara, Dirga segera keluar dari ruangan Alfa diikuti oleh Disya, Dara dan Hendra.
"Anjir lah, malu bat gue, mana cakep lagi tu dokter" keluh Dirga.
"Ho oh, bening bat tuh" timpal Hendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA ALDEBARAN
Teen Fiction[END] Aku dan kamu adalah dua bintang yang sama terangnya. Kita tak mungkin bersama, di rasi yang sama, karna bintang yang paling terang hanya ada satu, hanya kamu atau hanya aku, bukan kita -Spica Adara Hope you enjoy and happy reading💜💜💜 Cerit...